Lisa menatap sebal Sehun yang kini berjalan menghampirinya dengan satu botol wine dan dua gelas di tangannya.
Tadi setelah pria jakung ini mengatakan hal yang mampu membuatnya jantungan, dia dibawanya menuju salah satu mansion keluarga Oh yang berada di Jeju. Lisa sempat menolak keras, tapi setelah Sehun mengatakan bahwa itulah permintaannya, Lisa langsung menurut dan berjalan mengikuti dibelakangnya walaupun dengan raut misuh-misuh.
"Minumlah,"
Lisa menerima gelas bertangkai yang sudah diisi anggur merah oleh Sehun. Kemudian dia langsung menegak habis minumannya dalam sekali teguk.
Sehun melirik khawatir, "Jangan terburu-buru." ucapnya.
Lisa meletakkan gelasnya di atas meja setelah menghabiskan minumannya, "Cepat katakan pada saya, apa yang membuat anda meminta saya ikut dengan anda kemari."
Sehun meletakkan botol wine yang sedari tadi dipegangnya, dan beranjak meninggalkan Lisa menaiki tangga yang akan membawanya ke lantai 2.
"Sehun-ssi?" Lisa memanggil pria yang tetap melanjutkan jalannya tanpa menoleh setelah mendengarkan panggilannya itu, dan hal itu sukses membuat Lisa kesal.
"YAKK! OH SEHUN!" Dengan melupakan bahasa formal yang dilakukannya setiap bercengkrama dengan pria itu, Lisa berteriak keras memanggil nama lengkap pria itu.
Tapi yang dipanggil tidak menggubrisnya dan kini menghilang di balik tembok ujung tangga. Lisa menghembuskan napasnya jengah, sampai kapan pria itu akan menahan dirinya dirumah ini. Sudah sejak 1 jam yang lalu dia dibawa Sehun dan sekarang sudah hampir tengah malam.
Dia meraih botol wine yang tergeletak di meja depannya dan menuangnya kedalam gelas miliknya. Anggur yang disajikan pria itu terlihat mahal dan rasanya enak. Membuat dia yang tengah bosan menunggu Sehun kembali menikmatinya tanpa sungkan.
Lisa sudah menghabiskan gelas kelimanya tapi orang yang ditunggunya tidak kunjung menunjukkan dirinya, "OH SEHUN! APA SIH YANG KAU LAKUKAN DISANA?! LAMA—"
"Jangan berisik, Lee Lisa." ucap Sehun memotong teriakan berisik yang diciptakan wanita yang kini mencepol asal rambut hitamnya.
Wanita yang terlihat mencoba memposisikan tubuhnya senyaman mungkin di sofa besar rumahnya itu melirik ke arah tangga, dimana Sehun muncul dengan membawa beberapa lembar kertas ditangannya.
Pria itu berjalan dengan gagahnya menghampiri dirinya yang dibuat terkesima dengan otot-otot yang terbentuk jelas meskipun pria itu hanya mengenakan kaos hitam dan celana santai setinggi lutut.
"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu." ucap Sehun setelah mendudukkan tubuhnya di sebrang Lisa. "Bacalah ini terlebih dulu." katanya lagi sembari menyodorkan bundel kertas yang dibawanya.
"Apa ini?" Sehun mengerutkan keningnya mendengar suara Lisa yang terdengar sedikit lebih santai? "Bacakan untukku!" Lisa kembali menyerahkan bundel kertas itu dengan cara melemparnya pada Sehun, segera setelah dia memegangnya.
Sehun tampak mengernyit tak suka, saat menyadari wajah wanita cantik di hadapannya ini memerah. "Kau.., mabuk?" tanyanya, yang membuat Lisa menajamkan matanya yang berubah sayu, dan itu tampak lucu dimata Sehun. Sehingga secara tidak sadar dia sedikit menyunggingkan senyumnya.
"Tidak! Aku tidak mabuk, tuh!" sangkalnya.
"Kau mabuk. Kau sudah minum berapa gelas selama aku pergi?"
Lisa menggelengkan kepalanya dengan ribut, "Aku tidak mabuk, kok!"
Sehun menghela napas panjang—saat menyadari bahwa kesadaran Lisa sudah sepenuhnya menghilang. "Akan ku, bacakan, kau dengarkanlah dengan baik." Lalu setelahnya Sehun membacakan isi berkas yang dibawanya dengan tegas dan lantang agar Lisa dapat mendengarnya dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake
RomanceLee Lisa pernah bertemu Oh Sehun di kelab malam dan menciptakan sebuah kesalahan. Tapi berkat kesalahan itu mereka berdua kembali dipertemukan dan berakhir terikat pernikahan kontrak yang dibuat untuk mencapai tujuan mereka masing-masing. Bagaimana...