Jangan lupa vote dan komennya.
Thank you yang udah mampir di cerita ini.💚
Sebuah mobil hitam dan ber merk xenia melaju dengan kecepatan rendah menuju garasi ndalem.
Seluruh santri Ponpes Darul Musyawarah memasang wajah heran. Mobil siapakah yang tak pernah mereka lihat sebelumnya, tapi langsung diparkirkan di garasi yang biasanya dibuat untuk memarkir mobilnya Kiai Wahab? Pertanyaan itulah yang terus terputar di pikiran para santri.
Setelah mobil tersebut terparkir rapi di garasi ndalem, pria bersarung hitam dan berkoko putih keluar dari mobil itu. Kemudian setelahnya, disusul oleh seorang perempuan yang memakai abaya hitam.
Mereka berdua memasuki ndalem dan langsung disambut oleh Kiai Wahid, Ummi Ruqoyyah, dan Gus Nial.
"Kak Rafasha," panggil Gus Nial.
"Danial. Lo kok tambah putih," celetuk Gus Rafasha.
"Woiya dong. Iri? Bilang bos," timpal Gus Nial.
Semua yang ada di sana pun tertawa mendengar celotehan yang keluar dari mulut Gus Nial.
Wanita yang ada di samping Gus Rafa hanya tersenyum. Ummi Ruqoyyah pun menarik lengannya dan diajaknya duduk.
"Rahma, sini sama Ummi," tutur Ummi Ruqoyyah.
"Iya, Ummi."
Gus Nial yang melihat tingkah kakak iparnya yang santun tersebut, langsung menoleh pada Gus Rafa.
"Istri Kak Rafasha santun banget. Kok bisa ya dia mau sama Kakak yang jahilnya astagfirullah." urai Gus Nial dengan raut meledek Kakaknya.
Tangan Gus Rafasha pun reflek memukul lengan Gus Nial.
Gus Nial langsung menatap tajam Kakaknya, dan—
"Mbak Rahma, Kak Rafasha mukul aku. Marahin dong Mbak. Masak adiknya yang ganteng ini dipukul sama dia. Nanti kalau gantengnya berkurang gimana?" lapor Gus Nial sambil memasang wajah memelas.
Rahma hanya tersenyum melihat kelakuan adik iparnya. Ternyata, keluarga Kiai tidak Semenakutkan khayalannya. Mereka juga seperti orang-orang pada umumnya yang juga banyak bercanda dan tertawa.
"Danial-Danial. Kamu lupa umur atau gimana, sih. Kelakuan kamu kayak anak kecil, ya. Padahal kamu mah udah mau nikah," timpal Ummi Ruqoyyah.
Gus Rafasha langsung melotot dan duduk di sebelah Umminya. "Sama siapa Ummi?" tanyanya dengan rasa penasaran yang tinggi.
💚
Gus Rafasha memasuki kamar adiknya, Gus Nial. Saat itu, Gus Nial sedang mengajar di sekolah. Jadi, Gus Rafasha dengan leluasa mengelilingi dan melihat-lihat isi kamar adiknya tersebut.
Dia melihat foto kecil dirinya, Gus Nial, dan Alvian (adik ketiganya) masih terpampang rapi di meja belajar Gus Nial. Ia sangat menyayangi kedua adiknya walaupun terkadang terjadi perselisihan pendapat antar mereka.
"Kamu gak pernah berubah ya, Nial. Setelah mandi, pasti handukmu tertinggal di atas kasur tidur. Jorok banget," lirih Gus Rafa lalu mengambil handuk itu dan diletakkannya di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiaraku
Teen Fiction"Gus, lepaskan hijab saya. Gus Nial tidak seharusnya di sini. Tugas Gus Nial sekarang adalah menyalami tamu dan tersenyum bersama dengan Neng Marwa. Bukan ke sini, hanya sebab menenangkan SAYA!" Mutiara menekankan kata "SAYA" diakhir ucapnya. "Kamu...