Hari ini mas Rudi libur, rencananya kami akan mengunjungi rumah orang tua mas Rudi.
Rasanya sudah lama kami nggak ke sana, sibuk dan berbagai macam acara selalu menjadi alasan kami ketika mama mas Rudi menelpon.Memang bukan alasan, mas Rudi yang baru-baru ini naik jabatan jadi sering sibuk, penyesuaian dan bertambahnya pekerjaan membuat kami jarang berkabar dengan mereka.
"Des, nanti aku nganter mama ke rumah tante Mirna juga kayaknya, mau arisan keluarga katanya. Kalo kamu capek nggak usah ikut juga gapapa"
Aku tau, capek adalah alasan paling tepat untuk menghindar dari pertanyaan seputar anak dari keluarga suamiku.
Aku baru menikah selama satu tahun, belum di karuniai anak. Itulah mengapa kami jadi sasaran empuk keluarga mas Rudi untuk ditanya-tanyai setiap kali ada acara. Hal itu juga yang membuat mas Rudi enggan hadir di acara keluarganya sendiri.
Terutama tante Mirna."Liat nanti aja ya mas"
Sepanjang perjalanan mas Rudi gak melepaskan genggaman tangannya padaku seolah Ia tau, apa yang sedang kupikirkan, dan mencoba menenangkan aku.
Sampai dirumah mertuaku, kami disambut oleh mama dan papa.
"Akhirnya pulang juga kamu nduk, le"
"Iya ma, pa.. Mas Rudi nya sibuk terus sih" sambil menjabat tangan mama dan memeluknya.
"Istirahat dulu Desy, Rudi juga pasti capek nyetir dari rumah kesini" aku menciun tangan papa, dan papa mengusap kepalaku, papa kok harum banget sih, wanginya enak. Astaga Desy.
"Iya pa" jawabku
Giliran mas Rudi memeluk mama, mencium pipi mama, dan mencium tangan papa. Lalu kami masuk ke dalam kamar yang biasa aku tinggali jika disini.
Karena perjalanam yang cukup lama, tubuhku merasa sangat lelah, aku tertidur.
Saat aku membuka mata, betapa terkejutnya aku, melihat papa sedang didepan pintu kamar ku, kulirik samping ku, tak ada mas Rudi, lalu aku segera menutup tubuhku dengan selimut. Papa ngapain disana, batinku."Des, sudah bangun? Tadi papa mau cek aja kok, siapa tau kamu bingung Rudi gak di kamar"
"Mas Rudi kemana pa?"
"Lagi kerumah tante Mirna, baru aja berangkat"
"Kok Desy nggak di ajak pa?"
"Kata Rudi biar kamu istrahat, kasian katanya capek banget ya?"
"Iya nih rasanya badan pegel semua, papa kok nggak ikut ke rumah tante Mirna?"
Lalu papa masuk ke kamarku, membawa sebuah gelas yang isinya, jamu mungkin?aku mulai takut.
"Tadi perut papa sakit, bolak balik ke Kamar mandi, jadi sama mama gak boleh ikut, nih papa bikinin rebusan jahe sama gula merah, bagus buat badan pegel pegel Des"
Aku meraih gelas yang diberikan papa, lalu meminumnya perlahan, karena ini masih hangat, rasanya sangat pas, manis dan sedikit rasa pedas yang membuatku menjadi agak seger setelah bangun tidur.
"Kalo pegel-pegel biasanya dipijit langsung enak Des, mau papa panggilkan tukang pijit?
" nggak usah pa, nanti setelah mandi juga enakan kok"
Papa melihatku saat aku kembali meminum air jahe tadi, tapi kenapa pandangannya turun ke bawah, aku rasa dia sedang memperhatikan bagian dadaku, apakah ada yang salah dengan pakaian yang ku gunakan? Aku menunduk untuk melihat, gawat, ternyata kedua payudaraku terlihat menonjol, aku biasa melepas bra jika mau tidur, itu dirumah, aku lupa kalo ini dirumah mertuaku. Aku segera menutupnya dengan selimut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita 21+
RomanceCerita dewasa, yg masih bocil dilarang mampir. Peringkat 1 #Affairs pada 19 Mei 2022