Jujur aku wanita yang mempunyai nafsu yang tinggi, aku bahkan bisa orgasme hingga beberapa kali. Terkadang saat mas Rudi sudah berangkat bekerja, aku mulai menyenangkan diriku menggunakan tangan, bahkan pernah aku mencoba membeli vibrator untuk memuaskan hasrat yang tak ku dapatkan dari mas Rudi.
Diperlakukan seperti tadi oleh papa membuat gairahku semakin tinggi, dan entahlah sore ini rasanya aku sangat ingin dimasuki oleh milik papa. Aku bangkit dan mulai memberi kecupan di wajah papa,
"hmmmmm, enaknya dimanjain sama mantu"
kalimat papa seharusnya membuatku merasa rendah, tetapi saat ini kalimat itu terdengar seperti pujian, dan membuatku semakin nafsu untuk menciumi papa, kubuka kemejanya, lalu ku ciumi pundak papa, turun hingga ke bagian dada, aroma papa sungguh enak, aku terbuai sama wanginya, aku mencubit puting papa
"Ahhhh... Nakal mantu papa" aku tersenyum, lalu mulai menyesap putingnya, tanganku mengusap perut papa, dan memasukkan kedalam celana yang sudah mulai sesak karena sesuatu yang membengkak disana, keras dan cukup panjang, aku semakin cepat menggerakkan lidahku di putingnya, tanganku mulai mengusap dari luar celana dalam papa"Ahhhhh... Des, masuk ke dalam aja..ahhhh" papa membuka resleting celanya, agar tanganku mudah masuk ke dalam miliknya. Wahhhhhh keras sekali. Aku tak sabar untuk menciumi penis papa yang sangat keras, sepertinya dia pun sudah tak sabar. Ku gerakkan tanganku disana, lalu aku masih mencium perutnya, papa menggelinjang merasakan kenikmatan itu, lalu kepalaku turun ke bawah untuk menciumi pangkal paha, ku jilat bagian paha hingga "ahhhhh..ahhhhh" desahan papa makin jelas, kini mulutku tak sabar untuk mencium sesuatu yang sangat keras ini, ku hirup aromanya sebelum memasukkanya ke dalam mulut, aku menyukai aroma ini, sungguh aku tak sabar menikmati ini didalam lubangku.
Kumasukkan penisnya ke dalam mulut slubbbb, "ahhhhhh... Mulutmu nikamt sekali Des..ahhhhhhhh" kugerakkan kepalaku untuk membuatnya merasa enak, lidahku ikut bergoyang agar papa merasa semakin geli.
"Ahhhh...des..aahhhhh, papa udah lama gak main des..ahhhhh...papa.. Ahhhhh.."
Kurasakan milik papa semakin tegang, seperti ingin keluar, lalu aku lebih kuat dan cepat untuk menghisapnya,
"ahhhhh..ahhhhh.. Desyy..ahhhhhhhhh"
Papa mengeluarkannya didalam mulutku, aku berhenti menggerakkan mulutku, tetapi hisapan ku pada penis papa masih sangat kencang, setelah cairan memenuhi mulutku, aku melepasnya, menelan semua cairan papa, kemudian papa bangkit.
"Lagi Des, papa masih pengen nikmatin memekmu" aku mengikat rambutku agar nanti tak mengganggu saat sedang menikmati genjotan papa, lalu mulai merebahkan tubuhku, tangan papa memasuki milikku lagi, mengocoknya cepat, setelah cukup basah papa mulai menindihku, memainkan ujung penisnya ke dalam milikku
"Ahhhhh...ahhhhhh... Geli pa..ahhhhhh"
Tangannya mengusap pahaku, slebbbbb papa memasukkan penisnya kedalam milikku.
"Ahhhhh...pa.... Penuh banget di dalam pa..ahhh.." rasanya baru kali ini aku merasakan tusukan yang sedalam dan sepenuh ini, papa mulai menggoyang pinggulnya, perlahan"Ahhhhhh memekmu kok masih sempit di papa, punya Rudi nggak sebesar punya papa berarti, hmmm?"
"Ahhhhhh.. Iyahh.. Pa.. Punya papa.. Ahhhhh....ahhhhhh lebih besar..ahhhhh"
Papa tersenyum, lalu berhenti. Ya ampun, ada apa sih?
"Kenapa behenti pa?" mama pulang sama mas Rudi? Aku mulai takut
"Gapapa, kaget aja ini kamu jepit punya papa kenceng banget, takut banget papa cabut?" papa ketawa meledek, ahh kupikir kenapa. Lalu papa memasukkan lagi, menariknya, lalu kembali lagi
"ahhhhhh, yang cepet pa...ahhhhhh"
"Sabar mantuku sayang... Pelan pelan aja, enak kan?"
"Ahhhh... Iya..pa..tapi.. Kalo mama pulang gimana...ahhhhhh"
"Mama sama Rudi nginep kok, disana hujan" untunglah kalo mereka nggak pulang, bisa diusir sama mama dan langsung di talak mas Rudi kalo ketahuan, papa masih memasukkanya lalu berhenti, lalu menariknya lagi, "ahhhhhh... Enak banget Des, kamu kuat juga ya"
Banyak omong banget, aku mau keluar iniiiii."Ahhhhh.... Pa.. Plis ....yang cepet pa.....ahhh"
Papa menurut, menggerakkan pinggulnya dengan cepat..plok..plok...plokk....sleb..
"Ahhhh...ahhhhhh...ahhhh... Lebih cepet pa...ahhhhhhhhh.... Ahhhhhhhh" semakin cepat, kurasakan milik papa juga semakin menegang...."Ahhhhhhhhh, tahan des... Ahhhh...keluarin bareng..ya"
"Aahhhhhhh, ayo pa.. Desy gak tahan.. Ahhhh..ssshhhhh"
"Ahhhhhaahhhhhhhhhhhhh" desahan kami lolos begitu saja setelah pelepasan, rasanya banyak sekali cairan yang papa keluarkan memenuhi milikku.
Papa menjatuhkan tubuhnya diatasku, kepalanya berada di leherku, menghirupnya, tanganku memeluk punggung papa, mengusapnya."Kamu kayak nggak pernah dikasih jatah sama suami kamu Des"
"Jarang pa.. Mas Rudi sibuk"
"Apa papa pindah kerumahmu aja ya Des, biar bisa puasin kamu, papa juga puas main sama kamu, memekmu itu loh, wangi, montok, suka gigit"
"Ihh papa... Jangan gitu, Desy malu" aku menepuk punggungnya, tapi bener juga kata papa, aku kok bisa sebinal ini sama papa, biasanya sama sumiku nggak seperti ini, malah terkesan pasif.
"Udah sana, mandi dulu, papa mau naruh gelas tadi ke dapur"
"Haus pa... Mau minum"
"Papa ambilin ya?"
"Mau gendong aja ke dapur" rengekku manja. Aku jijik sama diriku sendiri, kenapa sama mertuaku bersikap seperti wanita murahan.
"Oke, dasternya dipake, tapi celana dalemnya ga usah ya, siapa tau nanti kamu mau lagi didapur" ucap papa smbil tertawa
"Papaaaa..... Suka banget deh godain Desy..."
Papa mencubit pipiku "gemesin sih" aku memakai daster yang tadi, lalu papa menggendongku didepan, aku memeluk lehernya, menciuminya.
"Manja banget si mantu papa" sambil mengusap bokongku, lalu berjalan menuju dapur.
Aku terkejut saat di meja makan ada botol kecil, seperti botol obat. Ahhhhh pantas saja.
"Ihhhhh papa, pantesan ya tadi aku pas minum jahe rasanya panas, pasti papa kasih ini" aku yakin ini obat perangsang, papa menoleh dan tertawa. Tanda bahwa hal itu memang benar.
"Tapi suka kan? Nikmat kan tadi? Masih gagah kan papa?"
"Gagah banget,udah gede, panjang, kuat lagi" papa tertawa lalu mencium dan meremas payu daraku.
"Nih minum dulu, lemes kan habis tenaganya buat teriak ahhhhh ahhh ahhh" papa tertawa lagi, sungguh baru kali ini aku ngrasa seperti ini, percakapan dan gurauan setelah berhubungan badan. Rasanya bahagia sekaligus merasa bersalah pada mama dan mas Rudi.
"Papa jail banget si" aku tersenyum malu.
Mulai hari ini aku tak lagi sama, bukan lagi istri setia mas Rudi, bukan lagi menantu baik mama. Tapi menantu pemuas papa. Kurasa aku tak mau berhenti sampai disini, aku ingin papa, memuaskan dan dipuaskan papa.
Aku harus menyiapkan diri jika mas Rudi dan mama tau hubunganku sama papa, karena aku yakin sepandai pandainya menyimpan bangkai, pasti lama-lama akan tercium.End.
Fiuhhhhhh pagi-pagi udah panas"an aja ya gaes. Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita 21+
RomanceCerita dewasa, yg masih bocil dilarang mampir. Peringkat 1 #Affairs pada 19 Mei 2022