20 - Who's that guy?

1.7K 201 17
                                    

"Engghh," Lisa mengerang sembari meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Dia mengucek matanya yang masih terasa berat.

"Anda sudah bangun, Mrs?" Dengan cepat Lisa menoleh ke arah sumber suara.

"Kau siapa?" tanyanya saat melihat seorang wanita dengan pakaian formal menyapanya dengan hormat.

Wanita itu tersenyum sopan, "Saya salah satu pramugari di jet pribadi Tuan Oh."

Setelah mendengar itu, kesadaran Lisa seperti pulih sepenuhnya. Dia mengedarkan pandangannya, menatap sekeliling. Dia bisa melihat pemandangan luar jendela di kamar jet pribadi Sehun menampakkan daratan. Itu artinya mereka sudah landing.

"Sudah berapa lama kita mendarat?" tanya Lisa pada pramugari itu.

"Tiga puluh menit yang lalu." jawabnya.

Lisa membulatkan matanya, "Kenapa tidak membangunkan ku??" erang Lisa sembari segera bangkit dari atas ranjang.

Lisa berjalan mendahului sang pramugari. "Tuan Sehun melarang saya membangunkan anda." ujar pramugari itu yang tak dihiraukan Lisa.

Lisa membuang napasnya kesal. 24 jam penerbangan menuju Maldives Lisa habiskan dengan bergelut di atas kasur.

Dia memasuki kabin utama pesawat untuk mencari tasnya. "Dimana tasku yang ada disini?" tanya Lisa pada Yuna yang setia berdiri di belakangnya dengan tangan yang disatukan di depan tubuhnya.

"Tuan Sehun sudah membawanya turun terlebih dahulu."

Lisa memutar bola matanya malas saat mendengar jawaban sang pramugari yang kembali mengulang nama seseorang yang sedang tidak ingin ia dengar. Tanpa berkata lagi, ia segera menuruni tangga yang akan membawanya menyentuh daratan.

Gadis dengan penampilan yang masih acak-acakan itu berjalan cepat menghampiri satu satunya mobil sedan yang ada di landasan pribadi milik Sehun ini.

Dia membuka pintu mobil Sehun dan menutupnya dengan kasar setelah duduk di samping Sehun yang terlihat sibuk dengan iPad nya. Sehun menoleh sesaat setelah merasakan getaran dan suara keras yang dihasilkan setelah Lisa membanting pintu mobilnya.

Sehun kembali mengalihkan pandangannya ke iPad miliknya tanpa berkomentar pada Lisa, "Jalankan mobilnya." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya dan mereka kembali diselimuti suasana hening yang canggung.

Lisa yang kesal karena tak diacuhkannya duduk miring menatap Sehun di sebelahnya, "Kemana kita akan pergi?" tanyanya masih dengan nada sinis.

"Resort." jawab Sehun dengan singkat.

"Kita akan tidur terpisah kan?"

"Hem..," gumam Sehun.

"Aku tidak mau satu kamar denganmu."

"Hem..," Sehun kembali bergumam.

"Sehun jawab dengan benar, jangan hanya ham hem ham hem!" sentak Lisa akhirnya. Dengan kesabaran yang setipis tisu, akhirnya Lis meledak juga dengan jawaban singkat dan acuh Sehun.

"Sehun! Sebenarnya apa masalahmu, hah?!?" teriak Lisa yang sudah tidak bisa ia bendung lagi.

Sehun menghentikan pekerjaannya dan mulai menatap Lisa dengan dalam, bahkan sopir yang mengemudi di kursi depan ikut merasa gugup dan  melirik lewat kaca tengah mobil.

"Jangan berteriak padaku, Lisa." peringat Sehun.

"Kau yang membuatku berteriak padamu!" ucap Lisa dengan suara yang masih tinggi.

"Sekarang katakan padaku, sebenarnya apa masalahmu?! Kenapa kau tiba-tiba menjadi pria dingin dan tak tersentuh seperti ini, hah?!? Katakan padaku! Kenapa kau marah dan menghindariku hanya karena kau menanyakan alasanmu keluar rumah malam itu!" ucap Lisa dengan kecepatan penuh.

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang