Yang chat kamu kenapa laki-laki semua.

73.3K 998 54
                                    

"Semua yang kamu butuhin aku penuhi Ren.. Apapun yang kamu mau, akan aku usahakan semampuku, jangan terima lagi ajakan dari pria lain, ya?"

"Aduh susah sih, gimana nolaknya sama mereka?"

"Ya kamu bilang aja udah nggak begitu lagi, anak-anak kampus pada tau?"

Gue menatap pak Abian, bingung jawab pertanyaan dia, soalnya gue nggak tau,  mereka tau apa nggak kalo gue ayam kampus, Evi sama Kevin aja nggak gue kasih tau. Cuma Evelyn aja sih, kita main aman soalnya, nggak terima klien dari circle kampus kita. Banyakan kenalan Evelyn di club atau rekomendasi dari klien sebelumnya.

"Nggak tau kalo itu, selama ini pak Abian tau? Kalo aku ayam kampus?"

Dia menggeleng,

"Terus taunya dari mana?"

"Dari kamu masuk kamar bareng Bagas, aku pikir kamu ceweknya dia, ternyata Bagas bilang bukan"

"Oooh..., terus terus?"

"Terus apa?"

"Ya kan udah tau kalo aku cewek begitu, kenapa mau aja? Malah booking long loh. Biasanya booking siapa emang?"

"Nggak pernah"

Gue terkejut,

"Masa?" dia mengangguk.

"Kok  bisa sih?"

"Apanya?"

"Bikin aku mau gila tadi."

"Ya.... Ngikutin naluri aja sih" dia menggaruk bagian belakang kepalanya. Kayaknya malu nih. Terus gimana dong, gue emang pernah sih terima long time, cuma yang sampe setahun gini, belum pernah. Kalo gue ambil yang gitu, gue enak-enak aja, cuma ngelayanin satu orang aja, fasilitas hidup gue jelas terjamin. Tapi kalo nanti gue baper gimana?

Gue tersenyum menanggapinya. Pak Abian mengusap pipi gue.

"Mau mereka udah tau apa belum, aku nggak peduli sih, yang penting mulai hari ini jangan terima ajakan dari siapapun, ya?"

"Liat nanti deh"

"Sekarang Irene, aku mau kamu menolak semuanya, dari kapanpun, bukan cuma malem aja sama aku, siangnya terima yang lain kayak tadi"

Sialan.
Belum sempet gue jawab, gue denger ponsel gue bunyi terus. Lalu gue ambil, buat liat siapa yang telepon.

Ternyata Om Bagas, pak Abian melihat ponsel gue, lalu merebutnya dari tangan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata Om Bagas, pak Abian melihat ponsel gue, lalu merebutnya dari tangan gue.

"Ngapain lagi dia?" lah? Dia marah?

"Nggak tau, sini aku angkat, tanyain ada apa?"

"Nggak.. Nggak, tolak aja"

Dia menolak panggilan Om Bagas, lalu membuka aplikasi chat di ponsel gue, muka nya makin keliatan marah.

Dia menolak panggilan Om Bagas, lalu membuka aplikasi chat di ponsel gue, muka nya makin keliatan marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kenapa yang chat kamu laki-laki semua?" dia bertanya denga nada kesal.

"Nggak punya kontak cewek sih, paling si Evi, lainnya ya klien, kan ayam kampus"
Gue mengedikkan bahu.

Dia tak menanggapi, lalu kembali fokus melihat ponsel gue, membuka isi pesannya satu persatu, berasa lagi ketauan selingkuh njirrr.

"Bagas Bangsat, maksudnya apa bilang kangen?"

Gue diem nggak menjawab. Masih gue liatin,

"Ini Haidar siapa lagi? Kenapa kamu mau aja sih kalo ada yang minta di dalem?" dia menatapku jengkel, gue lebih jengkel lagi sebenernya, privasi gue itu. Pacar bukan, suami juga bukan, posesif.

"Ya.. Gimana ya, kalo didalem enak sih, bayarannya mahal juga"
Gue merebahkan diri, lalu menutup mata, males nanggepin.

"Nggak bisa nih kayak gini, kamu ganti nomor aja lah" gue udah nggak peduli dia ngomong apa, gue merem aja udah, males.

"Irene..  Malah tidur" dia menghampiri gue, merebahkan tubuhnya disebelah gue, tangannya memeluk gue, leher gue diciumin sama dia.

"Reeeen..... "

"Hmmm" gue menggeliat, tapi masih tetep merem.

"Dengerin nggak aku ngomong?"

"Denger"

"Kenapa diem aja"

"Males aja nanggepin, ngantuk"

"Ntar dulu, jangan tidur dulu, aku belum selesai"

Gue membuka mata,

"Lemes pak, serius deh, kalo mau lagi besok pagi aja ya?" gue sengaja jawab ngelantur.

"Bukan itu... Ini kamu ganti nomor aja"

"Biarin aja lah, kalo aku nggak bales juga mereka nyari yang lain kok, mending tidur aja pak, besok ada kelas pagi nggak?"

Dia diem, nggak jawab pertanyaan gue.

"Yaudah Ini hapenya saya yang pegang aja, kamu besok aku beliin lagi yang baru"

Terserah dia aja lah mau gimana, gue beneran ngantuk.

Gue denger dia bangkit dari tempat tidur, gatau kemana, bodoamat. Lalu gue melanjutkan niat gue buat tidur. Nggak lama kemudian, gue rasa dia udah naik lagi ke ranjang, masuk ke dalam selimut. Meluk gue erat dari belakang, mencium pipi gue.

"Makasih Irene" gue tersenyum dengan mata yang masih tertutup.

Dia mengecup bibir gue. Lalu tidur disebelah gue, pelukannya makin erat.
Gue tau ini bukan awal yang mudah, tapi gue pikirin lagi itu besok.

End.

Gimana gaes? Masih kurang nggak?

Cukup lah ya?

Yang bilang kurang boong nih pasti,wkwkwk

Oiya, coba kalian masih lupa  nggak kalo dibawah sini ada yang pengen disentuh sama kalian, iya itu gambar bintangnya, masih putih kan? Coba sentuh deh, pasti ntar berubah jadi oren,Wkwk

Thankyou kalian yang udah ngeramein komen,  dan kasih vote.



Kumpulan Cerita 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang