Part 3

647 16 0
                                    

Ting tong
Tok tok tok

"eh Listy, cantik banget mau ngajak Aiden main ya? Ajaklah gak papa daripada belajar terus" ucap sang ibunda.

"iya tante boleh?" tanya Listy meminta ijin.

"bolehlah kan tadi tante yang nyuruh" ucap Alecia.

Aiden kemudian turun dari tangga nampak di perlambat saat melihat Listy meminta ijin pada ibunya untuk membawanya pergi. Ini belum semesteran. Tidak ada tanggungan tugas juga, Aiden terlalu rajin sampai tak menyisakan sedikitpun.

Alecia awalnya terkejut saat pertama kali Listy datang untuk mengantar anaknya pulang. Anak gadis membawa anak perjakanya pulang? Bukankah harusnya terbalik?. Yang Alecia tau bahwa Listy menyukai Aidan tanpa basa basi. Tanpa tau alasannya dan cinta sudah cukup bagi dirinya. Apalagi saat Aiden yang biasanya pulang dengan luka entah di bagian mana. Sekarang menjadi berkurang.

Aiden itu pria ceroboh yang sering melukai dirinya tanpa sadar. Bukan bodoh, hanya ceroboh. Tapi itu tidak berlaku bagi soal yang dia kerjakan.

Listy dekat dengan Alecia karena gadis itu pernah meminta nomor telepon Alecia dan membicarakan Aiden disana. Listy sering kali mengirim pesan singkat namun punya isyarat. Alecia yang sama gendernya jelas mengerti. Dia merestui hubungan mereka berdua terlepas dari Listy si biang kerok sekolah.

"bu aku pamit" ucap Aiden menyalami diikuti Listy yang melakukan hal serupa. Gadis itu memberi bingkisan. Sebuah baju dan makanan diatasnya. Ini bukan sogokan, tapi Listy tau betul wanita masih punya sifat gadis.

Mereka berdua pergi dengan mobil Listy. Hanya mereka berdua didalam. Aiden nampak resah, jadi hanya bisa melihat ke jalanan. Sedangkan Listy membuka kaca mobil menyalakan rokoknya.

"bahaya" kata Aiden pelan tapi masih terdengar. Gadis itu berdeham sambil melirik sinis, ia kesal tapi langsung mematahkan rokoknya kemudian menutul jendela. Bahkan baru sekali hisap.

Dengan kecepatan sedang mobil itu membelah angin. Lagu santai yang dinyalakan sedikit merubah suasana. Listy diam sepanjang perjalanan begitu juga Aiden. Sebenarnya lelaki itu tengah mencari topik pembicaraan. Jika bertanya kemana? Dia sudah tau mau kemana.

Lelaki itu menatap Listy rambutnya panjang dengan iris mata juga bulu mata yang seiras. Jika dilihat dengan benar sangat cantik. Terkadang sudut pipinya bisa jadi tegas tapi bisa jadi lembut.

Tubuhnya hanya berbalut kemeja hitam polos dan celana hitam polos serupa. Seakan dia pergi ke acara pemakaman.

"kenapa?" tanya Listy saat dirinya terus dilihat.

"e-engga" jawab Aiden mengedipkan mata.

Tanpa sadar mereka sudah sampai.
SAMPAI?!

"kok disini?" tanya Aiden. Listy sudah keluar memutar mobil dan membuka pintu untuk Aiden.

"kenapa disini?" tanya Aiden bingung.

"jam?" tanya balik Listy. Lelaki itu melihat jam tangannya. Pukul 11.36.

Aiden yang mengerti hanya mengikuti langkah Listy pergi.

"silahkan ada yang bisa saya bantu?" ucap resepsionis.

"mau 2 kamar"

"maaf hotel disini sangat terbatas. Karena Sabtu nanti ada peringatan imlek jadi hal ini sering terjadi. Untuk saat ini hanya tersisa satu kamar queen bed" jelas resepsionis.

"oke"

Listy memberikan black card dengan KTP pribadinya sebagai syarat. Karena ini hotel semi resmi jadi tak dipermasalahkan. Lagipula siapa yang menolak black card?

My Badgirl |LENGKAP!|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang