MATURE CONTENT
Sudah lebih dari 10 menit Baekhyun hanya melakukan foreplay tanpa berniat untuk memulainya langsung ke intinya. Jinhae yang sejak tadi mendesah di bawah kungkungannya jelas merasa teramat kesal. Demi Tuhan pusat tubuhnya sudah gatal meminta untuk segera di manjakan.
"Ahh Baekh.. bisakahh ouhh kau langsung sajahh.. ahh."
Tak ada jawaban, pria Byun itu hanya terkekeh sebagai tanggapan sebelum pada akhirnya menghentakkan miliknya begitu keras sampai Jinhae untuk sejenak memekik sambil mencengkram kuat bahu suaminya itu menahan perih.
Hanya sebentar Baekhyun hanya diam sambil bibirnya tak berhenti mengecup dan mengigit leher jenjang istrinya itu hingga meninggalkan bekas. Setelahnya keduanya pun berirama bergerak berlawanan arah mendesah menggeram bersama.
"Auhh kau sangattt nikmat sayanggh eunghh." Desah Baekhyun memejamkan mata dengan terus menggerakan pinggulnya semakin cepat.
Kebrutalan Baekhyun yang memasukinya justru membuat Jinhae pusing karena nikmatnya. Kepalanya terdongak dengan pejaman mata yang kuat sambil terus mendesah, keerotisan mereka di atas ranjang dengan minim cahaya pada ruang kamar menjadikan keduanya lupa waktu dan juga lelah. Padahal sebelumnya Baekhyun berjanji hanya akan melakukan sekali karena perlu tidur lebih awal sebelum esok harinya pergi bekerja di lapangan tapi sekarang justru pria itulah yang lupa waktu sampai mengabaikan bunyi alarm di atas nakas samping ranjang yang menandakan pukul 5 pagi.
"Akh!! Sayanggh... matikan.. ahh alarmnya ahhh." Ucap Jinhae mencoba berkata di tengah desahannya yang sesekali teredam bantalnya lantaran posisinya yang membelakangi Baekhyun dan menekan kepalanya di atas bantalnya setiap kali suaminya itu memberinya hentakan kuat.
Baekhyun tak menjawab namum gerak tangannya yang terulur mengarah pada jam kecil di atas nakas langsung menekan tombol guna mematikannya tanpa berhenti ataupun menjeda gerak tubuhnya pada Jinhae.
"Ahhhh"
Desahan panjang keduanya menandakan jika permainan mereka telah sepenuhnya berhenti. Pelepasan yang kesekian kalinya mereka dapati bersama terselip doa penuh harap adanya hasil membuahkan di sana sebagai hadiah kecil dari Tuhan dan itu jelas akan menjadi hal terindah bagi Jinhae maupun Baekhyun.
Memeluk erat tubuh istrinya itu dari belakang sambil menyelimuti tubuh keduanya yang masih telanjang, menikmati keheningan untuk beberapa saat sebelum Jinhae pun menoleh menatap Baekhyun tersenyum.
"Baekhyun."
"Ada apa sayang?"
"Jika semuanya telah selesai, apakah kita bisa hidup bahagia seperti pasangan lainnya?" Tanya Jinhae di tengah keheningan.
"Tentu saja, kita akan bahagia seperti pasangan lainnya."
"Berjanjilah padaku untuk selalu tetap bersamaku dalam hal apapun Baekhyun."
Jemari pria itu pun menarik pelan dagu sang istri untuk menatapnya, mempertemukan kedua pasang mata yang saling memandang dalam bentuk ucapan tak terucap.
"Apa kau tidak percaya padaku? Janji semacam itu sudah kita ucapkan di hari pernikahan kita sayang. Kenapa harus berjanji lagi untuk hal yang sama?"
"Karena aku tidak mau kehilanganmu Baekhyun. Aku benar-benar takut jika hal buruk menimpa kita entah kapan itu."
Seketika itu juga Baekhyun merengkuhnya memeluk erat Jinhae mencoba menenangkan. Mengusap-usap lembut punggung istrinya itu penuh sayang.
"Tidak akan ada yang bisa membuat kita berpisah. Aku akan memastikannya untukmu dan itu adalah janjiku." Ucap Baekhyun dengan tegasnya dan Jinhae hanya menganggukkan kepalanya sambil mengamini apa yang suaminya itu katakan dalam hati walau di sisi lain masih ada rasa kekhawatiran yang menggebu mengusik pikirannya.