Bab 51

149 5 1
                                    

"sini lu" tarik Zidan keluar rumah sakit menuju parkiran. Menarik kasar Aiden yang hanya diam menerima.

Bugh
Bugh

Aiden meludah kesamping, masih diam tak mengeluarkan suara.

Bugh
Bugh

Pipinya, matanya dan perutnya dihantam kuat oleh Zidan. Pria itu kesal bukan main saat melihat Aiden.

"LU KAYAK GINI GA NGERUBAH APAPUN LU SADAR GA SI?!"
"LU DIEM DOANG GA BERUSAHA BERHARAP APA?!" Zidan menarik kerah jaket lelaki didepannya, mata tajam memincing memancing emosi.

"LISTY KOMA! DIA GA SADAR UDAH HAMPIR 3 MINGGU! GILA LU HAH?!"
"DENGER GA?! LISTY KOMA! ADEK GUA KOMA! LISTY KOMA!!!!"

"GUA TAU!" balas Aiden kali ini menatap Zidan sama-sama tajam. Tangannya terulur melepas cekalan Zidan di kerah jaket.

"Gua tau, gua tau, gua tau, gua tau, ini salah gua. Gua tau. Maaf, gua masih belum sanggup nerima ini. Gu-g-gua salah maaf maaf maaf" setelah sekian lama. Tangis Aiden pecah, menunduk kemudian terjatuh diatas tanah.

"gua ga butuh ma.."

"gua tau! Gua tau. Maaf gua belum cukup, hadir gua belum cukup. Gua tau" rintih pelan suara serak tangis Aiden.

"gua sadar, gua tau, tapi gua milih ga peduli. Maaf, gua ancur bang, ancur banget. Gatau lagi, gua.. Gua.. Gua harus apa?" tanya Aiden mendongak menatap Zidan.

Zidan merengkuk Aiden, dipapah agar berdiri, memeluk untuk menguatkan. Terelus lembut punggung Aiden.

"aku gabisa jagain dia, ngerasa ga pantes disini. Aku gabisa nemenin dia, ngerasa gada guna disini. Sakit bang ngeliat dia luka parah, rasanya... rasanya berantakan. Adikmu berdarah-darah ga sadar, posisi aku ngeliat itu. Ngeliat kondisinya waktu berantakan"

"aku ikut berantakan, maaf"

Dalam tangis dia menyampaikan rasa yang dia pendam. Rasa bersalah kian membesar terbalut didalam kain kasa yang tipis namun kian menebal. Walau begitu tak lama tangisannya berangsur mereda.

Dokter keluar tak lama setelah mereka bertiga diam cukup lumayan.

"dok gimana?" tanya Zidan.

"maaf sebentar, tolong jangan ganggu dulu" ucap dokter tergesa.

"suster tolong dokter Waluyo" teriak dokter kearah perawat yang lewat. Paham akan perintah perawat itu berlari kecil bergegas.

"dok bisa jelaskan sedikit?" tanya Zidan lagi.

"saya kabari nanti ya, tolong bersabar" ucap dokter masuk kembali keruang operasi.

Melihat itu Zidan mengigit bibirnya cemas, ia memukul tembok disamping pintu masuk ruang operasi.

Bianca datang bersama Fernando menghampiri mereka bertiga yang nampak lebih cemas daripadanya.

"kenapa?" tanya Bianca. Tak ada yang menjawab.

"kenapa?, Aiden kenapa? Listy kenapa bisa masuk ruang operasi lagi?" tanya Bianca.

Dokter yang dimaksud masuk dengan langkah tergesa menerobos melewati Bianca. Setelah melihat itu Bianca jadi sadar bahwa Listy didalam bahaya. Tangisnya kembali pecah walaupun bukan dia yang merasa di posisi Listy.

"udah udah, gakpapa. Listy cewe kuat" ucap Nando menenangkan.

"ta-tapi..."

Suasana berubah saat semuanya kembali tenang berusaha berpikir positif akan kesembuhan Listy.

Zidan memilih ke kantin rumah sakit bersama Bram. Digantikan oleh Aiden yang setia menunduk menyalahkan dirinya sendiri berulang kali. Dirinya menangis dalam diam. Mengusap air matanya kasar lalu berdiri menendang pintu operasi dan kembali duduk.

Dia frustasi.

"Den" panggil Adam pelan lalu menghampiri lelaki itu.

"hei Den, semua baik-baik aja. Maaf ya?" ucap Adam mengelus punggung Aiden.

Adam membawa Aiden agak menjauh dari posisi awal. Berusaha memberi tempat setelah sempat hilang. Ia kembali menyampaikan perasaannya, walau isaknya tak seheboh tadi.

Lampu didepan ruang operasi nampak mati, tanda sudah berakhir. Perawat mendorong ranjang diatasnya terdapat Listy dengan lilitan baru dikepala gadis itu.

"permisi keluarga pasien?" tanya dokter

"kakaknya lagi di kantin, saya.."

"saya tunangannya" potong Aiden berdiri. Dokter mengangguk mengerti lalu mengajak Aiden keruangan dokter.

"baik saya sampaikan, ini hasil lab beberapa hari lalu cek darah disini hasilnya normal, hasil scan tulang paha, tangan dan punggung tidak ada yang abnormal" jelas dokter memberikan kertas menunjuk menjelaskan kemudian beliau masukan kembali.

"baik yang ingin saya bahas adalah pendarahan akibat cedera otak sedang yang dialami pasien karena benturan keras" ucap dokter.

"baik"

"kemarin sudah sempat saya operasi untuk pengambilan darah pada tempurung kepala yang terluka. Baru saja pendarahan kembali terjadi. Untungnya salah satu petugas kami tengah melakukan pemeriksaan sehingga kegagalan fungsi otak akibat cedera bisa segera diatasi" jelas dokter.

"lalu?"

"pasien sempat mengalami kritis dan kembali dinyatakan koma untuk saat ini. Tapi kali ini saya mencoba yakin pasien akan sadar beberapa waktu kedepan. Jika adala gejala seperti mual atau sensitif cahaya bisa segera panggil petugas yang berjaga" ucap dokter.

"dok, orang koma bisa sadar orang disekitarnya?" tanya Aiden.

"koma itu kondisi tidak sadarkan diri. Dia tidak merasakan apapun karena aktivitas otak tidak ada. Rangsangan apapun tak berpengaruh. Namun diluar ilmu medis konon katanya orang koma bisa merasakan seseorang disampingnya" ucap dokter tersenyum.

"begitu, terimakasih"

"mas, mau saya kasih obat? Kurang vitamin saya lihat" ucap dokter. Aiden menolak lembut dengan tersenyum lalu pergi keluar sambil membawa kertas hasil pemeriksaan.

Zidan sudah menunggu diluar, Aiden menyerahkan kertas itu. Sambil berjalan menuju ruangan Listy. Begitu masuk suara bunyi mesin detak jantung langsung terdengar. Helaan nafas berat begitu saja keluar.

Melangkah menyentuh tangan kekasihnya, menggenggamnya kemudian membungkuk.

Cup

"maaf" bisik Aiden.

"duduk aja" ucap Zidan mempersilahkan Aiden duduk.

Zidan masih membaca hasil pemeriksaan.

Gadis dengan kekasihnya ikut masuk, begitu melihat kondisi Listy yang tak berubah Bianca menangis. Nando menepuk pundak Aiden pelan menguatkan.

Ya akhirnya satu persatu memutuskan untuk pulang, sedangkan Aiden ingin menebus rasa bersalahnya dengan tetap berada dirumah sakit. Dia sudah mengabari kedua orangtuanya.

"aku sayang kamu" ucap Aiden lemah lalu tertidur. Daritadi lelaki itu terus mengulang kalimat yang sama 'aku sayang kamu' pengulangan berulang hingga akhirnya dia ketiduran seperti sekarang.

Bunyi tit terus bergema menjadi lagu tersediri. Tetesan infus terus berjalan hingga perlahan menipis habis.

Jemari Listy bergerak sesaat setelah itu kembali tenang. Tidak ada yang sadar bahwa gadis itu sempat sadar. Aiden terlalu lelah hingga tak merasakan jari telunjuk kekasih digenggamnya bergerak.
















Alhamdulillah ceritanya mau end🙏🐈

My Badgirl |LENGKAP!|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang