38. Hukuman Leo

189 2 0
                                    

Leo terbangun dengan kepalanya yang masih sedikit pusing, ia mengerjapkan matanya dan menyadari dirinya berada di kamar tamu rumahnya. Leo bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya lalu keluar kamar untuk mencari Alexa. Leo mendapati Alexa sedang menyiram tanaman.

"Pagi, Sayang." Sapa Leo.

"Udah siang." Jawab Alexa ketus tanpa menoleh ke Leo. Leo yang tak mengetahui apa yang terjadi, dibuat bingung dengan sikap Alexa. Leo mendekat dan memegang pundak Alexa dari belakang.

"Hei, ada apa? Apa aku terlalu mabuk sampe kamu marah gini? Maaf, Sayang." Ucap Leo dengan menyesal.

"Nggak tau." Jawab Alexa dengan mematikan selang air lalu pergi meninggalkan Leo ke dalam.

"Sayang, kalo aku salah tolong jelasin kesalahan aku, jangan diem begini dong." Kata Leo dengan nada selembut mungkin agar Alexa tidak semakin marah.

"Aku males jelasin, tanya aja sama sahabat kamu." Ujar Alexa yang kini sedang menyiapkan bahan untuk masak. Leo yang tak ingin semakin berdebat dengan Alexa, memutuskan untuk menelpon Aksha dan pergi ke kamarnya. Sekembalinya Leo setelah menelepon Aksha. Dia buru-buru ke halaman belakang dengan membawa pakaiannya yang ia pakai semalam saat ke bar lalu menaruhnya di tong besi yang tidak terlalu besar. Alexa yang menyadari aktifitas Leo, makin memperhatikannya tapi tidak berniat untuk menyapanya. Leo masuk ke dapur dan mengambil korek juga minyak tanah, setelah itu kembali lagi ke halaman belakang dan segera membakar pakaian itu. Alexa yang mulai ngeh apa yang dilakukan Leo, segera mematikan kompor dan berlari kecil ke Leo.

"Kenapa di bakar?" Tanya Alexa dengan heran.

"Nggak sudi aku pake baju itu lagi yang udah disentuh perempuan itu, aku bakal kasih dia pelajaran. Aksha udah jelasin semuanya." Kata Leo yang masih berdiri di dekat tong tersebut. Leo menoleh ke Alexa yang berdiri di ambang pintu antara dapur dan halaman belakang lalu berjalan menghampiri Alexa.

"Sayang, aku bener-bener minta maaf, aku lalai menjaga diri aku sendiri. Sumpah, Sayang, jangan diemin aku, nggak sanggup aku. Aku mohon, maafin aku." Kata Leo yang sedari tadi menggenggam tangan Alexa erat dan menatap wajahnya. Mata Leo berkaca-kaca karena sangat-sangat menyelasi apa yang terjadi. Alexa melepas genggaman Leo lalu mengelus pipi Leo.

"Aku udah maafin kamu, kamu juga nggak sepenuhnya salah. Aku cuma masih kesel sama kamu." Jawab Alexa dengan lembut. Leo langsung memeluk Alexa dengan sangat erat dan air matanya mengalir membasi pipinya dan juga ceruk leher Alexa.

"Kamu nangis?" Tanya Alexa yang heran dengan Leo. Alexa mengurai pelukannya kepada Leo dan memperhatikan wajah Leo.

"Aku takut kamu nggak maafin aku karena kejadian semalam." Ujar Leo. Alexa tersenyum tulus menatap Leo.

"Laki kok cengeng." Kata Alexa dengan nada mengejek lalu meninggalkan Leo.

"Sayang, kamu ngeledek aku?" Kata Leo yang mengikuti Alexa ke dapur.

"Aku nangis gini karena takut kamu marah besar, aku nggak sanggup, Sayang." Leo yang sudah memeluk Alexa dari belakang saat Alexa sedang memasak. Alexa tak menjawab Leo, ia hanya menyenderkan kepalanya di dada Leo.

"Maaf." Ucap Leo lagi sambil mencium bahu Alexa.

"Aku udah maafin kamu, aku cuma masih kesel sama kamu." Jawab Alexa masih dengan aktifitasnya.

"Gimana biar kamu nggak kesel lagi sama aku?" Tanya Leo.

"Selain aktifitas kampus, kamu nggak boleh kemana-mana selama satu bulan, dan kalo mau kemana-mana harus sama aku." Jawab Alexa.

"Itu doang hukuman aku?" Tanya Leo. Alexa mengangguk.

"Oke. Malah bagus, jadi banyak ngabisin waktu sama kamu di rumah."

"Kata siapa? Aku banyak kegiatan sekolah dan nginep di rumah Papa Gerry selama seminggu dan jangan kamu samperin aku! Aku nginep mulai besok pas pulang sekolah." Ucap Alexa.

"Loh, nggak bisa gitu dong, Sayang. Nanti mereka ngira kita berantem, lagipula nggak baik suami istri pisah rumah begini." Kata Leo yang tidak terima dengan hukuman Alexa.

"Aku tinggal cari alesan ke Mama Papa." Jawab Alexa dan meninggalkan Leo untuk mencuci piring, tapi Leo tetap membuntutinya.

"Kalo kamu di sana, nanti yang pastiin aku nggak bakal kemana-mana, siapa?" Ucap Leo dengan maksud membuat Alexa takut kalau Leo akan keluar, tapi Alexa mencerna kata-kata Leo.

"Berarti kamu ada rencana keluar tanpa sepengetahuan aku? Ya udah, siap-siap aja aku nggak balik lagi ke sini."

"Bu-bukan gitu, Sayang. Nggak bisa gitu dong." Leo masih terus membantah.

"Bisa! Atau aku jadi dua minggu di rumah Papa." Final Alexa.

"Eh jangan, makin lama dong. Ya udah iya seminggu aja kamu di rumah Papa, tapi besok aku yang anterin kamu ke ruma, ya?" Nego Leo.

"Deal." Jawab Alexa.

Pagi pun tiba, seperti biasa Alexa pergi ke sekolah diantar oleh Leo. Alexa langsung menuju kelasnya, banyak yang menyapa Alexa saat berjalan di koridor, terutama para adik kelas laki-laki. Saat sebelum sampai di kelas, Kinos yang berjalan di belakang Alexa, memanggilnya.

"Alexa?" Panggil Kinos sedikit berteriak dan Alexa menoleh.

"Kenapa?" Tanya Alexa.

"Gue mau pinjem catatan bahasa inggris, matematika, fisika, biologi, dan bahasa indonesia." Ujar Kinos sambil menghitung dengan jarinya.

"Buset. Makanya kalo disuruh catet tuh catet, kebiasaan, dasar pemalas." Kata Alexa dengan tertawa kecil. Kinos hanya tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gue cuma bawa yang dipelajarin hari ini, math sama biologi." Ucap Alexa saat mereka jalan bersama ke kelas.

"Ya udah, gue pinjem itu."

"Oke."

Alexa langsung menghampiri Ghea yang sudah datang, seperti biasa, Ghea selalu berisik dengan suara cemprengnya. Alexa sempat berpikir kalau Ghea akan bertanya tetang yang terjadi pada dirinya dan Leo, mengingat Ghea sedang dekat dengan Aksha. Tapi, sampai jam istirahat pun, Ghea tidak ada menyinggung tentang Leo.

"Lex, thanks catatannya. Asli, nyalin catatan lu enak banget, rapi soalnya." Ujar Kinos dengan tawa di akhir.

"Kebiasaan lu, Kin. Udah mau ujian baru gupek nyalin catetan orang." Ujar Ghea.

"Biarin aja." Elak Kinos.

"Nggak ada berubahnya. Tapi gue senang sih lu nggak berubah, mungkin nanti pas bisa jadi topik pas kita reuni." Ujar Ghea.

"Lu jangan gitu dong, sedih tau kita bakal pisah nanti." Kata Kinos yang sudah duduk di meja Ghea. Ghea hanya nyengir kuda dengan mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.

"Lu kenapa?" Tanya Ghea sedikit pelan agar hanya Alexa yang mendengar, karena sedari tadi Alexa hanya diam.

"Nggak papa, gimana hubungan lu sama Ka Aksha?" Alexa malah balik bertanya.

"Baik."

"Nggak ada cerita soal kemarin?" Tanya Alexa.

"Kemarin?" Bingung Ghea. Alexa mengangguk.

"Yang mereka pergi ke bar?" Tanya Ghea. Lagi-lagi Alexa hanya mengangguk.

"Ka Aksha cuma bilang kalo mereka pergi ke club temen lama mereka untuk nyegerin pikiran. Terus pulang cepet karena ada masalah, tapi gue nggak tanya sih masalah apa." Jawab Ghea. Alexa hanya ber-oh saja.

"Ngapa emang?" Tanya Ghea, Alexa menggeleng.

"Kantin, yok. Laper." Ajak Kinos yang sudah selesai mengobrol dengan teman sekelasnya dan menghampiri Alexa dan Ghea.

Alexa, Kinos, Ghea, dan beberapa teman lainnya pergi ke kantin untuk makan, bercanda, dan lainnya.

Arranged Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang