MATURE CONTENT
Menghembuskan kepulan asap rokok dari mulutnya lalu kembali menghisapnya pelan dengan tatapan matanya yang kosong terus memandang lurus ke depan.
Jinae termenung diam bukan tanpa alasan. Otak kecilnya terus mencari cara mengatur strategi rencananya yang belum sepenuhnya sempurna.
Apa yang Jinae harapkan itu tak boleh gagal. Akan jadi sia-sia jika apa yang telah ia rencanakan batal begitu saja hanya karena kesalahan kecil atas dirinya sendiri.
"Kau melamun lagi." Ucap Baekhyun yang datang mendekat tak lupa dengan kopi panas yang dibawanya di atas nampan lalu meletakkannya di meja dekat sofa.
Tepat saat itu juga Jinae mengulas senyum dan mematikan putung rokoknya yang tersisa setengah ke dalam asbak untuk membuangnya.
"Kau yakin tidak akan pergi kemanapun hari ini?" Tanya Jinae sekali lagi memastikan.
1 jam lalu sebenarnya ia sudah menanyakan pertanyaan yang sama pada pria Byun itu lantaran hari ini keduanya sepakat untuk mengambil cuti bersama.
Memanfaatkan hari libur bukankah lebih baik jika pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang? Namun sepertinya agenda milik Jinae dan agenda Baekhyun tak sama jadi di sinilah mereka berakhir menghabiskan waktunya di dalam kamar di apartement Baekhyun seharian.
"Kau mau pergi ke suatu tempat? Jika iya, maka kita akan pergi ke sana sekarang." Jawab Baekhyun penuh perhatian.
"Tidak jadi saja. Aku tiba-tiba merasa malas. Lebih baik di rumah dan menikmati waktu berdua. Itu jauh lebih baik, benarkan?" Kekeh Jinae sambil mengalungkan kedua tangannya pada leher jenjang Baekhyun dengan manja.
"Aku tahu kau tengah bosan sekarang."
Jinae menatap wajah Baekhyun lekat untuk beberapa menit sebelum pada akhirnya melepas pelukannya pada pria Byun itu lalu bangkit sambil melepas pakaian luarnya dan menyisakan pakaian dalamnya saja.
"Aku ingin berendam, kau bisa menyusulku ke dalam jika kau mau." Ucap Jinae berjalan berlalu menuju ruang kamar mandi di ujung ruangan.
Baekhyun yang sejak tadi memperhatikan wanitanya itu hanya bisa terdiam dengan senyuman kecil terhias di sudut bibirnya menatap tingkah Jinae.
××××
"Bagaimana kabar paman?" Tanya Kai membuka suara setelah hening beberapa saat.
Sehun tak langsung menjawab, pria itu menegak habis minuman miliknya sebelum kembali menuangkannya lagi ke dalam gelasnya dan menggoyangkannya memutar dengan tatapannya yang datar.
"Aku hanya berharap mereka baik-baik saja." Jawabnya lalu menegak lagi minumannya dan meletakkan gelas kaca miliknya itu sedikit kasar.
"Apa Jinae sungguh tak memberitahumu?"
Sehun berdecih, "kau mengenal Jinae jauh lebih baik daripada aku dan kau mengatakan hal semacam itu padaku? Konyol."
Kai memandang Sehun prihatin. Ia bukan bermaksud untuk menilai buruk mengenai sikap Jinae ataupun yang lain hanya saja, ia sendiri pun tak mengetahui pasti apa sebenarnya rencana wanita itu di belakangnya.
"Pernikahan itu, apa kau sungguh akan mengijinkannya begitu saja?" Tanya Kai mengalihkan topik.
Pada akhirnya Sehun menoleh menatap arah Kai dalam tatapan matanya yang sulit terbaca seperti biasanya.
"Aku bahkan tidak tahu siapa pria itu. Tapi melihat Jinae yang bahagia saat mengatakan ingin menikah, aku pikir ini tidak akan jadi masalah. Benar?"
Sebenarnya Kai bisa saja mengatakan yang sebenarnya pada Sehun siapa pria yang akan dinikahi Jinae nantinya hanya saja bibirnya kelu untuk berucap dan logikanya justru seolah memintanya untuk tetap diam.