MATURE CONTENT
Flashback
"Dia Oh Jinae? Gadis kaya raya itu? Woah.. pantas saja setiap hari dia berangkat dengan mobil yang berbeda-beda."
"Benar. Aku juga pernah diberitahu ibuku jika Jinae itu gadis yang sombong."
"Oh, pantas dia tak punya teman, ternyata dia sombong."
Semua gunjingan itu terekam sangat jelas ditelinga Jinae di saat dirinya tengah mencari buku yang perlu ia pinjam untuk menyelesaikan tugasnya, namun salahnya Jinae justru mendengar sesuatu yang tak seharusnya dirinya dengar sekarang.
Sebenarnya ini bukan kali pertama jika dirinya banyak mendapat gunjingan, kata-kata tak mengenakan yang memang ditujukan padanya tapi ini pertama bagi Jinae mendengarnya langsung dengan kedua telinga sendiri.
Jinae bisa saja marah saat ini juga membalas perkataan mereka karena telah mengatakan hal-hal yang tak masuk akal tentangnya namun Jinae pikir itu tak akan ada gunanya juga jika memang orang yang membicarakannya adalah benar membencinya.
"Mereka bahkan jauh lebih buruk dari yang kau duga."
Seorang pria asing datang tepat ketika Jinae baru saja akan berbalik badan dan pergi dari sana meninggalkan tempat.
Pria tinggi dengan senyum ramah dan hangatnya.
"Nuguseyo?"
Pria itu kemudian mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.
"Kim Jongin. Kau bisa memanggilku Kai."
Dahi Jinae mengernyit seketika, merasa aneh akan nama yang baru dirinya dengar.
"Kai? Kenapa tidak Jongin?"
Kai mengendikkan bahunya menjawab, "Aku lebih menyukai orang-orang memanggilku Kai daripada Jongin.---terdengar keren kan?" Kekehnya percaya diri.
Jinae hanya menggelengkan kepalanya lalu bermaksud melangkah pergi namun tangan Kai kembali mencekal menahannya untuk tetap berdiri di tempat.
"Kau tak ingin membalas perkenalanku?"
"Bukankah kau sudah tahu namaku---Kim Jongin ssi." Ucap Jinae diakhiri tawa seraya melangkah pergi meninggalkan tempat dengan raut wajah Kai yang mengumpat menahan kesal lantaran gadis itu baru saja memanggil namanya setelah ia sudah berusaha keras untuk tetap terlihat keren.
××××
Kai memandang Jinae lamat seolah tak bosan. Perlu Kai akui selain Jinae cantik, gadis itu selalu memiliki auranya sendiri dalam setiap tingkahnya sekalipun hanya bernafas. Terdengar berlebihan kan? Ya biarkan saja karena begitulah yang Kai rasakan selama bertahun-tahun mengenalnya.
Merasa terus diperhatikan Jinae pun menoleh menatap Kai dengan memicingkan matanya merasa curiga.
"Kau tak sedang membayangkan tubuhku saat telanjang kan?"
"Jika iya bagaimana? Kau mau kita bercinta sekarang? Di ruanganmu ini?" Tantang Kai dengan wajah mesumnya menggoda.
Saat itu juga pena yang berada di tangan gadis Oh itupun langsung melayang tepat mengarah pada Kai dengan tiba-tiba menjadikan pria itu tak sempat menghindar sebelumnya.
PLETAK!!
"Aww!!" Pekik Kai mengaduh kesakitan sambil mengusap-usap kepalanya yang baru saja terkena lemparan pena maut dari wanita gila yang sayangnya teramat cantik untuk dikatakan gila.