34. Hama

217 5 0
                                    

Sudah tiga bulan berlalu, pagi ini, Leo mengantar Alexa ke sekolah lalu dirinya menuju ke kampus seperti biasanya. Ketiga sahabat Leo masuk di kampus yang sama tapi berbeda fakultas. Leo dan Fano memilih jurusan yang sama yaitu bisnis karena mereka akan melanjutkan bisnis orang tua mereka, sedangkan Dava memilih jurusan hukum dan Aksha memilih jurusan farmasi. Masing-masing memang memiliki impian yang berbeda tapi mereka saling mendukung.

Setelah memarkirkan mobilnya di kampus, Leo langsung memasuki gedung fakultasnya. Saat akan melewati pintu, dirinya tak sengaja berpas-pasan dengan kakak tingkatnya.

"Sorry." Ujar Leo dengan dingin lalu melewati kakak tingkatnya begitu saja.

"Itu Leo adik tingkat kita yang baru masuk kan?" Tanya gadis yang tadi berpas-pasan dengan Leo ada temannya.

"Iya." Jawab salah satu temannya.

"Pesonanya boleh juga, wangi lagi." Ujar gadis tadi dengan senyum.

"Katanya sih dia itu dingin sama cewek, di genk dia juga ada yang lebih dingin, ada juga yang ganjen sama cewek, tapi mereka beda fakultas." Jawab temannya lagi. Lalu mereka bertiga pergi dari sana.

Di kelasnya, Leo dengan seksama memperhatikan dosennya menerangkan materi, setelah selesai kelas, Leo pergi ke kantin bersama Fano sambil menunggu kedua sahabatnya yang belum selesai kelas. Leo dan Fano menunggu sambil memakan kwetiaw goreng yang di jual di kampus, dan pas sekali saat kwetiaw mereka habis keduanya sahabatnya datang bersamaan.

"Kalian udah lama kelar kelas?" Tanya Aksha.

"Udah, nih ampe udah kelar makan." Jawab Fano.

"Gue mau makan juga deh, Dav, makan nggak?" Tanya Aksha.

"Yok." Ucap Dava dan berjalan membeli makan bersama Aksha.

Sekembalinya Dava dan Aksha, mereka bercanda ria seperti biasa. Namun, beberapa gadis menghampiri mereka. Ya, gadis yang tadi berpas-pasan dengan Leo.

"Leo, ya?" Tanya gadis itu. Leo hanya mengangguk.

"Gue Lia, kakak tingkat lu, kita ada di fakultas yang sama." Ujar Lia dengan mengulurkan tangannya namun tak digubris oleh Leo. Aksha dan Fano yang melihat hanya diam sedangkan Dava tetap menikmati makannya.

"Terus?" Tanya Leo dengan wajah menyebalkan.

"Jabat dulu kali tangan gue!" Kesal gadis yang bernama Lia tersebut dengan masih mengulurkan tangannya. Bukannya menerima jabatan tangan Lia, Leo malah mengangkat tangan kanannya dan menunjukan jari manisnya yang telah terpasang cincin.

"Yailah, palingan cincin buat ngiket doang karena cewek lu nggak di kampus ini." Kata Lia dengan menarik uluran tangannya lalu bersekedap dada.

"Cih! Pegi sana, alergi gue sama cabe-cabean kayak lu." Ujar Leo sambil memgibaskan tangannya.

"Jaga ya bicara lu, lu tuh masih baru di kampus ini sedangkan gue udah semster tujuh." Kata Lia.

"Sebelum nyuruh gue jaga bicara, jaga dulu prilaku lu yang kegatelan. Biarpun cewek gue nggak di kampus ini, gue gabakal berpaling apalagi sama modelan kayak lu!" Ujar Leo dengan nada ketus.

"Songong banget sih!" Kata Lia lalu pergi diikuti kedua temannya. Seketika suasana kantin jadi hening.

"Udah pada nggak ada kelas kan? Ke rumah Leo yok, dah lama kita nggak ke sana." Ujar Fano, mencairkan suasana. Mereka setuju.

"Tapi gue jemput dulu ya." Kata Leo.

"Kita ngiring deh." Ujar Aksha yang akan menumpang dengan Fano karena motornya sedang di bengkel.

Arranged Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang