Part 18

243 11 0
                                    

Tok tok tok

"ngapain lu kunci Ngel?" Samuel mengetuk pintu. Dirinya bermaksut memberikan lembaran kertas penting.

Aiden terbangun dari tidurnya secara perlahan akan memindahkan Listy. Namun gadis itu justru terbangun.

"kenapa?"

"ada Samuel" ucap Aiden. Listy bangkit seutuhnya tak sengaja menjatuhkan kemeja Aiden tapi langsung diambilnya. Dia memakai tanpa peduli itu milik siapa lalu berjalan kearah pintu.

"hm?"

Samuel menatap gadis itu sekilas tak terkejut. Melirik kearah Aiden yang mengenakan baju polos hitam. Dia menarikan alis seperti menyapa.

"nih yang lu mau" ucap Samuel.

"dari?"

"Stev" jawab Samuel singkat lalu pergi.

Listy menutup kembali pintunya lalu membuka amplop coklat yang berisi data. Dia membaca didepan Aiden. Terlihat ada wajah Zidan kakaknya beserta data diri dan hal lain. Semuanya lengkap.

"itu..."

"iya, kakak aku" potong Listy sebelum sempat menyelesaikan omongannya. Gadis itu tersenyum lalu meletakkan berkas. Dia berjalan mendekati Aiden yang berdiri masih melirik ke arah kertas itu.

"aku jelasin nanti. Kiss me please?" pinta Listy melingkarkan tangan di leher Aiden.

Lelaki itu menatap manik mata Listy berpindah ke bibir gadis itu yang tergigit di ujung. Aiden sempat membuang muka dengan mata tertutup.

"look at me please" Listy menarik rahang Aiden yang tiba-tiba mengeras seolah menahan sesuatu didalam.

"aku cewe mu kan?"

Aiden tak tahan dengan rayuan itu. Dia mengambil air putih didekat meja kemudian memberikannya pada Listy. Gadis itu meneguk beberapa kali. Saat selesai tatapan mereka berdua makin intens.

Lelaki cupu ini perlahan mengecup bibir Listy lembut nampak singkat. Perlahan dilumat seakan dimakan sampai tak bersisa. Memasuki rongga mulut gadisnya sementara kekasihnya makin erat melingkarkan lengan di leher.

Suara decakan lidah yang menyatu seakan menambah gairah didalam. Rasa manis sedikit bau alkohol jadi cita rasa tersendiri.

"Aiden lu disini ya kat..."
"oke sorry, lanjut"

Axe sempat membuka pintu tanpa mengetuk itu langsung pergi karena malu dan takut juga jika Listy mungkin membunuhnya karena sudah terganggu kegiatannya.

Nyatanya Aiden hanya melirik sekilas lalu melanjutkannya.

Lelaki itu memojokkan Listy ke tembok namun tak terbentur karena tangannya melindungi tubuh mungil gadis itu.

Aiden mengangkat salah satu kaki Listy ke pinggangnya masih dengan lumatan yang menghubungkan mereka.

Bukannya melepaskan karena takut akan di unboxing Listy justru meletakkan jemarinya di bahu dan dada Aiden makin mendekatkan posisi mereka.

"shh ahhhh"

Ketika kecupan terlepas digantikan Aiden yang mencium leher Listy, gadis itu mendesah keenakan. Rasa panas di leher, geli dan nikmat diarea sana. Menjalar kebawah saat kecupan turun perlahan.

"mphhhh sayang, honey emhhh"

"stop udah cukup. Aku nanti lepas" ucap Aiden mengusap bibirnya sendiri yang basah. Lelaki itu sempat mundur menjauh namun Listy mendekat mengulurkan tangan ke bibir Aiden.

"juicy" ucap gadis itu sambil tersenyum lalu memeluk Aiden.

"my girlfriend" ucap Aiden tak sadar. Tubuhnya mleyot karena tak membenarkan posisinya alhasil jatuh kebelakang.

"kenapa? Ada yang sakit?" tanya Listy.

"e-eenggak. Aduh aku tadi lakuin apa ya kenapa aku keliatan cowo nakal. Maaf" ucap Aiden takut. Dia sedikit lega karena tak mengacaukan semuanya. Jika dia sampai berhasil unboxing Listy apa kata ibu dan ayahnya.

"aku yang mau, kamu mau. Sama-sama mau. Fair aja. Mau nikah?" tanya Listy kembali mengalungkan tangannya ke leher kekasihnya. Masih pada posisi duduk di paha Aiden.

Aiden menutup wajah dengan satu tangan sambil membuang wajah. Bagaimana tidak? Dia dilamar seorang gadis? Gadis itu jadi cinta pertama sekaligus selama-lamanya?

"kenapa?" tanya Listy memegang tangan Aiden tersingkirkan pelan.

"ah engga, gakpapa" jawab Aiden.

"boleh kok cium aku lagi mumumu" ucap Listy memanyunkan bibir. Namun ditolak Aiden lembut.

Agresif tidak baik untuk kesehatan dedeknya.

Aiden bangkit dari jatuhnya namun Listy justru masih menempel al hasil gadis itu seperti monyet digendong oleh ibunya. Lelaki itu keluar dari ruangan Listy. Banyak sorot mata menatap kearahnya. Seketika tersadar Aiden kembali masuk ruangan.

"mau kemana si" tanya Listy nyaman di gendongan Aiden. Gadis itu mengendus leher Aiden membuat lelaki itu merinding geli. Nakalnya Listy tak hanya mengendus, mengecup tipis juga jadi sasaran manis di leher Aiden.

"ahh"

"mau lagi ayo mwah mwah mwah"

"Listy ah ih jangan udah" ucap Aiden.

"sayang. Maunya dipanggil sayang" ucap Listy menyendot leher Aiden sehingga lelaki itu mendesah.

Ketika selesai memberikan tanda Listy turun dari gendongan dan tersenyum kegirangan. Dia duduk di meja kerjanya melanjutkan membaca isi kertas.

Aiden memegang lehernya sendiri. Dia mencari kaca dan persis dibelakang tubuh Listy ada kaca besar. Saat melihat ada tanda kepemilikan disana Aiden malu sendiri namun Listy hanya melirik sekilas lalu kembali membaca berkasnya.

"kamu nakal" ucap Aiden mendekati Listy. Memutar kursi kerja Listy lalu membungkuk dan membalas perbuatan Listy.

"shhh ahhh mphhh ahhhh yes honey enghh"

Gadis itu justru kegirangan mengelus rambut Aiden ketika lelaki itu membalas perbuatannya seakan merelakan jika lehernya memiliki tanda merah.

"nakal"

Aiden memutarkan kembali kursi itu agar Listy menatapnya. Saat persis mata mereka bertemu gantian Listy yang seakan di intimidasi oleh Aiden. Sorot mata lelaki itu tajam menghitam penuh nafsu. Seolah mampu menerkan Listy hidup-hidup.

"Sayang, kamu ganteng" ucap Listy mengelus rahang Aiden sehingga wajah lelaki itu memerah dan sadar dari perilakunya barusan.

"tch, aku dimobil" ucap Aiden pergi keluar.

Saat lelaki itu keluar Listy terkekeh pelan sangat puas. Ternyata Aiden luluh dengannya hanya pada ucapan semanis itu saja.



Buat part ini sengaja dikit banget karena part selanjutnya bakal panjang. Demi dah gua bayar di next part. Disini gada lbh dr 1000 kata.

My Badgirl |LENGKAP!|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang