Tergoda sentuhan majikan

142K 758 0
                                    

Hari ini aku datang ke jakarta dengan tetanggaku, dia yang menyalurkan ku untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di sebuah perumahan mewah. Aku sudah berdiri didepan rumah mewah itu, mbak Rini, tetanggaku kini sedang menunggu seseorang membuka gerbangnya.

Kata mbak rini pemilik rumah ini ada 4 orang, ibu, bapak, dan kedua anak laki-lakinya.
Ada sopir tetapi jika sore dia pulang kerumahnya.

Sampai di dalam aku melihat-lihat  rumahnya, besar, tinggi dan bersih, interiornya jelas sangat mahal, jika aku salah membersihkan benda kaca yang ada disini, aku yakin gajiku selama setahun belum tentu cukup untuk membayarnya.

"Selamat pagi... Ehh mbak Rini sama mbak nya udah dateng, duduk sini mbak" sesorang menyapa kami, yang kuyakini adalah nyonya rumah disini.

Kami pun mengikuti beliau duduk di sofa.

"Capek ya mbak perjalanan kesini? Saya ambilkan minum dulu sebentar"

"Gak usah Bu, ngrepotin" si ibu tersenyum, lalu tetap pergi.

"Nanti kamu yang nurut aja Mel disini. Orangnya baik-baik kok, kamu jangan macem2 ya, mbak yang malu nanti" pesan mbak Rini padaku.

"Iya mbak"
Lalu kulihat nyonya rumah kembali membawa nampan berisi dua gelas air teh.

"Silakan diminum"

"Trimakasih Bu" ucapku pada nyonya.

"Udah dikasih tau belum sama Rini, mbak melisa kerjain apa aja disini? Aku mengangguk.

" sudah bu, apa saya diterima bu?"

"Loh, sudah sampai sini masa ditolak, nanti cuma masak, sama bersih-bersih aja kok, nanti anak-anak nyuci sendiri, pakaian bapak saya yang cuci, tukang kebun tiap hari minggu ada mbak, paham ya?"

"Iya Bu. Saya paham" 

"Bentar lagi anak saya turun, langsung bilang aja kalo kamu yang gantiin mbok Darmi ya mbak, saya mau ke kantor juga ini udah siang, yuk aku anter ke kamar"
Aku berjalan mengikuti nyonya.

"Sini ya mbak" dia menunjuk pada ruangan berukuran 3x3m ini, ruangannya bersih dan rapi, aku suka, semoga betah.

"Yang betah ya mbak, hari ini saya udah masak, tapi nggak sempet cuci piring, nggak papa ya mbak langsung mulai hari ini?"

"Gapapa bu, saya udah siap kok"

"Yaudah saya tinggal dulu. Rini aku anter sekalian ayok"

"Semoga betah ya Mel" lalu mbak rini menyalami tanganku.

"Mbak pulang dulu ya"

"Iya mbak, hati-hati, trimakasih ya"

"Sama-sama."

Setelah kepergian Ibu dan mbak Rini, aku mulai menata barangku di lemari yang sudah disediakan. Lalu segera pergi kedapur untuk mulai bekerja.

Saat sedang cuci piring, tiba tiba ada yang memelukku dari belakang, menyandarkan kepalanya pada pundakku, melingkarkan tangannya pada perutku, aku menegang, maksudnya dia apa, dia siapa.

"Sarapan sama apa ma?" oh ternyata anaknya Ibu.

"Ma-maaf den, saya bukan Ibu aden, saya penggantinya mbok Darmi" lalu dengan cepat ia melepasku.
Aku menoleh, ekspresinya terlihat kaget, kayaknya tadi dia baru bangun tidur, matanya belum melek sepenuhnya.

"Sorry sorry mbak, tadi kupikir mama. Pantesan wanginya beda, sekali lagi sorry ya mbak, duh nggak enak nih baru pertama kerja aku udah kurang ajar"

Rautnya terlihat menyesal, lalu menangkupkan tangan didepan dada, seoalah ia benar-benar merasa bersalah.

Kumpulan Cerita 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang