Second Wife

Chapter 16

Beberapa hari berlalu setelah kejadian heboh yang dilakukan Richard di kantor MK Inc. Media sedang sibuk mencari tahu sosok Kareena Diandra Mahesa calon istri kedua pengusaha terkenal, Richard Wirajaya. Bukan hanya reputasi bisnisnya yang terkenal, tapi sosok istri pertamanya Jenny Halim juga cukup punya nama dikalangan sosialita Asia.

Hampir setiap hari banyak wartawan berkumpul di depan kantor MK Inc dan Platinum Inc. 2 perusahaan yang masuk jajaran 10 perusahaan teratas di Indonesia. Kisah pertunangan 10 tahun lalu antara kedua pewaris perusahaan besar itu menarik perhatian publik. Arin telah kembali ke kediaman orang tuanya dan Richard saat ini sedang disibukkan dengan rapat dengan para pemegang saham di Platinum Group. Secara tiba-tiba jajaran pemegang saham ingin mengadakan rapat mendadak, dan Richard sangat mengerti maksud dari semua ini.

“Saya sangat paham dengan apa yang ada dipikiran Anda semua,” Richard menginterupsi orang-orang yang sedari tadi berbisik-bisik.

“Kami hanya memikirkan bagaimana kelangsungan perusahaan setelah berita pernikahan kedua Pak Richard mencuat ke publik,” ucap salah seorang pria tua peserta meeting.

“Benar. Bagaimana bisa Pak Richard menikah lagi, sedangkan masih ada Nyonya Jenny sebagai istri sah anda?” timpal yang pria lainnya.

“Nilai saham perusahaan kita sedang bergejolak saat ini. Terlebih kesimpang siuran berita di luar sana mengenai pertunangan Pak Richard dengan Nona Kareena,” salah seorang wanita memberikan laporan nilai saham milik Platinum Group kepada Anna, sekretaris Richard.

Setelah menerima laporan yang diberikan Anna, matanya mengedar pada lembaran-lembaran dalam map hitam di depannnya. Richard melirik para peserta rapat sesaat sebelum berbicara, ia berdeham kecil untuk menetralkan suara.

“Sudah selesai?” tanya Richard dengan nada suara yang sangat datar dan dingin. Mereka yang mendengarnya pasti sudah paham dengan maksud pertanyaan Richard barusan. Lelaki itu tidak senang jika saat berbicara ada orang lain yang memotong ucapannya, bahkan lebih parahnya dia akan langsung beranjak meninggalkan mereka. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Richard, membuat peserta meeting yang lebih dari 20 orang itu hanya mengangguk.

“Saya dan Kareen telah bertunangan sejak 10 tahun lalu, jauh sebelum mengenal Nyonya Jenny Halim. Dan saya pastikan pernikahan ini tidak akan berpengaruh pada nilai saham perusahaan.”

“Tapi, Pak, orang-orang di luar sana bisa berpikiran buruk tentang pernikahan ini. Dan lebih parahnya lagi akan membuat nama baik Pak Richard dan perusahaan menjadi buruk. Bukankan berpoligami adalah pilihan yang kurang tepat dan sangat tidak disukai masyarakat kita?” seorang pria paruh baya mengemukakan pendapatnya dan beberapa pemegang saham lainnya. Mereka hanya bisa berbicara ketika Richard telah menyelesaikan kalimatnya lebih dari 1 menit.

“Bukankah lebih baik jika menikahi dari pada menyimpan seorang jalang sebagai pemuas nafsu pria bejat?” Richard berbicara dengan sangat tenang namun tatapannya menusuk tepat pada sasaran. Beberapa pria yang mengikuti rapat wajahnya tampak memucat dan tak mampu berkata-kata. Richard tahu benar seperti apa pria-pria yang sedari tadi berbicara seolah memberinya pilihan untuk tidak menikahi Kareena. Rupanya Jenny sudah berhasil mempengaruhi beberapa pemegang saham untuk mendukungnya.

Kita lihat saja, Jenny Halim, siapa yang akan menang dalam pertarungan kali ini? Perempuan serakah sepertimu tidak akan aku biarkan lama-lama melingkari hidupku. Cukup 8 tahun lalu aku berhasil kamu bodohi.

Richard menggumam kalimat dalam hatinya dengan seringai yang orang lain lihat sangat menyeramkan. Wajahnya dingin terkesan tak berperasaan, ditambah senyum sinis yang menyeramkan menurut siapapun saat melihatnya.

“Rapat selesai!” Richard berdiri meninggalkan ruang rapat dengan wajah-wajah ketakutan dari mereka yang hadir. Mereka tahu siapa Richard Wirajaya yang sangat berani mengambil tindakan pada mereka yang berkhianat. Anna dengan setia mengekori sepupunya dan langkahnya harus berhenti ketika Richard berbalik dan menatapnya tajam.