Chapter 23

311 13 0
                                    

Udara pagi ini terasa sangat meyegarkan, tetesan embun yang jatuh dari dedaunan pohon menambah kesejukan. Taman belakang mansion besar milik Richard Wirajaya tampak sangat berbeda, ribuan mawar putih mengisi pot-pot besar di sisi-sisi kolam renang. Berbagai macam jenis mawar warna warni melingkari tepi tangga dari mansion menuju kolam renang, ditata sedemikian rupa cantiknya. Semua itu semata-mata untuk mewujudkan pernikahan impian sang Nyonya dari Richard Wirajaya’s Mansion ini.

Pagi ini akan jadi pagi yang bersejarah bagi Richard Albercht Wirajaya dan Kareena Diandra Mahesa. Keduanya akan mengikat janji suci pernikahan setelah semua yang mereka lewati selama ini, terpisah jarak dan waktu selama lebih dari 8 tahun. Hari ini hanya ada cinta mereka yang menjadi alasan untuk keduanya bersatu dan saling bertahan saling memperjuangkan. Tidak seperti 8 tahun lalu saat mereka harus saling melupakan dan merelakan. Karena saat ini Arin tidak akan pernah mau melakukan hal itu lagi dan memilih untuk memperjuangkan cinta mereka.

Di dalam kamar tidur utama mansion yang telah ditata sangat cantik dengan ratusan bahkan mungkin ribuan tangkai mawar, Arin sedang mencatut dirinya di depan cermin. Dibantu oleh seorang penata rias gadis itu dipoles dengan berbagai makeup yang membuat kecantikannya semakin terpancar. Di dalam sana tidak hanya Arin dan penata rias, tapi sudah ada para sahabat dan calon adik-adik iparnya. Sebenarnya mereka tidak membantu sama sekali, tujuan kehadiran mereka hanya untuk menggoda calon pengantin wanita.

“Jangan tertawa cantik, riasanmu belum selesaim” protes penata rias yang kesal karena Arin terus saja tertawa karena pembicaraan absurd dari yang lainnya. Terutama kedua ibu hamil yang bicaranya tanpa filter, membuat Rouwiena dan Rachel salah tingkah.

“Okay! Okay, I heard it,” ucap Arin mengibaskan tangan kanan di depan wajahnya.

Arin kembali menjadi pendiam setelah mendapatkan protes dari penata rias, sahabatnya pun ikut diam karena tidak ingin mendapat tatapan maut dari kedua adik Richard. Mereka berdua memang tidak jauh berbeda dari Richard, Anna pun sampai heran dengan ketiga kakak sepupunya. Tantenya dulu ngidam apa sampai ketiga anaknya jutek begitu, terlebih lagi Richard yang kalau bicara selalu nyelekit dihati lawan bicaranya. Ya walaupun kata-katanya sering kali benar dan berdasarkan fakta. Hanya saja sering diucapkan pada waktu yang tidak tepat.

Di ruangan berbeda Richard sedang mondar mandir tidak tenang, padahal dulu saat pernikahannya dengan Jenny tidak ada perasaan seperti ini. Mungkin karena dia memang tidak pernah ada perasaan sedikitpun pada istri pertamanya. Bahkan masih jelas dalam ingatannya saat setelah pesta berlangsung Richard langsung pergi ke Jerman untuk melakukan pekerjaan selama sebulan. Semua itu dia lakukan untuk menghindar dari Jenny serta mencari tahu semua hal tentang wanita yang telah jadi istrinya. Tapi kali ini semuanya berbeda.

Perasaan gugup dan berdebar-debar terasa di dadanya, seakan ada ketakutan berlebih kalau semua ini hanya mimpi. Mimpinya akan sebuah cinta pertama yang akan hilang saat ia membuka matanya kembali setelah memejamkan mata. Kareena, gadis itu selalu memiliki magnet tersendiri yang berhasil menarik Richard untuk terus meraihnya. Bahkan sejak saat gadis yang akan menjadi istrinya beberapa jam lagi itu baru terlahir kedunia.

“Gugup, Bro?” tanya Rendra yang baru masuk ke dalam kamar yang di tempati Richard.

“Entahlah! Dulu saat dengan Jen tidak ada perasaan seperti ini,” ucapnya menatap keluar jendela.

“Wajar, lah, secara dari dulu sampai sekarang lo nggak pernah cinta sama dia kan. Beda dengan Arin yang emang dari dia baru lahir juga lo sudah cinta,” Rendra berucap datar menghampiri Richard dan ikut menatap keluar jendela.

Taman belakang mansion sudah mulai ramai karena kehadiran keluarga Wirajaya dan keluarga Kaur. Acara akad nikah ini memang tertutup hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat saja, untuk menambah suasana khidmat. Penjagaan di mansion diperketat, bukan tidak mungkin jika Jenny akan datang dan mengacaukan acara ini. Mengingat betapa nekat dan gilanya wanita itu, hal buruk apapun mungkin saja terjadi.

Tepat pukul 9 pagi, saat matahari metampakkan sinarnya secara sempurna acara dimulai. Richard telah duduk di depan Mahesa Kaur dan penghulu yang akan menikahkannya dengan gadis impiannya. Jantungnya masih terus berdegup kencang, jelas ia sangat gugup saat ini. Walaupun ini bukan pernikahan pertamanya, tapi rasanya ini memang benar-benar yang pertama baginya. Beberapa menit lagi gadis itu akan menjadi istrinya, bukan lagi seorang Kaur seperti sebelumnya. Melainkan akan menjadi seorang Nyonya Wirajaya, satu-satunya wanita yang pantas menyandang gelar Nyonya Richard Albercht Wirajaya. Karena seperti yang lainnya tahu bahwa Jenny Arfian Halim dilarang menggunakan nama Wirajaya sesuai kesepakatan dengan keluarga Wirajaya sebelumnya.

Suara riuh sorak soray terdengar dari halaman belakang mansion saat para saksi mengatakan ‘SAH’ sesaat Richard selesai mengucapkan ijab kabulnya. Arin dapat mendengar dengan jelas suara pria tercintanya dari ruang santai mansion yang memang dipasangi layar yang langsung menyajikan kejadian di luar sana. Mata gadis itu tidak mampu lagi untuk membendung bulir bening kebahagian saat pria itu telah resmi menjadi suaminya. Kesendiriannya selama 8 tahun karena belum bisa melupakan pria itu berbuah manis hari ini, pria itu kembali dan memilihnya untuk mewujudkan pernikahan impiannya.

Mansion Mediterania dan mawar, Richard tahu benar apa yang diinginkannya. Di balik sifat cuek dan dinginnya itu ada sosok hangat yang akan selalu memberikan segalanya untuk orang tercintanya. Termasuk hari bahagia mereka saat ini, semua adalah impian Arin 9 tahun lalu saat semuaya belum ternodai oleh pernikahan konyol Richard dan Jenny. Bolehkah hari ini Arin menjadi wanita yang paling bahagia? Walaupun di luaran sana sedang banyak orang yang menyorotinya dan pernikahan mereka. Tentang dirinya yang berada di antara pernikahan Richard dan Jenny. Tentang dirinya yang dikatakan Wanita Idaman Lain seorang Richard Wirajaya. Tentang pernikahan bisnis yang sengaja dilakukan demi menyelamatkan MK Inc.

Hanya Arya Wirajaya dan Mahesa Kaur lah yang tahu alasan sebenarnya pernikahan kedua anak mereka. Tidak lebih dari usaha mereka untuk menyatukan hati yang telah terpisah lama karena keserakahan orang lain. Merenggut kebahagiaan yang seharusnya sudah sejak lama direngkuh Richard dan Arin. Mungkin kalau mereka menikah sejak 8 tahun lalu pasti saat ini sudah memilik anak-anak yang lucu dan cerdas. Tapi rupanya takdir mempermainkan mereka, memutus kisah cinta mereka namun sekarang menyatukannya lagi. Walaupun harus dengan campur tangan kedua orang tua mereka, jika bukan karena hal itu mungkin sampai saat ini Richard akan pasrah menerima nasibnya sebagai suami dari Jenny. Dan merelakan Arin untuk memilih pria lain mungkin.

Arin berjalan keluar dari mansion menuju taman belakang tempat suaminya berada ditemani oleh kedua sahabat dan adik iparnya. Hari ini benar-benar membahagiakan baginya, penantiannya sekali lagi membuahkan hasil. Cintanya kembali karena dia selalu mengucapkannya setiap kali mendengar berita tentang prianya.

“Love always find way to back home and I am your home Richard Albercht Wirajaya.”

Semua yang melihat Arin melangkahkan kakinya menuruni anak tangga terpukau, gadis tomboy itu kini terlihat sangat anggun dengan gaun berwarna baby pink. Tatanan rambutnya pun dibuat sangat sederhana, Richard sampai tidak berkedip melihat istrinya. Wanita yang dicintainya kini resmi menjadi istrinya, bagian dari hidupnya, dan rumahnya. Karena dulu ia pernah berkata bahwa sejauh apapun kakinya melangkah, ia akan selalu menemukan jalannya untuk kembali ke rumah. Dan Kareena lah rumah yang dimaksud Richard.

Richard segera menyambut tangan Arin ketika wanita itu sudah berada di depannya, senyumann terus mengembang dari bibir keduanya. Tidak ada hari yang lebih membahagiakan selain penyatuan cinta mereka dalam ikatan suci pernikahan. Setelahnya Richard berjanji akan segera menjadikan Arin satu-satunya istri yang ia miliki. Walau masih belum tahu dengan cara apa ia bisa membatalkan kesepakatan yang telah ditandatanganinya. Mengingat liciknya wanita bernama Jenny Arfian Halim.

“You’re so beautiful, my wife,” bisik Richard di telinga istrinya yang merasakan tubuhnya meremang karena napas hangat yang menyapu telinganya.

“Thank you husband and you’re so sexy,” ucap Arin pelan menikmati kecupan Richard pada pelipis kanannya.

Tepuk tangan semua keluarga dan kerabat yang hadir riuh memenuhi taman belakang mansion yang akan menjadi saksi bisu rumah tangga mereka. Arin tidak sungkan untuk bergelayut manja di lengan suaminya, karena momen seperti inilah yang ia impikan beberapa tahun lalu.

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang