Part 33

181 4 0
                                    

Sambil berjalan ke parkiran Aiden di jejali permen oleh Listy. Gadis itu berjalan duluan dari langkahnya yang setara dengan Aiden. Siren masih butuh garukan nampaknya.

"heh, gua ga suka tatapan lu ya" kata Listy mendorong lumayan pada bahu Siren. Gadis itu mengernyit tak polos.

"kenapa kak?" tanyanya.

Aiden datang dengan langkah santai, dia memegang batang permen sebentar lalu merangkul Listy.

"hei!" sapa Rio tiba-tiba merangkul Aiden dari belakang.

"buset sape elu?" sindir Adam.

Aiden melirik kearah Rio, dia melepaskan rangkulannya yang sempat terkait di leher Listy. Gadis itu? Tak peduli dengan Rio. Dia lebih peduli dengan Siren.

"cewe lu gakmau lu pisahin?" tanya Rio pada Aiden. Lelaki itu melepas rangkulan tak lama. Aiden menggeleng hanya menatap yang Listy lakukan.

"dia cowo gua. Gausah ganjen!" ucap Listy tegas.

Oke, kali ini Siren mengerti.

"belum nikah kan? Bisa di tikung berarti" jawab Siren tersenyum.

"hah? Apa? Gua ga denger?"

"gua bisa tikung" ulang Siren menantang.

Bukan seperti Clara yang gatel mental teri. Siren lebih ngeri. Dia juga badgirl di sekolah SMP. Ini bukan hal biasa. Dia maju menantang Listy, saling beradu pandang. Merasa diremehkan Listy tersenyum sinis dengan kepala mendongak tatapannya kebawah.

"eh sorry gua baru kelar di ruang guru tadi" ucap Axe baru datang. Nafasnya terengah karena lari.

"udah ayo pulang" ajak Aiden.

Sebelum Aiden menyentuh tangannya, gadis itu menjegal kaki Siren menarik kerah seragam gadis itu dan memundurkannya sampai tertidur diatas kap mobil.

"cowo lu manis, ganteng, gua ngebayangin klo ngeseks bareng dia. Apalagi badannya emhhh" desah Siren memancing amarah Listy.

Bugh

"manis?"

Bugh

"ganteng?"

Bugh

"seks?"

Siren meludah kesamping. Baru saja dipukul oleh Listy nampaknya tak terlalu memberi pengaruh.

"di toilet sekolah emhh ahh"

Aiden menarik tangan Listy berusaha memberi ketenangan. Namun bukannya tenang justru dia makin berapi.

"gausah ganggu hubungan orang. Masih anak baru loh" ucap Aiden.

"iya kak, aku masih anak baru. Mau ga?" tanya Siren.

Bugh

Setelah memukul Listy berniat mencekik sampai Siren kehabisan nafas. Minimal mati.

Bucin banget ya? Iya nih si Listy agak gila. Dikit kok.

"kalian!!" teriak seorang guru.

Aiden kali ini serius menarik Listy, membawanya kabur kedalam mobil dengan ujung bogem tangan yang memerah.

Didalam mobil Listy mendengus kesal sedangkan Axe bertanya pada Adam tentang apa yang terjadi. Aiden meminggirkan mobil meminta Adam menyetir sedangkan Aiden dan Listy pindah di bagian penumpang.

"sini tangannya" Aiden menarik pelan tangan Listy. Memukul tiga kali tanpa pengaman. Tulang yang beradu bukanlah rasa yang tak sakit.

"aku butuh kamu, aku ga tertarik dia" ucap Aiden mencium luka Listy. Gadis itu masih marah sehingga hanya diam saja.

"Lis, kayaknya lu bakal kena skors lagi di hari pertama" ucap Adam.

"ga peduli" jawab Listy.

"lu harusnya mikir. Klo dengan di skorsnya elu. Siren bisa deket Aiden klo di kantin" ucap Adam.

"iya kak, soalnya kemungkinan bakal dapet 3 hari" tambah Axe.

Bukannya memperkeruh, mereka hanya ingin menyadarkan perbuatan Listy.

"BANGSATTTTTT KENAPA GADA YANG BILANG KE GUA SIH" teriak Listy kesal dia memukul pahanya sendiri walau setelah itu di halang oleh telapak Aiden yang secara otomatis gadis itu berhenti memukul.

Gadis itu menatap tajam Aiden. Tangannya terulur menyentuh punggung tangan Aiden. Mengangkat jemarinya, mengkaitkan sedangkan tubuh gadis itu bersandar di dada Aiden sedang tangan satunya meremas dada kekasihnya.

"aku kesel banget sumpah. Maaf" ucap Listy.

"kak, klo besok kena skors kenapa ga tetep masuk aja? Palingan semingguan banyak jamkos" ucap Axe.

"ada cctv kan?" timpal Adam.

"kan dia bisa nyamar jadi apa aja" tambah Axe. Adam mengangguk patuh melihat pantulan mereka berdua di spion.

Tak lama sampailah mereka di basecamp. Terlihat Zidan, Bram dan Rose berbincang dihalaman depan. Aiden menunduk sopan lalu melanjutkan jalan. Listy melempar tasnya pada Samuel. Menghampiri Samuel mengadu atas kejadian baru saja.

"ekhem, aku kedalem" ucap Aiden.

Listy mengangguk.

Dasar tidak peka. Dipikir Aiden berdeham karena Batuk?

C
E
M
B
U
R
U

Lelaki itu sudah akrab dengan beberapa orang didalam. Seperti contohnya Wise. Berbincang setelah menanggalkan tasnya. Bermain billiar bersama yang lain meski beberapa ada permainan kartu atau domino.

"gimana sekolahmu?" tanya Wise.

"sedikit insiden. Disini baik?" tanya balik Aiden mendekat kearah Wise tengah meraut ujung tongkat Billiar.

"ya begitulah. Omong-omong lu ga balik?" tanya Wise.

"ga" singkat Aiden. Mendekat kearah mesin minuman. Mengambil soda kemudian meneguk. Dia pergi ke club hanya untuk melihat lihat saja. Bingung harus melakukan apa.

"hai sayang, sudah pulang?" sapa Farel sambil merangkul Aiden. Serasa tiba-tiba kaku seperti dirangkul makhluk gaib.

Farel tertawa lalu memukul pelan punggung Aiden. Dia memesankan minum alkohol rendah untuk Aiden lalu mempersilahkannya agar duduk. Duduk berusaha yakin pada pikirannya yang positif.

"Rel, laporannya udah" ucap Ciel duduk didekat Aiden.

"thanks baby"

"laporan apa?" tanya Aiden penasaran.

"laporan ke markas besar. Dipikir ini markas?" jawab Farel.

Jika dipikir, basecamp disini berisi senjata, dan bahan yang akan dijual maupun barang sitaan. Walaupun berfasilitas hampir lengkap. Nyatanya ini hanya sebagian kecil. Alasan Listy menetap disini karena lokasinya dekat dengan sekolah.

"Cewe lu dibawah nyariin lu" ucap Samuel baru saja datang.

Mendengar itu Aiden pamit undur diri segera hadir di hadapan Listy. Gadis itu sudah diperban tangannya. Hidung memerah karena baru saja habis bersin.

"sayang" suara Aiden memanggil Listy.

Jika diluar sekolah, Aiden akan melakukan itu.

"aku masih marah" ucap Listy.

"apa salahku?" tanya Aiden memeluk Listy dari belakang.

"kamu ga ngebiarin aku buat bunuh dia" ucap Listy.

Jadi benar, gadis itu berniat membunuh Siren.

Rasa posesif yang besar ini muncul karena mantan Listy. Bukan tak bisa move on. Rasa trauma yang tertanam susah untuk hilang begitu saja. Bukan tidak percaya, tapi Listy sempat percaya namun setelah itu terluka. Memilih fisik yang punya bekas luka, daripada hati yang tergores luka.

Sahabat? Listy pernah mempunyainya. Tapi dia yang merebut mantan kekasihnya sendiri. Bagaimana bisa dia percaya lagi dengan oranglain? Kalau orang terdekat saja membuatnya tak bisa dipercaya lagi.











Pew pew tertetew ciuuu wush anjg gaje bat😂😂

Have a nice day!

My Badgirl |LENGKAP!|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang