Begitu kata para Buaya.

82.6K 571 11
                                    

Aku terbangun lalu menggeliat,  kurasakan pelukan di perutku semakin erat, embusan napasnya terasa di ceruk leherku.
Aku memiringkan tubuhku membelakangi mas Haris, lalu ia semakin merapat pada punggungku, kurasakan tonjolan keras menyentuh bokongku.
Dia horny tapi masih ngantuk kayaknya, aku mengambil ponsel, lalu membuka aplikasi pesan, kulihat Indri mengajak ketemu siang ini. Aku hendak membalas, namun suara mas Haris menahanku.

"Nggak usah ya yang?, besok-besok aja lah sama Indri, seharian ini nggak usah keluar rumah, sama aku aja disini"

Lalu Ia melepaskan pelukan ditubuhku, aku lanjut membalas pesan Indri. Kemudian satu pesan lagi masuk dari... Mas Haris? Dih ngapain? Ada-ada aja.

Mas Haris menoleh padaku "Siapa buaya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas Haris menoleh padaku "Siapa buaya?"

"Ada lah, seseorang yang udah punya istri tapi paginya ada di apartemen cewek lain, kalo bukan buaya apa lagi?" aku terkekeh.

"Yaaaang" erangnya manja, lalu kami meletakkan ponsel ke nakas lagi, kemudian mas Haris memelukku.

Dia memagut lembut bibirku, makin lama makin dalam, gairah kami kembali terbakar, mas Haris mengusap kedua payudaraku, meremasnya pelan, aku mengerang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia memagut lembut bibirku, makin lama makin dalam, gairah kami kembali terbakar, mas Haris mengusap kedua payudaraku, meremasnya pelan, aku mengerang. Kemudain Ia menarik tangtop ku ke atas, Dia langsung melahap payudaraku yang tak memakai bra.

"Emhhhhhhhhhhhh"

Semakin cepat lidahnya bermain putingku. Tangan kirinya mengusap vaginaku.

"Ahhhhhhhhh" napasnya memburu, aku mengusap penisnya, meremasnya pelan lalu memasukkan tanganku kedalam celananya.

"Emmhhhhhhhhhh" desahnya tak jelas, aku mulai memainkan miliknya, tangan kirinya yang semula mengusak kini menelusup ke dalam celana dalamku

"Ahhhhhhhhhh" tubuhku refleks menggelinjang merasakan sensai sentuhan mas Haris, Ia mengusapnya lembut, lalu membelah milikku pelan menggunakan jarinya, "ahhhhhhhhhhh"
Jari tengahnya memainkan klitorisku pelan, "ahhhhhhh.....shhhhhh"
Mendengar desahanku mas Haris menggerakkan jarinya lebih cepat, kemudian berpindah masuk ke lubang milikku, menggoyangkan jarinya disana,nmemaju mundurkan jarinya didalam lubangku, aku menjepit jarinya, hisapan di payudaraku semakin kencang membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Ia bangkit lalu melepaskan semua pakaiannya, melihat miliknya yang sudah sangat keras dan tegak, aku bamgkit lalu merebahkan tubuh mas Haris, kedua pahanya kurentangkan, aku memunduk menciumi pangkal pahanya,kedua tanganku mengusap pahanya, kemudian aku mulai menciumi penisnya, menjilatinya penuh nafsu, sungguh melihat miliknya membuat jiwa liarku keluar. Aku masukkan penisnya kedalam mulutku, ku hisap kencang

"Ahhhhhhhhhh...." mendengar desahannya aku tak tahan untuk menghisapnya lebih kencang, kumainkan lidahku didalam, lalu memaju mundurkan kepalaku, dengan mulut yang masih menghisap kencang.

"Ahhhhhhh... Aku nggak mau keluar sekarang, mau masuk Len...ahhhhhhhhh"
Aku tak menghiraukannya, milik mas Haris benar-benar menggiurkan, baunya membuatku semakin bergairah.
Mas Haris melepas paksa kepalaku, setelah itu, aku menahan tubuh mas Haris, kemudian aku bangkit, duduk diatas mas Haris, mencium bibirnya,ia meremas bahuku, miliknya dan milikku bersentuhan membuatku semakin tak tahan, aku melepas ciuman kami, lalu mulai memposisikan diri memasukkan miliknya ke dalam milikku yang sudah basah karenanya, kupegang penis mas Haris, lalu ku masukkan ke dalam lubang milikku.

"Ahhhhhhhhhhhh... Dalem banget Elena.....shhhhhhh"
Aku mulai menggerakkan pinggulku pelan, mas Haris memelukku dengan muka yang berada di depan payudaraku, aku terus menggerakkan pinggulku, lalu merwmas bahunya, karena sungguh ini nikmat sekali.

Mas Haris mulai menciumi payudaraku, lalu menghisapnya, memainkan lidahnya disana, kedua tangannya meremas bokongku, membuatku menggerakkan pinggulku semakin cepat "ahhhhh.. Ahhhhhhh...hahhhhhhh"
Remasan berganti usapan lalu gerakan lidahnya memainkan putingku membuatku tak tahan lagi.. "Hahhhh...ahhhhhhhh... Mashhh....ahhhhhhhhhhhhhhhh"
Aku mencapai klimaks, mikikku berkedut hebat, gerakan pinggulku berhenti, lalu memeluk mas Haris, Ia balas memelukku, kemudian aku merebahkan tubuh mas Haris, dengan aku menindih tubuhnya, mas Haris menciumi leherku, tangannya mengusap punggungku, aku mencium lehernya, kemudian tangan mas Haris menarik kakiku agar lurus, membuat milikku menjepit penis mas Haris kencang, aku merasakan geli luar biasa, kemudian aku mengeluarkan cairan lagi.

"Ahhhh..ahhhhhhhhhhhh, kok bisa sih mas kayak gini bikin keluar lagi" milikku masih berkedut, tangan mas Haris mengusap bokongku. Dia hanya tertawa.

Kemudian aku bangkit dengan milik kami yang masih menyatu, mas Haris bangkit dengan kaki yang masih ditekuk, kemudian mulai menggerakkan miliknya.

"Oohhhhhh Elenaa....ahhhhhhhhh"

Gerakannya mulai cepat, "ahhhhhhhhhh" aku tak tahan untuk tidak mendesah, rasanya benar-benar nikmat, mikik mas Haris rasanya memenuhi milikku.

Kaki kudipindahkan ke bahunya, membuat milikku makin sempit, mas Haris makin cepat menggoyangkan miliknya didalam milikku.. "Ahhhh...ahhhhhhhhh"

Kulihat mas Haris menutup matanya, gerakannya makin cepat, aku menjepit miliknya kencang, rasanya milik mas Haris makin membengkak, goyangannya semakin cepat.

"Ahhhhh...ahhhhhhh...ahhhhhhhhh"

Tangannya meremas payudaraku, yang satunya mengusap perutku, aku tak tahan rasanya sudah lemas tapi kayak mau keluar lagi.. "Ahhhhhhhhhh" gerakan mas Haris makin cepat.
"Hahhhhhhhh.....ahhhhhhhhhhhhh"
Aku keluar lagi, mas Haris juga keluar, tapi kali ini tak mencabutnya, mengeluarkannya didalam milikku, rasanya hangat. Mas Haris tak melepaskannya, tubuhnya masih menindihku, kemudian mencium keningku lama.

"Pagi yang Indah Elena.. " lalu ia menjatuhkan dirinya diatas tubuhku, kepalanya berada di ceruk leherku, deru napasnya tenang disana.
Sedangkan aku masih menjepit kencang mikiknya dibawah sana, tanganku mengusap punggungnya,mencium bahu mas Haris, menghirup aroma tubuhnya.

"Kira-kira sampe jam berapa kayak gini? Aku laper sih"

"Astaga, maaf yang.. Aku lupa kalo belum makan, kamu sih bikin aku lupa segalanya" dia tertawa, mengecup bibirku sekilas, lalu mencabut miliknya, kemudian pergi ke kamar mandi, aku mengambil tisu membersikan sisa cairannya yang tertinggal di sekitar milikku. Aku tersenyum mengingat pergulatan kami barusan, rasanya nggak pengen mas Haris pergi dari sini, aku menyukai saat dia berada disekitarku, hatiku juga tenang saat bangun tadi melihat dia disampingku, sangat egois. Tapi aku menikmatinya.

Tbc apa End nih?

End.

Kumpulan Cerita 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang