14 - Wedding day

1.6K 213 7
                                    

Lisa berdiri menatap pantulan dirinya di cermin dengan gugup. Sebentar lagi dia akan mengucapkan sumpah pernikahan di depan banyak orang bersama dengan Sehun, pria yang tidak dikiranya akan menjadi suaminya—walaupun hanya sebatas kontrak.

'Apa menyetujui untuk menikah dengan pria itu adalah pilihan yang tepat?' resah Lisa dalam hatinya.

"Sepertinya pengantin kita sedang gugup," Menoleh, Lisa mendapati Lee Maxim—Ayahnya berjalan menghampirinya dengan texedo hitam rapihnya, membuyarkan pikiran resahnya.

Maxim menatapnya sendu, "Ayah tidak menyangka akan ditinggal anak perempuan Ayah menikah secepat ini." ucapnya dengan sedih, bahkan Maxim mengeluarkan sapu tangan di saku nya dan berpura-pura menyeka air matanya yang bahkan tidak keluar. Sepertinya Ayahnya ingin menggodanya.

Lisa merengut kesal, "Ayah apa sih, kan masih ada Rosie di rumah. Dan lagi, kalau Ayah sedih seharusnya Ayah tidak menentukan tanggal secepat ini dong." Lisa mencebikkan bibir tebalnya.

Maxim terkekeh dengan menawan, "Hahaha, bukankah kau paling benci mengulur-ulur waktu? Bahkan sebenarnya Ayah berhasil menghentikan calon Ayah mertuamu itu yang ingin mengadakan pernikahan kalian dua minggu setelah dia mengabariku." katanya dengan sebal.

Oh Siwon, nama yang tidak asing bagi Maxim. Pria yang lahir dengan sendok emas itu teman masa kecilnya, dan sedari kecil dia selalu menentukan semua hal seenaknya hingga kadang membuatnya geram. Sehingga mereka berpisah saat memasuki bangku kuliah dan jarang bertukar kabar.

Tapi beberapa minggu yang lalu, dia dikejutkan dengan panggilan dari Siwon yang mengatakan akan berkunjung ke rumahnya dan melamar Lisa anaknya untuk putranya.

"A-Apa? Jadi Ayah mertua...!" saking terkejutnya, Lisa sampai membuka lebar mulutnya—tercengang.

Maxim mengangguk, "Ayah mertuamu itu memang gila sedari dulu."

Setelah itu tawa mereka pecah, mencairkan rasa gugup yang semula bersarang di hati Lisa.

"Hahaha, terimakasih Ayah." ucap Lisa dengan tulus setelah meredakan tawanya.

Maxim tersenyum lembut, "Sure, honey. Apa sekarang kau sudah lebih tenang? shall we go now?" kata Ayahnya sembari mengulurkan lengannya pada Lisa.

Lisa tersenyum lebar lalu membawa buket bunga yang ada di meja lalu melingkarkan tangannya di lengan Maxim. "Iya." jawabnya dengan ceria.

Sambil menahan gaun dengan  satu tangan dan tangan lain menggandeng Maxim. Pandangan Lisa lurus ke depan, menatap pintu yang mulai terbuka, tapatnya ke arah seorang pria tampan yang tengah menunggunya di depan altar.

Lisa memasang senyum anggunnya, dan mulai melangkah masuk. Ia berjalan dengan kepala terangkat sembari tersenyum pada para tamu undangan yang hampir sebagian besar tidak dikenalnya bersorak mengucapkan selamat padanya. 

Lisa kembali memusatkan pandangannya pada Sehun yang terlihat tampan dengan tuxedo hitamnya. Tanpa sadar tangannya yang menggenggam buket, mencengkram dengan erat—saat menyadari tatapan Sehun selalu menuju padanya, membuatnya salah tingkah.

Tiap langkah berlalu dengan cepat, tinggal beberapa langkah lagi dia akan sampai di altar dan itu membuat rasa gugup yang sempat menghilang kini kembali merasuki perasaannya.

"Ayah mertua," Sehun menunduk, memberi salam pada Maxim yang sudah tiba di hadapannya, sebelum mengerahkan tangan Lisa pada Sehun. 

Maxim tersenyum samar, "Take care of my daughter," bisik Maxim.

"Sudah tugasku Ayah," Jawab Sehun sambil mengedipkan sebelah matanya pada Lisa. 

Lisa berusaha menahan lututnya yang tiba-tiba terasa lemas dengan mengeratkan rangkulan tangannya pada lengan Sehun. Melihat Maxim yang sudah pergi meninggalkan mereka berdua, Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah wanita yang akan segera menjadi istrinya ini. "Kau terlihat luar biasa," bisiknya yang membuat wajah Lisa semakin panas.

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang