Hai, aku Sintya. Bekerja menjadi seoarang sekertaris bukan keinginanku, tetapi keadaan yang membuatku menerima pekerjaan ini.
Ya mau bagaimana lagi, hidup di Ibukota yang apa-apa serba beli ini terpaksa membuatku bekerja keras. Belum lagi keluargaku masih mengharap kiriman uang dariku, kadang aku iri melihat teman-temanku yang sanggup membeli ponsel terbaru, tas ber merk, pakaian yang mahal. Aku buat makan dan bisa mengirim uang pada keluargaku setiap bulan tanpa kekurangan aja udah untung. Boro boro beli perhiasan.
Perusahaan tempatku bekerja cukup besar, bergerak di bidang pertambangan. Sebagai sekretaris, aku harus siap bilamana bosku tiba-tiba menelpon untuk menyiapkan perjalanan jauh, dan aku harus mengikutinya. Pak Surya selaku CEO perusahaan ini akan bertemu rekan bisnisnya di Bali, bersama dengan Pak Handi, nah pak Handi ini atasanku di kantor, dia menyuruhku menyiapkan segala kebutuhan selama di Bali.
"Sin, kita ikut pak Surya ke Bali, Lo urus semua keperluan kita disana ya!" perintah pak Handi padaku.
"Baik pak"
Tiket pesawat, tempat menginap, sopir yang akan mengantarkan kemanapun kami pergi, dan tempat makan, segalanya aku yang mengurus.
Tiba di Bali, kami langsung menuju restoran tempat kami bertemu klien, pak Surya menyuruhku menjadi sekretaris sementara, karena pak Handi sama sekali tak bisa di andalkan.
Pertemuan cukup lama, hingga pukul 21.00 kami baru bisa kembali ke hotel tempat kami bermalam.
Sampai di depan kamar, tiba-tiba pak Handi menahanku.
"Sin, tukeran kamar, ya? Gue mau ngajak cewek gue nih, masa iya sebelahan sama pak Surya, kalo Doi denger cewek gue mendesah gimana? Kan bahaya"
Edan ni orang, udah tau lagi kerja malah ngajak cewek."Yah, pak nggak mau ah, aku nggak enak, ntar kalo tiba-tiba Pak Surya mau nyariin lo gimana Pak?"
"Ya jawab apa kek, kita ketuker kamarnya, apa giamana deh, lo urus aja. Oke ya? Buruan beresin barang lo sin,cewek gue udah nungguin nih."
Selesai beberes aku langsung menuju kamar pak Handi yang bersebelahan dengan Pak Surya.
Setelah sampai kamar, aku segera mandi, berendam, agak lama, menikmati hangatnya air, setelah seharian penuh bekerja, rasa lelah ku lumayan terobati dengan berendam.
Selesai mandi aku memakai lingerie kesukaanku, caraku menikmati hasil kerjaku ya ini, dengan membeli lingerie dan memakainya kalo malam.
Rasanya enak aja gitu, tidur pakai itu.Lalu aku berbaring di sofa,
"wahh ini sih nyaman banget, bisa tidur nyinyak nih"Kamar yang aku pesan buat pak Handi ini bener bener enak buat istirahat, kenapa dia nggak ngewe disini aja coba sama ceweknya, eh tapi ini rejeki aku dong. Batinku tertawa.
Lalu kebiasaanku minum kopi dimalam hari pun tak bisa ku hindari,menyesap kopi sambil menikmati indahnya kota Bali dari kamar ini. Ahhh nikmatnya, kalo aja ada yang mengahangatkan ku dengan pelukan, lebih nikmat lagi ini sih.
Lalu kudengar ketukan pintu, aku curiga jangan jangan pak Handi ingin bertukar kamar denganku, ahhh ada ada aja, padahal aku udah nyaman disini, lalu aku membuka pintu kamarku.
"Kenapa? Nyesel mau pin- dah ka-mar?" Terkejut bukan main, ternyata pak Surya yang mengetuk pintu ini, duh mana lupa pakai baju yang bener lagi.
"Loh, kok kamu yang disini Sintya?" denger pak Surya manggil namaku dengan lembut tubuhku langsung meremang.
"Eh, anu pak tadi pak Handi yang minta tukeran kamar, katanya temennya mau nginep juga, hehe"
"Ada perlu apa ya pak? Mau saya hubungi pak Handi pak?"
"Gak usah Sintya, ponselku mati, cuma mau pinjem charger aja kok, lupa bawa saya" Jelas pak Surya, tapi matanya itu lohh, ngeliatin punya gue kayak pengen nerkam.
"Oh, yaudah pake punyaku aja dulu pak, sebentar saya ambilkan, mari masuk pak? Atau mau saya antar ke sana nanti? Daripada bapak nunggu didepan pintu gitu" Jawabku sesopan mungkin.
" boleh masuk?" tanya pak Surya bingung.
"Ya boleh atuh pak, ini kamar kan bapak yang bayar, heheh"
Aku persilahkan dia menunggu di sofa, lalu aku mengambil charger yang sedang ku gunakan untuk mengisi daya ponselku.
Pak Surya jelas melihatku, mampus lah aku, lupa pakai jaket.
"Mau kopi pak? Saya lagi ngopi nih?
" boleh lah, kebetulan saya ngantuk, tapi belum mau tidur"
Aku membuatkan kopi, dan menyajikannya ke pak Surya, ini dimana naruhnya? Meja aja nggak ada. Akhirnya ku berikan langsung ke Pak Surya.
"Duduk Sintya, temani saya ngopi"
Aku duduk disebelah pak Surya, canggung banget dong, aku pakai lingerie, bikinin dia kopi, terus nemenin dia ngopi, kan otak sama tubuhku jadi mengharapkan yang iya iya.
"Biasa ngopi pak, kalo malem?
" jarang sih, tapi ya ini enak, pas rasanya"
Pak surya melihatku lagi, anjir ini sih bisa mati mendadak jantungku berdetak luar biasa keras, ditatap doi begitu.
"Kamu belum tidur jam segini?"
"Belum ngantuk pak, biasa ngopi kalo pulang kerja, jadi ngantuknya malam"
"Suami kerja dimana?"
Ini orang nanya apa ngejek sih, bete aku jadinya.
"Kok bapak ngejek?"
"Loh, saya tanya. Bukan ngejek, kan saya nggak tau" pak surya bingung mau menaruh gelas kopi dimana, akhirnya aku berinisiatif mengambilnya, tanpa sengaja dia menyenggol lengan ku, blussssshh meremang seluruh tubuhku bersentuhan dengan pak Surya. Hahaha
"Saya jomlo pak, boro-boro suami, pacar aja ga punya, yakali ada yang mau sama saya"
Pak surya lalu memegang tanganku, aduh ini orang kenapa sih, horny kan aku jadinya.
"Sama saya mau?"
"Apa pak? Maksudnya?" gila ni orang, istrinya mau dikemanain?
"Sama saya? Pacaran, mau ya?"
"Maaf pak, saya nggak mau jadi pelakor"
"Saya suka kamu sintya, sejak kamu masuk kantor saya"
"Plis pak, bapak keluar aja ya? Takut ada yang lihat pak, nanti salah paham"
"Saya mau kamu sintya" tangannya mengusap pipi ku, lalu menatapku lebih dalam.
"Saya memang sendiri pak dan pengen punya pasangan, tapi kalo harus merusak rumah tangga bapak, saya mending sendiri aja"
"Tapi kamu mau sintya?" buset maksa amat ini orang
Tangannya mulai menyentuh dan mengusap pahaku,
Aku yang merasa enak, berusaha mengumpulkan kewarasan dan menghindar."Pak, istri bapak nunggin dirumah"
"Saya mau kamu, mau ya?"
Elusan di pahaku makin mengambang, dan rasanya membuatku makin melayang. Tanpa sengaja aku mengangguk, ingin menikmati rasa yang lebih dari ini.
Pak Surya tersenyum lalu mencumbuku, meremas payudaraku yang menegang,
''aaahhhhh geli Pak"
"Enak, hmm?" lalu tangannya mulai mengelus pahaku hingga ke atas, mendekati vaginaku, dann
''aaaaaawhhhhh"
"Geli, ahhh pak, ahhhh.. Ini.. Beneran nggak papa pak?"
"Nikmatin aja ya sayang.." kupegang miliknya, dan waw keras sekali, aku makin terangsang, dan melayang.
Tbc.
Gess, buat yang baru nemu bacaan ini, aku saranin sebelum lanjut baca. Follow dulu IG ku, nanti biar bisa langsung buka fake chat dll disana😍
@penikmaterotis
Itu nama akun IG nya, thankyouuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita 21+
RomanceCerita dewasa, yg masih bocil dilarang mampir. Peringkat 1 #Affairs pada 19 Mei 2022