Sekarang sudah bulan ke-9 jaemin mengandung, dan sekarang jaemin sedang kelelahan setelah berolahraga ringan.
" injun ". Panggil jaemin kepada renjun yang sedang mengetik sesuatu dilaptop nya.
" hmm ". Sahut renjun sambil mengalihkan pandangannya kearah jaemin.
" nana mau steak daging dong ". Pinta jaemin.
" ini sudah tengah malam na ". Balas renjun.
" ih nana pokoknya mau steak daging sekarang ". Ucap jaemin memaksa untuk dibelikan steak daging.
" yaudah sebentar ". Ucap renjun sambil mengambil hpnya untuk memesan online steak daging yang jaemin minta.
" njun echan mana? ". Tanya jaemin sambil memakan snack yang ada dimeja samping ranjang.
" lagi ada urusan diluar katanya ". Sahut renjun yang sudah selesai memesan.
" ouh gitu ". Ucap jaemin sambil mengangguk kecil.
" njun nanti kalo udah sampe bangunin ya ". Ucap jaemin sambil memposisikan diri untuk tidur karena ia mulai mengantuk.
" hmm ". Sahut renjun.
Dan tak lama jaemin memejamkan matanya ia mulai terlelap tapi saat itu juga jaemin merasakan sakit pada perutnya.
" njun perut nana ". Ucap jaemin sambil memegang perutnya yang merasakan sakit.
Renjun segera berlari kearah jaemin dan langsung memeriksa perut jaemin dan ia tahu jika jaemin mulai pembukaan.
" bentar na gw panggil haechan dulu ". Ucap renjun dan kembali berlari untuk menelfon haechan untuk segera pulang.
Dan tak lama haechan kembali kerumah dan langsung berlari kearah kamar dimana jaemin disana.
" njun bawa dia keruang bersalin! ". Teriak haechan menyuruh renjun untuk membawa jaemin keruangan bersalin yang terletak di lantai bawah.
Renjun segera mengendong jaemin dan berlari ke lantai bawah dan langsung menuju ke ruang bersalin.
" sakit hiks ". Isak jaemin sambil mengengam tangan renjun.
" Sstt tenang gw ada disini ". Ucap renjun mencoba menenangkan jaemin.
Haechan masih sibuk mempersiapkan peralatan untuk membantu jaemin untuk melahirkan.
" njun udah pembukaan ke berapa? ". Tanya haechan yang masih sibuk dengan peralatan miliknya.
" sepertinya sudah masuk ke-8 ". Sahut renjun sambil terus mencoba mencoba terus menenangkan jaemin.
" oke cepat angkat kakinya dan taruh disini ". Ucap haechan sambil menarik penyanggah kaki dari bawah ranjang.
Renjun segera membawa kaki jaemin ditaruh diatas penyanggah kaki yang haechan naikan.
" nana takut hiks ". Isak jaemin dengan air mata yang terus keluar dari matanya.
" sudah tenang nana boleh mengenggam tangan injun ". Ucap renjun sambil menglurkan tangannya untuk digenggam jaemin.
Jaemin segera menarik tangan renjun dan memeluknya dan ia mencoba menutup wajahnya oleh tangan renjun.
" sebentar lagi ". Ucap haechan setelah mengecek jaemin sudah pembukaan keberapa.
Haechan menatap kearah renjun untuk memberi kode kepada renjun untuk menyuruh jaemin untuk mulai.
" ayo na sudah waktunya ". Ucap renjun ditelinga jaemin.
Dan jaemin mulai mengejan dengan perlahan dan ia semakin memeluk tangan renjun.
" ayo terus na ". Ucap haechan yang berada dibawah untuk menunggu bayi jaemin keluar.