Season 2 - 19

5.1K 735 73
                                    

"Kak"

Aku menoleh kearah Tasya yang sedang duduk disamping ku, Tasya tersenyum manis sambil menunjukan lesung pipinya "keluar yuk"

Aku kembali menatap sekeliling kompleks yang penuh di kelilingi lampu jalanan dari balkon kamarku lalu menyandarkan punggungku di kursi "kenapa setiap hari kamu kesini? Kamu gak ada kerjaan?"

"Aku gak boleh kesini ya kak?"

"Bukan begitu, hanya saja...."

"Ya udah deh aku pulang aja, toh 2 jam kita disini juga aku di diemin, maaf deh udah ganggu waktu kakak"

Aku sontak memegang pergelangan tangan Tasya saat Tasya hendak berlalu lalu menarik tangannya hingga dia duduk di pangkuanku, kepalaku mendongak saat Tasya menunduk untuk menatapku, kutatap kedua matanya dengan lekat "jangan marah-marah, nanti manis nya kamu hilang"

"Bodo amat ah, manis aku ilang juga gak papa, mau aku manis atau enggak kan kakak tetap gak suka sama aku"

Bibirku terbungkam rapat saat Tasya menggigit bibir bawahnya pelan "sampai kapan kakak mau nganggep aku sebagai adik kakak? Aku ini sudah dewasa, dan aku juga perempuan dewasa kak, aku emang gak peduli kakak mau mencintai ku atau enggak, tapi mau sampai kapan kakak gak bisa menatapku sebagai perempuan dewasa? Tatapan kakak ke aku dan ke perempuan lain tuh beda, tatapan kakak ke aku tuh kayak tatapan kakak ke David"

"Berhenti mencintai ku Tasya, kamu bisa dapat orang yang lebih baik dariku,karena bagimu... kamu tuh akan selalu tetap menjadi adik aku"

"Kak....aku ini maunya di anggap sebagai perempuan sama kakak, aku gak mau di anggab kayak anak kecil terus"

Ku usap pipinya dengan lembut "mau aku buatin coklat hangat lagi?"

"Gak usah ngalihin pembicaraan, dah lah kak....aku mau pulang aja"

Aku segera mengejar Tasya yang hendak membuka pintu kamarku, kusentuh lengannya dengan lembut "Tasya....jangan marah"

"Bodo amat, aku mau marah sama kakak"

"Tasya....", ucapku pelan saat Tasya menghempaskan tanganku yang menyentuh lengannya

Tasya menoleh kearahku dan mendekatkan wajahnya kewajahku "apa aku ini masih berumur 6 tahun?"

Aku menggeleng pelan dan Tasya menghela nafas kasar "udahlah kak, aku mau nurutin kemauan kakak aja, aku mau berhenti buat cinta sama kakak biar kakak puas"

Kenapa aku merasa gak rela kalau Tasya berhenti mencintai ku? Kenapa? Tapi aku juga gak boleh cinta sama dia, dia perempuan sempurna dan sangat tidak pantas sama aku, tapi....kenapa bibir dan kemauanku itu berbeda?

Tubuhku tersentak kaget saat Tasya langsung memelukku ketika lampu tiba-tiba berubah menjadi padam dan kamarku sekarang benar-benar gelap gulita, kurasakan pelukan Tasya di tubuhku benar-benar mengerat "kak....takut"

Ku rogoh ponsel di saku celanaku dan menyalakan senter dari ponselku, aku menuntun Tasya menuntun tempat tidurku lalu membuka selimut tebalku "kamu tiduran disini dulu, aku ambilin lilin"

"Gak mau, kakak harus temenin aku, kita pakai cahaya senter ponsel aja"

"Ya udah",sahutku lalu kami berada di balik selimut tempat tidurku dengan senter hapeku yang menyala di dekat lampu tidur

Kulirik Tasya yang menyembunyikan wajahnya di lenganku dan aku hanya tersenyum tipis melihat ketakutan Tasya, kurengkuh badannya dan membawanya ke pelukanku

Aku terdiam ketika tangan Tasya sedikit gemetar saat memeluk perutku sedangkan wajahnya kini berada di dadaku

Tuhan..... cepat buatlah lampu ini menyala, aku takut nanti terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan

Don't You Remember (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang