12 - Final date

1.7K 219 4
                                    

Tok! Tok!

"Masuklah." Setelah mendapat persetujuan dari Siwon, Lisa masuk dengan membawa nampan yang berisi roti ditangannya.

"Ayah," sapa Lisa sembari menunduk memberikan sepiring roti buatannya di hadapan Siwon.

Siwon mendongak saat mendengar suara Lisa, "Nak Lisa? Baru bangun? Ini apa?" tanya Siwon dengan senyum lembutnya sembari mengangkat cardamom buns buatannya.

Mendengar pertanyaan Siwon membuat Lisa malu sehingga wajahnya memerah. "I-iya Yah, semalam tidur terlalu larut jadi baru bangun, maaf tidak bisa menepati janji." Lisa tersenyum canggung, "Karena Lisa tidak bisa menepati janji membuatkan Ayah sarapan, jadi Lisa membuatkan Ayah roti sebagai gantinya."

Siwon terkekeh gemas, "Padahal kamu bisa saja berkunjung kesini lagi dan membuatkan Ayah makanan saat itu, tapi tetap saja terima kasih rotinya, nak Lisa."

Pria paruh baya itu menyomot satu roti dan memakannya. "Hmm," dia bergumam dengan anggukan berulangkali yang ditunjukkan pada Lisa sebagai reaksi bahwa ia menyukainya.

"Apakah enak Ayah?"

Setelah menghabiskan satu rotinya, Siwon kembali mengambil potongan lainnya dan memakannya, "Ini sangat enak, tidak heran rasanya sangat enak saat dirimu adalah putri Maxim, chef terkenal itu." puji Siwon.

Pipi Lisa kembali memerah, "Terima kasih pujiannya Ayah."

"Oh iya, dimana Sehun? Apa dia masih tidur?" tanya Siwon dengan dahi berkerut saat menyadari tidak melihat keberadaan putranya sejak tadi.

Siwon merasa aneh, anaknya yang terbiasa bangun pagi-pagi buta itu kenapa masih tidak nampak batang hidungnya? Masa iya dia masih tertidur? Sejak kematian ibunya anak itu selalu sulit tidur malam, dia harus tidur dengan adanya seseorang disampingnya setidaknya sampai dia benar-benar jatuh tertidur dan dengan lampu nakas yang menyala. Kenapa sekarang bisa bangun seterlambat ini? Apa perubahan itu juga akibat dari kekuatan cintanya dengan Lisa? Jadi dia benar-benar jatuh cinta ya?

Siwon cekikikan sendiri saat memikirkan hal itu.

"Sehun sedang bersiap di kamarnya."

Jawaban Lisa membuat Siwon kembali sadar, lalu dia berdeham. "Ekhem, kalau begitu bagaimana kalau Lisa menemani Ayah bermain panah di halaman belakang rumah, sembari menunggu Sehun?" tawar Siwon.

Lisa mengangguk antusias, wah, sedari dulu dia selalu tertarik dengan panahan, sayangnya dia tidak memiliki bakat memainkan itu. "Apa Ayah juga bermain panahan?"

Siwon tertawa, lalu tanpa sadar tangannya mengelus puncak kepala Lisa, "Tentu saja, Ayah sangat ahli dalam memainkan panahan." ucapnya dengan bangga.

Lisa tersenyum cerah, "Baiklah, aku ingin melihat kehebatan Ayah." katanya dengan menggebu-gebu sembari berjalan di samping Siwon yang terus tersenyum bangga.

Tapi baru beberapa langkah Lisa dan Siwon melewati pintu, sapaan sopan dari seorang pria tampan membuat keduanya menghentikan jalannya untuk sejenak.

"Selamat pagi Tuan Siwon," Pria itu menunduk sopan pada Siwon lalu berganti ke arahnya. "Nona Lisa."

"Selamat pagi Jeno, Ada apa pagi-pagi kemari? Apa Sehun merepotkanmu lagi?" tanya Siwon.

Jeno menjawab dengan senyum manis yang membuat matanya semakin menyipit, "Tidak, saya hanya ingin memberikan pakaian yang dipesan Tuan Sehun tadi pada Nona Lisa."

Lalu kini Siwon berganti menatap Lisa dari atas sampai kebawah. "Benar juga, jadi pakaian yang sekarang nak Lisa pakai itu milik Sehun?" tanya Siwon dengan senyum misteriusnya.

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang