MATURE CONTENT
Sehun akui dirinya saat ini benar-benar tengah diselimuti kekalutan yang menjadi-jadi dengan sepasang netranya yang terus bergerak gelisah menatap khawatir keluar jendela mobilnya menatap arah jalanan.
Berharap mampu menemui kedua orang tuanya dengan mudah justru kini ia harus menghadapi kepahitan juga kekecewaan mendalam lantaran salah seorang detektif yang menangani kasus ayahnya tak mengijinkannya sama sekali menemui orang tuanya meski Sehun telah sepenuhnya jujur mengatakan dirinya adalah putranya.
Flashback
"Maafkan saya, tapi anda tidak di ijinkan untuk menemui mereka sekarang." Ucap seorang detektif bertubuh besar dan juga kekar.
"Bagaimana bisa? Aku adalah putranya, apa kalian tak percaya?" Tanya Sehun mulai bersuara keras.
"Sekali lagi maafkan kami."
"Kau tak percaya bahwa aku putranya kan? Benar?" Tanya Sehun emosi seraya mengacungkan telunjuknya tepat di hadapan pria kekar itu terpaksa.
Sungguh, Sehun takkan menghilangkan rasa sopannya jika dirinya benar-benar dihargai sebagai orang yang terhormat namun kenyataannya ia justru tak diterima dan di tolak secara terang-terangan meski dirinya telah mengatakan jujur sekalipun.
Detektif itu pun kini mulai terpancing emosi dan langsung mencengkram tangan Sehun kuat bukan bermaksud melukai melainkan hanya untuk membuat pria bermarga Oh itu mengerti akan apa yang dikatakannya dan mau mengikuti aturan.
"Saya sudah cukup bersabar sejak tadi menghadapi anda tapi kali ini saya tidak akan segan-segan melukai jemari anda jika terus memaki kami yang bertugas di sini untuk mencoba menghormati anda, tuan Oh Sehun."
Sehun berdecih, "kau mengetahuiku tapi kau tetap memperlakukanku seperti ini?-- aku sungguh ingin menemui orang tuaku!!" Tegas Sehun sekali lagi tak mau kalah.
"TUAN!!"
"APA?!!--baiklah aku menyerah, tapi beritahu aku alasannya. Mengapa aku tak diijinkan untuk menemui orang tuaku?" Tanya Sehun kembali menekan emosinya menghentikan keributan.
"Nona Oh Jinae tidak mengijinkan siapapun untuk menemui kedua orang tuanya termasuk anda."
Seketika itu juga Sehun terdiam, terkejut dengan apa yang baru saja dirinya dengar. Kernyitan di keningnya langsung terlihat jelas guna mencoba paham akan situasi yang sedang terjadi.
Oh Jinae? Adiknya? Bagaimana....?
Bagai di tampar oleh sebuah kenyataan yang tak terduga Sehun benar-benar tidak percaya dengan apa yang kini tengah dialaminya. Rangkaian teka teki di mana sikap adiknya yang sempat membuatnya bertanya-tanya sekarang terjawab sudah walau Sehun akui ia masih merasa ada yang salah dari ini semua.
Mengambil ponselnya dari dalam saku jasnya dan segera menghubungi seseorang.
"Wae?"
"Apa Jinae sedang bersamamu sekarang?"
"Aniyo. Dia hari ini pulang ke rumahnya. Waeyo?"
"Pulang ke rumah? Ku pikir dia membenci tinggal sendiri di rumah selama aku pergi."
"Entahlah, tapi dia sungguh pulang ke rumah hari ini. Aku yang mengantarnya tadi.---kau sungguh pergi ke Paris?" Tanya Kai.
"Hem, aku belum lama sampai dan mungkin akan ada di sini untuk beberapa hari ke depan. Jadi bisakah kau menjaga adikku selama aku pergi?"
"Apa kau sakit?" Tanya Kai dari seberang telpon merasa curiga dan Sehun yang paham pun hanya terkekeh.