21 - Are we fine?

1.3K 167 1
                                    

"Siapa dia?"

Lisa melirik singkat Sehun yang tidak melepas pandangannya pada Bogum sebelum ia menjawab, "Kenalkan dia Park Bogum, kakak kelasku dulu."

Kini Lisa berganti menatap Bogum, "Kakak juga kenalkan ini , Oh Sehun-"

"Suaminya." potong Sehun sebelum Lisa menyelesaikan perkataannya.

Senyum yang semula terus merekah dibibir Bogum seketika lenyap saat mendengar pria yang merangkul pinggang Lisa dengan mesra memperjelas statusnya.

"Suami?" Park Bogum menatap Lisa lama seperti tengah meminta penjelasan. "Bukankah terakhir kali kau bersama dengan Jungkook ya? Kapan kau menikah?" katanya lagi yang kali ini disertai dengan senyuman.

Lisa meringis, "Aku sudah putus dengannya, dan baru-baru ini menikah di Jeju," jelas Lisa diakhiri kekehan canggung.

"Wah, Lee Lisa aku sedih kau tidak mengundangku di acara pernikahan mu." ujar Bogum dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"A-itu aku mau mengundang kakak tapi saat itu aku tidak tau kakak menetap dimana."

Sehun semakin mengeratkan rangkulannya pada pinggang Lisa, membuat Lisa tidak nyaman.

Lisa memberontak, mencoba melepaskan rangkulan Sehun. "Lepaskan." desis Lisa pelan tepat ditelinga Sehun agar tidak terdengar oleh Bogum.

Tapi Sehun tak acuh dan tidak mendengarnya, lelaki itu semakin mengeratkan rangkulannya disertai senyuman yang nampak seperti sebuah paksaan.

"Ayo kita masuk, bukankah tadi kau bilang kau kelelahan?" tanyanya dengan suara beratnya seperti biasa tapi bagi Lisa terdengar seperti Sehun menekan setiap perkataannya. Seakan ia tidak ingin Lisa membantahnya perkataannya.

"Ah, baiklah. Sampai bertemu—"

Belum selesai Lisa mengucap selamat tinggal, Sehun sudah keburu menariknya masuk kedalam penginapan.

Sehun menarik pinggang Lisa dan memaksanya untuk terus berjalan, meninggalkan Bogum berdiri menatap kepergian mereka berdua sendirian.

Lisa meronta, memaksa rangkulan Sehun di pinggangnya untuk lepas. Tapi Sehun baru melepasnya saat dia sudah sepenuhnya masuk ke dalam penginapan mereka.

"Apa apaan tadi itu Oh Sehun?" tanya Lisa sembari berkacak pinggang.

Tetapi Sehun tak menghiraukannya dan segera berlalu melalui Lisa yang tetap dengan pose berkacak pinggangnya.

Lisa berbalik, pandangannya mengikuti arah gerak Sehun yang mengabaikannya. "YAAA! OH SEHUN! Jangan abaikan aku!"

"Berisik Lee Lisa," hanya itu yang keluar dari mulut Sehun sebelum membawa koper milik pria itu dan koper miliknya ke lantai atas penginapan mereka.

Lisa mengikuti Sehun.

"Cari kamar untukmu sendiri." ucap Sehun.

Lisa menarik kopernya dari tangan Sehun dan membawanya menjauh. Gadis dengan pakaian serba merahnya itu memilih kamar yang berada tepat di samping kamar yang dipilih oleh suaminya.

Bukan karena dia ingin terus berdekatan dengan Sehun. Dia hanya memilih kamar terdekat dengan tangga setelah kamar yang dipilih Sehun.

Lisa menyeret kopernya masuk, setelah pintu kamar dibukanya. Pemandangan kamar yang di dominasi warna coklat menyambut segar mata indahnya. Pintu balkon yang terbuka membuat tirai putih yang menutupinya berkibar. 

Lisa berjalan mendekat, membuat suara ombak semakin terdengar jelas.

Knock knock

Pintu kamarnya diketuk, "Siapa?" tanya Lisa setengah berteriak.

"Aku."

Mendengar suara Sehun, Lisa bergegas membukakan pintu kamarnya. "Ada apa?"

"Ibumu meneleponku,"

Lisa mengangkat sebelah alisnya, "Lalu?"

Sehun membuang napasnya kesal, "Jangan lupa kalau kita mempunyai kontrak, dan salah satu persyaratannya kita harus terlihat seperti pasangan bahagia." ujarnya panjang lebar.

"Kau sendiri yang membuat semuanya berantakan." gumam Lisa dengan suara yang sangat kecil.

"Apa?"

Lisa langsung menggeleng, "Ya sudah angkat." titah Lisa.

Segera Sehun menggeser tombol dengan warna hijau dan seger membuatnya mendapati sosok Yuri di layar ponselnya.

"Halo, Mom." Sapa Sehun dan Lisa bersamaan.

"Kok kalian lama banget angkat telponnya." Yuri sedikit cemberut membuat Sehun dan Lisa gelagapan sendiri.

"Ah, itu..," Lisa terbata sembari berusaha memikirkan alasan yang masuk akal, "Tadi Sehun memintaku untuk membantunya mandi." Jawab Lisa.

Sehun yang merasa kesal mendengar alasan yang dibuat Lisa melirik wanita itu dengan tajam. Lisa membalas lirikan pria itu dengan wajah tak berdosanya. Mereka saling melempar tatapan sampai suara tawa Yuri terdengar memasuki telinga mereka.

"Kalian benar-benar tidak malu mengumbar kemesraan pada mommy, ya," ucap Yuri disertai kikikan gelinya.

"Kalian tidur dikamar yang sama kan?" tanya Yuri.

Lisa melirik Sehun sebelum menjawab ibunya. "Tentu saja mom, kenapa menanyakan hal yang sudah pasti." jawab Lisa dengan percaya diri.

Yuri menyipitkan matanya sejenak lalu berganti dengan senyum lebarnya, "Yasudah mom tidak akan mengganggu kalian lagi. Nikmati bulan madu kalian, dah." kata Yuri sembari mengedipkan sebelah matanya sebelum menutup panggilan.

"Membantu mandi?" Sehun menyipitkan matanya, menatap Lisa yang kini berjalan menjauh dari Sehun.

Lisa berbalik, "Kenapa?"

Sehun mengambil beberapa langkah lebih dekat kearah Lisa, "Kau sengaja mempermalukan ku?"

"Berhenti!" Lisa menghentikan langkah Sehun yang kini hanya berjarak satu meter dari arahnya, "Membuatmu malu? Hah, bukankah kau tidak berhak marah untuk orang yang sama sekali tidak membantu mencari alasan tadi, hah?"

Sehun semakin mendekat, tidak menggubris teriakan Lisa yang menyuruhnya berhenti, "Kalau begitu aku akan membantu merubah alasan itu menjadi kenyataan, shall we?" ucap Sehun dengan senyum miringnya.

Lisa tercengang, dia bahkan sampai membuka mulutnya saking terkejutnya. Apa yang terjadi dengan pria ini? Apa dia terbentur sesuatu? Kenapa sikapnya kembali seperti saat sebelum kejadian hari itu? Kemana sikap dinginnya tadi?

Lisa mengambil beberapa langkah mundur, "K-kau kenapa?" ucapnya terbata.

Sehun yang tidak menyerah, menyamai langkah Lisa dengan berjalan maju. "I'm okay, why?"

"Kenapa kau tiba-tiba menjadi seperti kau yang dulu?" Lisa terus berjalan mundur karena pria menyebalkan di depannya terus menghapus jarak diantara mereka. Sampai langkah Lisa terhenti saat pinggangnya tertahan oleh pagar yang mengelilingi teras kamarnya. "Oh Sehun berhenti! Jangan mendekat lagi!" teriak Lisa saat merasa menemukan jalan buntu.

"Aku yang dulu? Memang aku yang dulu seperti apa Lee Lisa?" Sehun menghentikan langkahnya tepat dihadapan Lisa, pria itu mendekatkan wajahnya, hidungnya menyentuh hidung Lisa yang sekarang berusaha untuk tidak mengeluarkan napas sedikitpun. "Bernapaslah," bisiknya tepat di depan bibir Lisa yang tertutup rapat.

Lisa mendorong bahu pria itu dengan cukup keras, tapi bukannya menjauh, Sehun malah semakin menarik pinggang ramping wanita itu mendekat padanya.

"Lepaskan aku!" ucap Lisa sembari meronta ingin melepaskan diri.

Tapi semua itu percuma, Sehun merapatkan pelukannya pada wanita itu dan meletakkan dagunya tepat di bahu kiri Lisa. "Tidak bisakah kita berbaikan, dan melupakan kejadian hari itu? Aku hanya tidak ingin dua tahun kita terasa buruk."

To be continued.

hai,
langsung lanjut ke bab berikutnya
tapi jangan lupa tekan bintang 🌟

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang