MATURE CONTENT
Sejujurnya tanpa perlu repot-repot Jinae memikirkan apakah ia mau menjadi kekasih Baekhyun atau tidak keinginan semacam itu adalah keinginan awal yang langsung terbesit olehnya ketika dia pertama kali mengenal Baekhyun saat malam di bar waktu itu.
Baekhyun adalah sosok pria yang sukses membuatnya tak berhenti tersenyum menggila meski hanya menyebutkan namanya.
Dan sekarang ketika bayangan itu terbukti nyata justru Jinae yang kini bungkam, bingung harus menjawab apa.
Memijit keningnya dalam pejaman mata yang terus berulang sejak setengah jam lalu dan Kai yang melihat itu pun hanya bisa menghela nafasnya kasar mencoba untuk paham walau dia sendiri sulit untuk paham. Karena baginya apa yang Jinae lakukan adalah berlebihan.
"Sampai kapan kau akan seperti ini?" Tanya Kai membuka suara.
"Sampai aku mendapatkan jawaban." Jawabnya tanpa membuka mata dan menghentikan pijatan pada keningnya.
Kai mendesah lagi, "jika memang kau menyukainya mengapa tak kau jawab iya saja? Demi Tuhan kau merepotkan dirimu sendiri sekarang. Aigoo." Gerutunya menyindir.
Dengan perlahan wanita Oh itu pun membuka mata menatap lurus ke depan dengan ekspresi wajahnya yang datar. Apa yang dikatakan Kai memang benar, hanya tinggal menjawab iya maka semuanya akan selesai tapi sayangnya itu tak semudah apa yang diucapkan. Hatinya mungkin berdebar ketika Baekhyun mengatakan hal itu tapi ada hal lain juga yang tak mampu membuat bibirnya menjawab iya walau ia mungkin bisa lakukan itu dengan mudah.
Kai memandang Jinae melamun kembali dalam diamnya menjadikan pria itu memutar bola matanya jengah lantaran ucapan sebelumnya benar-benar sia-sia.
"Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang?" Gumamnya frustasi.
××××
"Stop!" Ucap Sehun tegas.
Seorang pria yang tengah bersamanya sedang duduk di hadapan sebuah laptop yang menampilkan cctv kecelakaan pada malam itu menjadikan Sehun mulai menggeram tertahan lantaran merasa ada yang aneh akan insiden waktu itu.
"Apa itu? Apa itu mobil?" Tunjuk Sehun pada arah sisi tergelap layar yang mana dalam cctv tersebut tak ada pencahayaan yang cukup dan hanya ada dari cahaya mobilnya saja yang sepenuhnya sudah mengeluarkan asap akibat benturan keras.
Pria itu pun ikut menyipitkan matanya mendekatkan wajahnya mendekat pada layar berusaha meyakinkan jika itu benar mobil atau bukan.
"Aku tidak begitu yakin, tapi---"
Sehun berdecak sejenak, "perhatikan baik-baik." Tunjuknya sekali lagi dan pria yang bersamanya itu pun cukup lama terdiam mencoba mengamati dengan teramat seksama sebelum pada akhirnya memekik tiba-tiba membenarkan apa yang dikatakan Sehun barusan.
"BENAR!! ITU ADALAH MOBIL!!" teriaknya merasa tak percaya.
Sehun mengepalkan tangannya kuat sekarang, ia tak bodoh untuk sekedar mengetahui siapa pemilik mobil hitam itu yang berada di dekat tempat dirinya mengalami kecelakaan malam itu.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanyanya pada Sehun ikut merasa khawatir.
"Aku akan menyusun rencana.----simpan rekaman itu dengan baik. Aku tidak mau jika sampai orang lain tahu." Ucapnya tegas.
"Nde algetsemnida."
🎀
Jinae merenggangkan seluruh tubuhnya tepat ketika rapat terakhirnya berakhir baik. Bangkit berdiri setelahnya lalu berjalan keluar ruang rapat kemudian.