Udah pro ya ternyata, kupikir masih amatir" gue tersenyum, pak Abian melahap bibir gue, tangannya masih mengoyak dibawah sana.
"Ohhhhh...."
Gerakan jarinya masih kencang di bawah sana, sedikit membungkuk, dia mencium payudara gue, lalu menghisapnya dan menggigit pelan puting gue,
"Emhhhhhhh..."
Gue beneran nggak tahan, jarinya beneran bikin gue melayang, baru jarinya loh ya. Apa lagi yang udah keras disana.
"Ahhh...shhhh......" suara desahan gue bener-bener nggak tertahan, ini nikmat, sungguh baru kali ini gue ngersain enaknya pemanasan, sampe gue mau nahan biar nggak keluar dulu, saking enaknya.
"Ahhhhhh...... " hisapan di puting gue dan gerakkan jarinya dibawah makin cepat, gue nggak tahan.
"Ahhhhhhhhhhh" gue sampai setelah menahannya dari tadi, jari pak Abian masih ada di didalam milik gue yang masih berkedut,
Kepalanya berada di samping kepala gue, tapi hidung dan mulutnya menciumi pipi dan telinga gue. Gue masih ngerasain geli, jadi gue gerakkin pinggul gue, mencari kenikmatan yang masih pak Abian berikan ke gue.
"Mau lagi?" gue mengangguk, kemudain tangan kirinya meremas payudara gue, jarinya yang kanan belum keluar dari bawah sana, ibu jarinya menyentuh klitoris gue, gerakkan pinggul gue makin cepat, gue mau sampai lagi.
"Ahhhhhhhhhhh....." pak Abian memeluk gue dengan tangan kirinya, mencium bibir gue, jari telunjuk kanannya masih di dalam sana, gue bahkan menjepitnya erat.
"Masa udah dua kali, aku belum" gue lemes banget, sampe gak minat buat jawab pertanyaan dia. Tapi gue senyum menatapnya. Lalu dia mencabut jarinya, kepalanya turun ke bawah, menghisap cairan yang gue keluarin, sambil memainkan lidahnya disana. Gilaa, udah lemes begini, gue pengen lagi, tapi kali ini gue nggak mau lagi pake jari, gue mau miliknya.
Gue sedikit bangkit dari posisi gue, tangan kanan gue meraih milik pak Abian yang udah keras banget, tangan kiri gue mencengeram bahu kanannya. Dia mendesah, miliknya makin menegang, lalu dia menarik celananya ke bawah dan juga celana dalamnya, gue langsung bergairah lagi, ngeliat betapa keras dan tegak milik pak Abian, gue langsung menggenggamnya, menaik turun kan genggaman gue, kedua tangan pak Abian mencengkeram bahu gue.
"Ohhhhhh......" dia memegang mikiknya sendiri buat diarahin ke milik gue yang udah basah lagi, tangannya mendorong pelan tubuh gue, punggung menyandar ke tembok dan siku gue menyangga badan gue.
Dia mulai menggesekkan ujung miliknya ke permukaan vagina gue, "ahshhhhhhhhhh"
Makin cepat dia menggerakkannya, lalu mengoleskan cairan gue ke seluruh bagian miliknya, setelah dia rasa basah, dia mencoba memasukkannya ke dalam milik gue, perihhh banget njirr, kurang licin ini sih, tapi enak, berasa sempit banget milik gue, padahal cuma kurang pelumas aja, dengan posisi berdiri, milik dia berasa pas banget didepan milik gue, yang mengangkang di depannya, refleks gue menutup mata atas penyatuan kami, kaos hitam yang ia kenakan sudah agak basah, dan nggak dilepas sama dia. Bikin gue makin gemes aja sih. Udah pro banget dia.
"Ahhhhhhh....." desahan pak Abian keluar saat penyatuan kami.
Pak Abian tak langsung menggerakkannya, dia diam memeluk gue,lalu mengecup payudara gue, tangannya mengusap lutut hingga paha gue lembut. "Ahhhhhhhh" milik gue udah menjepit miliknya kencang, kemudian dia mulai menggerakkan pinggulnya perlahan.
"Ohhhhhhhh....."
Gerakkannya makin cepat, kemudain melambat, lalu menggoyangnya seperti memutar pelan, setelah itu dia menekannya keras.
"Ahhhhhhhh..... " gue nggak tahan, itu geli banget, pak Abian masih mengulanginya hingga gue mau sampe, lagi.
"Ahhhhhhhhhhh....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita 21+
RomanceCerita dewasa, yg masih bocil dilarang mampir. Peringkat 1 #Affairs pada 19 Mei 2022