“Dulu saat di Indonesia aku mengalami sebuah kecelakaan,” Richard sesekali melirik Arin yang diam menyimak ceritanya, tidak memotongnya sama sekali.
“Aku menabrak seorang gadis dan menurut dokter gadis itu mengalami kelumpuhan karena benturan yang cukup keras pada tubuhnya,” lanjutnya masih memperhatikan air muka Arin yang masih sama datarnya seperti tadi.
“Jenny Arfian Halim, dia kan?” ucap Arin yang semakin menenggelamkan wajahnya pada dada telanjang Richard, menghirup dalam aroma tubuh pria itu.
“Iya,” jawab Richard yang mengecupi puncak kepala Arin dengan mesra.
“Dia benar-benar lumpuh?”
“Awalnya kupikir iya, sampai aku setuju untuk menikahinya seperti keinginan keluarga Halim.”
“Jadi?”
“Dia hanya bersandiwara.”
“So?”
“She just want my money.”
“Dasar wanita binal itu!!!” nada suara Arin penuh emosi dan kemarahan, namun Richard segera mengeratkan pelukannya. Memberikan kecupan-kecupan hangat pada puncak kepada gadis itu.
“Dia membuatku mabuk dan menandatangani surat pernyataan yang sangat merugikanku jika menceraikannya, itulah alasan kami masih bertahan,” Arin mengangkat kepalanya menatap mata teduh Richard saat ini. Dia tidak habis pikir kalau Jenny bisa melakukan hal semenjijikan itu dan parahnya Richard tidak bisa melakukan apapun dengan hal itu. Karena sudah dipastikan surat itu memiliki kekuatan hukum, jadi ia harus memikirkan cara yang tepat untuk membuat Jenny mundur.
“Aku akan buat dia mundur,” ucap Arin penuh keyakinan yang membuat Richard menatapnya bingung.
“How?”
“Dengan cara yang sama liciknya seperti yang digunakannya,” seringai jahat Arin terbit di wajah eksotiknya.
“Lakukan saja apa yang kamu mau sayang, yang harus kamu ingat jangan pernah membahayakan dirimu ketika berurusan dengan keluarga Halim,” ucapnya merebahkan tubuh Arin di ranjang dengan pelukan yang tidak ingin dilepaskannya.
“Tidak akan. Aku akan minta tolong Adit.”
“Yakin Adit tidak akan ceroboh? Mengingat bagaimana cerobohnya sahabatmu itu,” kekeh Richard karena cukup mengenal baik siapa saja sahabat tunangannya.
“Yakin.”
“Baiklah” ucap Richard mengecup lembut bibir Arin yang masih berwarna pink polesan lipstick.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Arin membalas perlakuan lembut Richard pada bibirnya. Bibir mereka saling mengecap dan membelai lembut, memberikan perasaan mereka masing-masing. Ciuman lembut mereka sudah berubah menjadi lumatan panas dan kasar, membuat keduanya nyaris keahabisan napas jika saja Arin tidak mendorong tubuh Richard untuk menjauh. Dengan napas tersengal Richard mencoba untuk bertanya pada Arin tentang sesuatu yang sudah lama ingin diketahuinya. Karena ini semua berhubungan dengan bagaimana kisah cinta mereka harus kandas 8 tahun lalu.
“Bagaimana kamu bisa mengenalnya?
“Siapa?”
“Jen.”
“Oh itu. Ya sudah biasa mahasiswa Indonesia di New York memiliki perkumpulan dan kamu pun pasti tahu itu.”
“Ya aku tahu. Tapi maksudku bagaimana bisa dekat dengannya?”
“Mau aku ceritakan?” Richard hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Arin.
“Dulu aku, Dewi dan Adit baru di perkumpulan, tidak banyak yang kami kenal di sana. Dan Jenny salah satu yang bersikap baik dan ramah pada kami bertiga, jadilah kami sering menghabiskan waktu bersama. Sekadar hangout atau terlibat dalam acara-acara pengenalan Budaya Indonesia di Embassy pada masyarakat Amerika, khususnya New York. Jenny memang lebih tua dari kami bertiga dan lagi dia mahasiswa season akhir yang akan segera lulus dan katanya akan kembali ke Indonesia untuk melanjutkan bisnis keluarganya,” cerita Arin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife
RomanceNB : Cerita ini mengandung adegan dewasa, harap bijak dalam membaca. Kareena Diandra Mahesa terpaksa harus menikah dengan Richard Albercht Wirajaya. Bukan hal mudah baginya untuk menerima pernikahan ini. Terlebih lagi pria yang menjadi calon suaminy...