Hari ini adalah hari terakhir kelas XII melaksanakan ujian. Leo dan teman-temannya berencana untuk pergi clubbing dengan judul merayakan selesainya ujian. Sebelumnya mereka memang pernah clubbing tapi tidak sering, selayaknya anak remaja tapi masih tau batasan.
"Lu udah baikan sama Alexa?" Tanya Dava pada Leo. Saat ini mereka bedua berada di rumah Dava. Leo sudah menceritakan apa yang terjadi hari itu pada Dava.
"Belum." Jawab Leo sambil memainkan ponselnya.
"Menurut gue, Alexa nggak salah sih." Ucap Dava sambil menyisir rambutnya di depan cermin.
"Kok lu jadi belain Alexa?" Ucap Leo dengan nada kesal sambil melihat ke arah Dava. Dava menatap Leo dari pantulan cermin.
"Gue bukan belain bini lu! Tapi bener yang Alexa bilang, apa salahnya lu curiga sama Vita! Dari awal lu pacaran sama dia juga dia aneh, masa nggak mau untuk sekedar jenguk nyokap lu doang, nanya kabarnya aja cuma sesekali. Tiap lu ajak jalan ada aja alasannya. Kencan sama dia kalo dia yang ngajak doang, kalo lu nggak ngajak dia selalu nolak. Lu nggak mikir apa?" Ucap Dava panjang lebar. Garis bawahi, panjang lebar. Baru kali ini Dava bicara sepanjang ini, walaupun dengan Leo dia lebih banyak bicara, tapi ini jarang terjadi.
Leo memikirkan ucapan Dava dan Alexa, memang ada benarnya, tapi Leo tidak ingin hanya karena masalah sepele hubungannya dengan Vita jadi berantakan.
"Ah udahlah, gue nggak mau bahas masalah ini, gue juga udah lupain." Kata Leo.
"Yaudah, lu minta maaf sama Alexa kalo gitu." Kata Dava yang sekarang menatapnya intens.
"Iya." Jawab Leo dan mengakhiri pembicaraan antara mereka.
Pukul delapan malam, Leo dan Dava bersiap untuk pergi ke club yang biasa mereka datangi. Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai. Di sana sudah terdapat Aksha dan Fano yang sudah duduk di bar dengan segelas minuman beralkohol.
"Bro!" Tegur Leo menepuk pundak Fano.
"Nyampe juga lu pada." Jawab Fano.
"Iyalah nyampe, lu pikir mereka kenapa bisa kagak nyampe." Bukan Leo yang menjawab tapi Aksha.
"Biasa." Ucap Dava pada sang bartender tanpa menghiraukan sahabatnya. Tanpa banyak tanya, sang bartender meracik segelas minuman untuk Dava.
"Siap." Ucap sang bartender sambil memberikan hasil racikannya pada Dava dan Dava menenggaknya sampai habis lalu memberikan acungan jempol tanda minuman yang dibuatnya enak.
Waktu terus berjalan sampai tak terasa hari semakin malam. Club makin banyak didatangi orang-orang. Ada yang hanya sekedar minum, ada yang berdansa di lantai dansa, dan juga ada yang melakukan sesuatu di kamar. Leo dan teman-temannya masih dalam keadaan sadar.
Fano dan Aksha yang konyol, selalu menggoda para gadis yang ada di sana, sedangkan Dava dan Leo hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu. Saat Leo sedang memperhatikan kedua sahabatnya, matanya melihat seorang gadis yang sangat ia kenal.
"Vita." Ucapnya parau. Ya, Leo melihat Vita dengan pria yang ia temui hari itu di kafe yang tak lain adalah Farel keluar dari lorong kamar. Mendengar ucapan Leo, ketiga sahabatnya mengikuti arah pandangan Leo. Leo dengan segera menghampiri Vita dan Farel diikuti oleh ketiga sahabatnya.
"Vita!" Ucap Leo dengan tegas. Vita dan Farel terkejut dengan kedatangan Leo, tapi hanya sebentar.
"Apa-apaan ini? Kamu sama sepupu kamu ngapain dari arah kamar?" Tanya Leo.
"Terlanjur ketawan, mending ngaku aja deh, Babe." Ujar Farel sambil melingkarkan lengannya di pinggang Vita.
"Babe?" Ucap Leo yang mengerutkan keningnya karena mendengar Farel memanggil Vita dengan panggilan Babe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage
RomancePerjodohan yang dilakukan sangat mendadak, membuat dua insan yang tak pernah saling mengenal harus menjalani kehidupan yang tak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mencoba menerima satu sama lain bukanlah hal yang mudah. Bertengkar setiap saat...