Kita tuh sebenernya apa ya pak?

107K 707 0
                                    

Sampai di kamar pak Raka gue langsung bengong, kok ya ada manusia bersihnya kayak dia. Padahal gede ya ini kamarnya, tapi kok selalu bersih, rapi. Padahal gue liat liat dia sibuk juga loh.

"Kenapa bengong? Sini duduk"

"Pak, kok ya bisa tega sama gue sih, kamar bapak gede banget loh, kamar gue kecil banget masa. Mana kalo mau pipis sama mandi mesti kebelakang dulu. Kan takut pak kalo malem"

"Yaudah tidur sini aja malam ini"

"Hah? Kenapa pak?" maksudnya tidur disini malem ini tuh apa ya? Tukeran kamar gitu? Otak gue gak nyampe, sorry.

"Kalo gue tidur sini bapak tidur dimana? Ah ga enak dong pak, masa yg numpang malah tidur dikamar utama" belum selese ngomong udah disamber dong sama doi.

"Ya disini, bareng sama kamu"

"Hah?"

"Hah heh hah heh terus lama-lama kamu saya tidurin nih"

"Kamu paham kan Kania sejak awal tujuan saya apa?"

"Sangat paham pak" aku mengangguk mantap, yakali udah dibilang kan pak Raka ini FWB an gue. Untungnya buat gue apa? Ya ini, dapet tempat berteduh, bisa sekolah tanpa mikirin biaya, gak usah gue critain lah ya kenapa gue bisa sampe sini, gue nggak mau nambah-nambahin beban nih. Gue yakin beban kalian juga udah banyak kan.

"Jadi, bisa kan sekarang?"

"Bi..bisa pak bisa"

"Yaudah cepetan"

"Apanya pak?"

"Astaga"
Pak Raka menghela napas. Ya gue gatau dong mesti gimana, maksudnya iya gue tau yg itu kan, tapi maksud gue mulainya darimana kan gue gatau.
Pak Raka malah bangkit, lalu ke kamar mandi. Aku menyusulnya.

"Wahhhh... Bisa-bisanya kamar mandi sama kamar gue lebih luasan kamar mandi ini, mana bisa berendam sambil liat jalan pula, gue mandinya disini aja gimana  pak, ya? Yang sana nggak bisa berendap pak"

"Boleh"

Yesssss.

"Tapi ada syaratnya"

Nggak mau rugi banget ya dia. Lalu ia mendekati gue, mengangkat tubuh gue ke pinggiran wastafel, melebarkan paha gue  dan kini ia berdiri diantara kedua paha gue, ini bikin gue mrinding sumpah. Ia memegang kedua lengan gye mengusapnya pelan, dan  menatap gue dengan...penuh nafsu?
Gue gak bales tatapannya, langsung saja gue cium bibirnya, kemudian pak Raka membalasnya, kedua tangan gue merangkul leher pak Raka, sedangkan tangannya memeluk punggung gue, mengusapnya pelan, membuat gue terangsang, gue menghapus jarak, mendekapnya erat, hingga sebuah tonjolan keras terasa di pangkal pahaku.
Pak Raka memelukku lebih erat, kini mulai mencium leherku tangannya mengusap payudara gue yang semakin keras karena sentuhannya, dibawah sana pak Raka mulai menggeseknya ke pangkal paha gue,

"Ahhhhhhh" geli banget njirrr.

Perlahan membuka kemeja yang gue kenakan, lalu meremas payudara gue yang terbungkus bra, menciumi dada gue, menggigitnya, hingga meninggalkan bercak merah disana, sambil terus menciumi leher gue, dia membuka kemejanya sendiri, melepaskan celana,  kini tersisa celana dalam dan dadanya udah telanjang, gilaaa ototnya luar biasa mantap, gue langsung membenamkan wajah ke dada nya, menciumi setiap inci bagian dadanya, menggigit kecil putingnya.
"Ahhhhhhhh" desahannya keluar, lalu tangannya menyingkap rok gue,  menarik kasar celana dalem gue. Udah gak tahan banget kali.

Memasukkan jarinya ke vagina gue, mengocoknya cepat, lalu membuka celana dalamnya sendiri, hingga terlihat penisnya yang besar dan tegak. Tangannya membuka kran di wastafel sebelah gue, lalu menhambil air dengan tangannya, diusapkannya ke miliknya sendiri, gue ikut memegang miliknya, lalu di angkat tubuh gue, dimasukkan penisnya ke dalam milik gue.

"Ahhhhhh...." sakit banget inituh,

"Shhhhhhh...ahhhhhh" dia bediri sambil gendong gue didepan, dengan posisi gue menggantung dan penis yang tertancap divagina gue. Kaki gue melingkar ke bokongnya, tangan gue memeluk lehernya erat. Tangannya menggerakkan bokong gue buat di goyangin.

"Ahhhhhh...ahhhhhhh....."
"Ahhhhhh...shhhhhhh, kamu enak banget Kania,  ahhhhhhhhh"
gerakkan tangannya semakin cepat,gue menggigit bibir bawah gue, ini enak banget asli, penisnya berasa masuk dalem banget,

"ahhhhhhh....geli pak...ahhhhhhh"

"Ahhhhhh...."
Rasanya sakit, tapi campur geli, campur enak,
"ahhhhhhh... Enak banget ya pak, ahhhhhhhh"
Gue hampir keluar, dan gue rasa miliknya juga semakin keras... "Ahhhhhhhh....."
"Mau keluar ....ahhhhhh... Pak....ahhhhhhhh"

"Shhhhhh...." gerakannya semakin cepat.

"Ahhhhhhhhhh....." milik gue bergetar, begitu pula miliknya, kami mengeluarkan cairan bersamaan, milikku masih berkedut, dan menjepitnya kencang. Pak Raka memeluk gue, lalu bergerak menyenderkan punggung gue ke tembok sebelah wastafel, dengan posisi ini ge semakin tertekan oleh penisnya. Kepalanya berada di ceruk leher gue, napasnya memburu, membuat gue memeluknya lebih erat, dan mencium pundaknya.

"Saya mau lagi, tapi di kasur ya, kamu berat ternyata"

Aku memukul pelan pundaknya.
"Ga mau tau, gue mau gendong kayak gini sampe kasur"

Dia gak jawab tapi langsung, membawaku keluar dari kamar mandi, dengan posisi seperti tadi.

"Pak, kita tuh apa sih sebenernya? FWB tapi kita kan bukan teman pak, TWB ya?"

"Apa itu TWB?""

"Teacher with bennefits, hehehe"

End.

Kumpulan Cerita 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang