Pagi hari, Leo dan ketiga sahabatnya sudah siap dengan seragam sekolahnya, Leo dibantu Dava untuk menghangatkan makanan yang dibuat Alexa semalam. Fano dan Aksha menunggu di meja makan sambil bermain game di ponsel masing-masing. Leo dan Dava membawa makanan ke meja setelah selesai dihangatkan.
"Wih, siapa yang masak nih?" Tanya Aksha yang langsung meletakan ponselnya. Cacing di perutnya sudah berdemo sedaritadi karena membutuhkan makan.
"Makanan semalem, diangetin." Jawab Dava sambil menarik kursi kosong dan mendudukinya.
"Lu beli makan?" Tanya Fano pada Leo.
"Kagak, ada yang masak kemarin, terus gue angetin buat sarapan. Udah makan terus kita berangkat." Jawab Leo.
"Siapa yang masak?" Tanya Fano lagi.
"Lu tuh kalo nanya kudu sampe akar ya? Makan aja udah, enak banget ini." Kesal Leo yang membuat Akhsa tertawa dan Dava terkekeh tapi Fano cemberut. Mereka mulai mengambil makanan dan menyuapkan ke mulut mereka.
"Anjir, ini enak, siapa yang masak? Bu Esih? Enak anjir masakannya!" Kata Fano setelah menelan suapan pertamanya.
"Lu beli ya? Nggak mungkin nih bikin! Fix, lu beli! Kibul aja lu." Lanjut Aksha.
"Ini kagak beli!"Bantah Leo.
"Terus siapa yang masak?" Tanya Fano.
"Iya, Bu Esih yang masak!" Jawab Dava.
"Enak ya, gue kira Bu Esih cuma jago masak mie instan, ternyata masakannya enak juga. Masakan almarhumah Tante Andin juga nggak kalah enak." Kata Fano.
"Hahaha, yaudah cepet abisin." Kata Leo.
Selesai makan, mereka langsung pergi ke sekolah, Leo dengan mobilnya, Dava dengan mobilnya, Fano dan Aksha bersama. Tiga mobil bergengsi beriringan memasuki gerbang sekolah. Para gadis berteriak karena yang tahu siapa pemiliknya. Leo keluar dari mobilnya lalu melihat para gadis yang melihat mereka, Dava keluar dari mobilnya sambil merapikan rambutnya tanpa melihat sekitar, sedangkan Aksha dan Fano melambaikan tangan pada mereka dan dibalas lambaian juga.
Tiba-tiba sebuah mobil mini mengalihkan pandangan mereka, gantian para bujang yang bersorak karena tahu sang empu adalah Ghea dan Alexa. Alexa keluar dengan melepas kacamata hitamnya dan Ghea langsung merapikan rambutnya dengan melihat kaca spion. Alexa melihat Leo lalu mengalihkan pandangannya.
Alexa dan Ghea pergi lebih dulu lalu Leo dan ketiga sahabatnya menyusul. Leo melihat seperti ada yang beda dari Alexa, Alexa terlihat pucat dan lelah, matanya juga terlihat sayu saat pandangan mereka bertemu tadi di parkiran.
Migran. Satu kata itu yang dapet menggambarkan kondisi Alexa saat ini. Kepalanya sangat pusing, wajahnya pucat, dan badannya terasa lemas. Alexa belum bilang ke Ghea karena tak ingin merepotkan Ghea. Sesampainya di kelas, Alexa langsung menidurkan dirinya di meja. Ghea tahu bahwa Alexa sakit, tapi ia tak bertanya karena Alexa pasti menolak untuk dibantu.
"Lex, pulang aja. Gue tau lu sakit." Kata Ghea sambil mengusap rambut Alexa pelan. Alexa memiringkan kepalanya menghadap Ghea.
"Gue masih kuat, cuma butuh tidur sebentar." Jawab Alexa dan kembali menenggelamkan wajahnya dilipatan kedua tangannya.
"Kalo nggak kuat bilang, biar gue anter pulang." Kata Ghea, Alexa berdehem.
Jam pelajaran dimulai, sulit untuk Alexa berkonsentrasi karena rasa pusing di kepalanya. Guru sudah melihat pucatnya Alexa dan menyuruhnya pulang, tapi Alexa tetap kekeh untuk melanjutkan pelajaran.
"Lu kenapa bisa sakit? Kemarin baik-baik aja lu." Tanya Ghea.
"Hari minggu gue ke Bogor, terus malemnya gue nggak tidur, jadi mungkin gue kecapekan." Jawab Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage
RomancePerjodohan yang dilakukan sangat mendadak, membuat dua insan yang tak pernah saling mengenal harus menjalani kehidupan yang tak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mencoba menerima satu sama lain bukanlah hal yang mudah. Bertengkar setiap saat...