MATURE CONTENT
Jinae bahkan lupa kapan dirinya benar-benar merasa bahagia dalam hidupnya. Menjadi putri yang menanggung beban terberat dalam keluarganya seakan menjadikan hidupnya teramat tertekan setengah mati sejak Jinae masih cukup dini untuk mengerti akan situasi.
Kedua orang tuanya terlalu sibuk dan kakaknya pun juga melakukan hal yang sama. Sempat merasa muak akan apa yang dirinya kerjakan, selalu diatur dan terkekang namun sekali lagi tersadar kala Kai selalu ada untuknya memberinya semangat.
Mengingat pria itu maka sama halnya mengingat jika pria Kim itu hanyalah tempat pelampiasannya di kala penat.
"Enghhh."
Erangan itu terdengar di tengah pagutan bibir keduanya yang panas nan intim memulai sejak beberapa menit lalu. Belum sampai sejauh itu, hanya saling meraba dan meremas mencari kepuasaan tersendiri dari masing-masing.
Decakan dari suara ciuman mereka sungguh menjadi alunan indah di dalam kamar berwarna monokrom itu dengan cahaya lampu yang temaram gelap tak terlalu terang, di mana justru menambah kesan sensual yang mendukung keduanya dalam berbuat lebih dari sekedar berciuman.
Baekhyun bisa saja melakukannya saat ini juga atau mungkin di waktu mereka bersama sebelum-sebelumnya. Melebihi sekedar berciuman, tapi sekali lagi Baekhyun bukan pria yang egois, ia menggunakan strategi mendekati Jinae dan ia pun juga memiliki tingkat kesabaran untuk menyentuh gadis Oh itu sejauh yang dia mau.
Jangan lupakan jika Jinae adalah gadis yang cukup agresif atau mungkin teramat agresif jika sudah menyangkut mengenai hal-hal berbau dewasa seperti saat ini.
Dan kini Baekhyun dibuat terkejut akan tingkah Jinae yang terus bergerak-gerak di atas pangkuannya di mana gadis itu tengah menggoda sesuatu di pusat tubuh keduanya bagai cacing kepanasan.
"Emhh."
Baekhyun menggeram berat dikala Jinae tak berhenti bergerak seolah tengah bercinta walau kenyataannya mereka masih belum sampai ke tahap itu untuk bisa saling memiliki satu sama lain.
Jinae tak pernah seperti ini sebelumnya, seliar apapun dirinya di atas ranjang Kai lah yang selalu menjadi pelaku pertama yang memulainya terlebih dahulu. Jadi sekarang ia sendiri tidak tahu mengapa menjadi seperti lupa diri dan memilih memulainya dulu, menggoda Baekhyun bagai jalang yang haus akan belaian.
Baekhyun membalas, pria itu bergerak memuaskan diri juga pada Jinae di area leher gadis itu hingga meninggalkan bekas. Lenguhan serta desahan Jinae sudah menjadi candunya setiap kali mereka berciuman.
Dan ketika jemari tangan Baekhyun hampir menyentuh area dada gadis itu deringan pada ponsel Jinae seketika menginstrupsi kegiatan mereka yang mana membuat Jinae sempat berdecak sebal setelahnya menoleh pada arah tasnya yang tergeletak di atas ranjang tak jauh darinya.
Menatap Baekhyun dengan raut kecewa menjadikan pria Byun itu tersenyum membalas.
"Jawab saja teleponnya. Aku masih di sini tidak akan pergi kemanapun." Ucap Baekhyun penuh perhatian seolah tahu apa yang tengah dipikirkan gadis Oh itu saat ini.
Beranjak turun dari atas pangkuan Baekhyun dengan terpaksa lalu mengambil ponselnya dari dalam tas dan menerima panggilan masuk tersebut kemudian.
"Yeobo---"
"..."
"MWO?!!" Teriak Jinae setelahnya setelah apa yang baru saja dirinya dengar.
"...nde, saya akan segera ke sana sekarang." Ucap Jinae di akhir kalimat sebelum pada akhirnya memutus sambungan teleponnya kemudian.