MATURE CONTENT
"Dia memang seorang pelacur."
Seketika itu juga Jinhae pun menarik kemeja pria kekar dph hadapannya ini dengan menatapnya tajam siap melayangkan pukulannya sebelum pria itu sudah lebih dulu menghindar, mengantisipasinya terlebih dahulu dengan mencengkram kuat pada pergelangan tangan Junhee kuat.
"Jangan membuat keributan nona." Desisnya memperingati.
"Kau yang memulainya." Balas Jinhae mulai marah.
"Lepaskan atau anda tidak akan mendapatkan informasi apapun?" Ancamnya yang mana langsung membuat Jinhae sejenak mendengus kalah dan melepaskan cengkramannya kemudian dengan kasar.
Pria kekar itu pun berdeham sebentar mencoba mencairkan suasana sambil tangannya masuk ke dalam saku jas yang di kenakannya lalu memberikan secarik kertas yang mana itu adalah tanda pengenal.
"Mungkin kau bisa menemui pria itu jika kau ingin tahu lebih banyak informasi mengenai Yerim.---dia adalah pria yang cukup sering berhubungan dengan Yerim. Karena jujur saja kami hanya menerimanya sebagai pekerja ketika dia datang tanpa mau tahu apa yang menjadi alasannya." Jelas pria itu jujur.
Jinhae tak menjawab namun matanya langsung tertuju pada kartu pengenal yang tengah dibawanya saat ini dan membacanya dengan teliti.
"Zhang Yixing." Gumamnya membaca.
Kerutan keningnya semakin jelas terlihat kala netranya tak asing melihat huruf cina yang tertulis di sana dan nama Yixing seolah membuatnya mengingat akan nama familiar yang pernah dirinya kenal.
××××
Tok...tok.. tok
Ceklek
"Jinhae, bisakah kau---mwoya? Dia belum datang?" Ucap Kai mengernyitkan keningnya kemudian.
Mengambil ponselnya dalam saku lalu mencari nomor Sehun untuk dihubunginya sebelum ingatannya kembali menghantamnya mengingat jika pria Oh itu tengah tak ada di Korea sekarang.
"Astaga, aku melupakan ini.---tapi, tidak mungkin kan jika gadis itu pergi ke kantor Sehun?" Lirihnya berucap sendiri.
Meletakkan berkas laporan yang sempat dibawanya ke meja Jinae sebelum Kai pun segera keluar ruangan setelahnya untuk kembali bekerja.
Baru saja hampir mendudukan diri di kursi miliknya getaran pada ponselnya langsung membuat Kai pun segera menghentikan gerak tubuhnya dan menatap pada layar ponselnya yang menyala dan tertulis nama Baekhyun di sana.
Cring~~
"Ossooseyo." Sapa pekerja kafe tersebut menyambutnya ramah dan Kai hanya mengulas senyum sebentar sebagai balasan sebelum pada akhirnya fokus mengedarkan pandang mencari seseorang yang sukses membuatnya keluar dari kantor sebelum jam makan siang.
Hingga sepasang netranya pun menangkap sosok Baekhyun di sana tengah terdiam menatapnya datar seolah enggan untuk bertemu.
Kai berdecih sekilas lalu berjalan mendekat.
"Kau cukup mampu datang ke kantor tanpa menyeretku keluar seperti ini." Sindir Kai.
"Aku malas parkir."
Kai memejamkan matanya mencoba sabar menekan rasa kekesalannya yang bisa saja menguar saat ini juga, jika tak ingat dirinya tengah berada di tempat umum sekarang. Oh sungguh Kai seperti diingatkan oleh sifat Jinhae yang tak berbeda jauh dari Baekhyun saat ini.
"Terserah kau saja. Sekarang lebih baik kau katakan apa yang menjadi tujuanmu memintaku kemari?"
Baekhyun tak menjawab tapi tangannya sibuk masuk ke dalam jasnya dan mengambil sesuatu dalam sakunya sebelum pada akhirnya memberikannya pada Kai terang-terangan.