Bab 45

156 4 9
                                    

Hujan merintik gerimis, hawa dingin hibernasi. Suara burung berkicau untuk sambut sapaan di pagi hari.

Alecia menyiapkan makan pagi dibantu Listy yang tengah memotong daging. Air mendidih dengan gelembung panas. Berisi beberapa sayuran yang baru saja dimasukan.

"pagi" sapa Tian sambil mengambil air bening.

"pagi" balas Alecia menoleh sambil tersenyum. Sorot Listy fokus memotong daging, dia merasa pisau tak tajam. Rasa ingin mengeluarkan belati yang tersimpan di lengannya sangat amat besar.

Makanan disiapkan diatas meja.

DUAR!

Gelegar suara petir sedikit mengagetkan. Dari lantai atas terdengar suara benturan yang tak lain adalah Aiden yang terbentur nakas karena jatuh dari tidur.

"biasa" ucap Alecia menggelengkan kepala.

"AIDEN! BANGUN! KLO UDAH MELEK ITU DUDUK JANGAN MALAH MEREM LAGI! TUNANGANMU NUNGGU LOH!" teriak Alecia kesal.

"dia lupa atau gimana sih? Gajelas banget. Yah, anakmu loh. Ceroboh gabisa gitu ati-ati dikit kek" gerutu Alecia. Listy hanya tersenyum geli.

"hah? Itu juga anakmu" ucap Tian.

"bantuin bangunin dia ayah.... Astaga demi nama tuhan punya suami ga peka" eluh Alecia.

"saya aja yang bangunin ya Bun, Yah. Sebentar" ucap Listy ijin pamit. Dia naik ke kamar Aiden.

Hujan kian deras, rintik bulir besar menetes hingga genangan nampak terlihat karena tak ratanya jalanan. Rasa nyaman dari bau tanah dan suasana. Sangat cocok jika makan sup daging dengan udang goreng tepung.

Duduk disamping Suami lalu kedua sejoli turun ke bawah. Beliau melihat kearah aanaknya yang tengah diusapkan tisu di wajah karena selesai di basuh dengan air.

Aiden duduk didepan Tian sedangkan Listy duduk didepan Alecia.

"Aiden pimpin doa" ucap Tian.

Aiden mengerjapkan mata, lalu memposisikan diri.

"pada pagi hari ini tuhan memberi kami rejeki, doa atas rasa terimakasih dimulai" setelah kalimat yang Aiden ucapkan mereka berempat berdoa.

Makan dalam ketenangan setelah itu Listy pamit pulang sedangkan Aiden masih menetap dirumah.

Di kamar Aiden guling-gulingan sambil mengusap jemari yang jelas terlingkar cincin emas disana. Memeluk telapak tangannya sendiri dengan sayang lalu tersadar bahwa sebentar lagi akan sekolah.

Bergegas untuk mandi kemudian berangkat kesekolah.

"aduh" ucap Listy menabrak seorang lelaki. Adik kelas karena jelas terlihat dari bet lokasinya.

"ma-maaf kak" kata adik kelas itu menunduk.

"hm, syuh" usir Listy. Sedikit terbirit lelaki itu pergi dari pandangan Listy digantikan oleh sosok Aiden yang mengusap kepala akibat tetesan air hujan.

"pagi sayang" sapa Listy memeluk lengan Aiden umbar kemesraan.

"p-p-pagi ekhem" nampak Aiden menetralkan degup jantung yanf entah mengapa dari rumah sampai sekolah kian meronta.

"kenapa gagap si? kebiasaan!" kata Listy mengigit lengan Aiden sampai lelaki itu mendesah sakit.

Rani tak lama datang menyapa dua sejoli yang tengah mesra di tengah koridor sampai orang lewat pinggir daripada harus berurusan dengan Listy.

"jadwal hari ini praktikum, piket lu buat nyiapin lab kan?" tegur Rani. Tanpa teguran itu mungkin Aiden akan nyelonong ke kantin.

Ijin ke laboratorium untuk merapikan dan menata peralatan yang dibutuhkan disana. Ketika bel masuk, Aiden tentu masih di laboratorium bersama dengan 3 anak kelas yang lain.

My Badgirl |LENGKAP!|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang