Second Wife

Chapter 17

Setelah kepergian Jenny, ia kembali disibukkan dengan tumpukan laporan yang sempat tertunda proses pemeriksaannya. Semua ini karena kedatangan Jenny yang tiba-tiba, dan sudah pasti hal ini akan menjadi bumbu berita pernikahannya dengan Richard yang memang belum mereda sampai saat ini. Pasti tidak lama lagi akan ada headline yang mengatakan ‘Calon Istri Kedua Richar Wirajaya Dilabrak Istri Pertama.’ Walau Arin tahu hal itu sangat mustahil terjadi, bukan karena Jenny tidak bernyali. Bahkan wanita itu sangat bernyali besar hingga mampu membuat Richard Wirajaya menikahinya dan meninggalkan tunangannya.

Pikirannya melayang ke beberapa hari lalu saat Richard ikut sarapan di rumah keluarga Mahesa Kaur dan berangkat ke kantor bersama dengan Arin dari sana.

“Kenapa kamu sarapan di sini? Memang pelayanmu tidak ada yang memasak sarapan?” tanya Arin sarkas saat baru datang keruang makan dan duduk tepat di sisi Richard. Membuat Ayah dan Ibu memelototinya mengisyaratkan apa yang dikatan putri mereka itu tidak baik.

“No. Aku hanya ingin menikmati sarapan dengan keluarga tunanganku. Bukankan kita kehilangan momen ini sudah sangat lama?” ucap Richard sebelum memasukkan roti yang telah diolesinya dengan selai kacang.

“Yayaya...” Arin memutar mata tidak peduli dan mengoleskan cokelat pada lembaran rotinya.

Keluarganya yang mendengar pasangan yang sudah terpisah cukup lama itu hanya tersenyum simpul, karena sudah sangat lama mereka tidak melihat pemandangan seperti ini. Kedua orang ini memang selalu berdebat jika dekat dan cenderung tidak cocok. Namun itu bagi sebagian orang yang tidak benar-benar paham dengan karakter keduanya. Jika Arin dikenal dengan sosok yang ceria dengan segala celotehannya, berbeda dengan Richard yang selalu bersikap dingin dan cuek. Tapi ada kesamaan dari kedua orang ini, mereka sama-sama saling memendam perasaan dan perhatian pada diri masing-masing. Sehingga terjadilah pertunangan 10 tahun lalu yang idenya pertama kali dicetuskan oleh Daddy Richard, Arya Wirajaya.

Selesai sarapan mereka memutuskan untuk pamit pada Mahesa Kaur dan istrinya, tidak lupa pada Mai istri Fazlan dan ketiga keponakan Arin. Biasa Arin mengemudikan mobilnya sendiri atau diantar oleh Fazlan, namun karena hari ini ada Richard jadilah ia pergi ke kantor berdua saja dengan pria itu. Hari ini Richard terlihat sangat tampan dengan setelan jas berwarna biru yang membalut pas ditubuh sexynya. Bukan rahasia lagi jika pria ini memiliki gelar The Sexiest Businessmen of Indonesia.

Sepanjang perjalanan Arin lebih memilih diam dan menyandarkan kepalanya pada kaca jendela mobil, mengabaikan Richard yang memang sejak awal sudah diam. Kembali menjadi mesin es batu seperti kata Arin, saking dinginnya sampai keadan sekitar bisa menjadi dingin dan beku. Dalam hati Arin merutuki dirinya sendiri setelah apa yang dilakukannya beberapa hari lalu, lepas kendali dan menunjukkan perasaannya yang masih sama pada Richard.

“Bicaralah jika memang ada sesuatu yang mengganjal sayang” ucap Richard membuka pembicaraan saat ekor matanya melirik Arin sesaat, dan kembali fokus pada jalan di depan.

“May I?” tanya Arin penuh keraguan.

“Sure, Sweetheart, you can ask me anything and I’ll let you know if I know,” tangan kiri Richard meraih sebelah tangan Arin yang sedari tadi tidak bisa diam dengan meremas sudut blouse yang dikenakannya. Richard menyalurkan ketenangannya pada Arin yang memang selalu melakukan hal itu jika merasa sedikit tertekan.

“Why you leave me 8 years ago?” pertanyaan Arin terdengar penuh penekanan dan berhasil membuat Richard terkejut. Segera ia tepikan mobil di sisi jalan dan memalingkan wajah ke arah Arin yang saat ini sedang mendengus kesal. Sudah bisa dipastikan apa yang akan terjadi setelah ini, suara Arin memenuhi sesisi mobil.

“RICHARD WIRAJAYA!!! YOU WANT TO KILL ME?”

Mendengar Arin yang berteriak hanya membuat Richard terkekeh geli, akhirnya gadis ini kembali pada mode normal yang siap menyantap siapa saja yang mengganggunya. Tanpa terkecuali.