Selamat membaca
Vote dan komennya jangan sampai lupa!!!
•••
Fafa segera mengelap air matanya, "Apa, Gus?"
"Minta maaf pada Mutiara di depan seluruh santri putri Ponpes Darul Musyawarah!"
Fafa langsung mendongakkan wajahnya terkejut dengan ucapan Gus Nial.
"Fa, kamu tahu siapa laki-laki yang ada di foto tersebut kan?" tanya Gus Nial.
Fafa hanya diam seribu bahasa.
"Mutiara tahu?" Gus Nial beralih bertanya kepada Mutiara.
Mutiara hanya menggelengkan kepala.
"Itu saya. Jadi, jangan main-main lagi, ya, Fa," decit Gus Nial lalu menatap Neng Marwa.
"Saya kembali ke ndalem, Assalamualaikum," pamit Gus Nial sambil menggandeng tangan istrinya tersebut.
Fafa dan Mutiara termangu di tempat sidang. Mereka saling melirik satu sama lain tanpa mengatakan satu patah kata pun.
Pikiran mereka saling bergejolak menyalurkan berbagai opini. Entah berapa ribu kosa-kata yang ada di otak mereka, tapi tak bisa mereka uraikan sama sekali melalu lisan.
💚
Kenaikan kelas Xll
Seperti biasanya, Mutiara hanya berkutat dengan buku-buku pelajarannya. Tak ada hal lain yang harus dikerjakannya selain melakukan hal yang bisa dilakukan sendiri tanpa membutuhkan orang lain.
Sejenak dia menaruh kepalanya di atas meja. Pening dan pusing. Itu yang dirasakannya sekarang.
Ia memiringkan kepala lalu membuka selembar kertas yang berada di atas meja.
To: Mutiara
Lo tahu gak? Cari orang seperti lo itu susah banget. Jangan-jangan emang di dunia ini, cuma lo yang sangat spesial dan istimewa.
Gue gak tahu kalo gue di posisi lo, gue bakal kuat atau gak. Yang ada, gue mungkin udah menyerah dan lari aja dari kenyataan.
Lo mungkin bingung siapa sih gue? Ngapain surat gak jelas ini terus-menerus dateng ke lo?
Jawabannya, ada di masa lalu lho.
Mutiara, lo gak perlu pusing-pusing cari orang yang nulis surat ini, kelak lo akan tahu sendiri, kok. Yang lo pikirin sekarang, bagaimana lo tetep kuat walau kenyataan seakan-akan gak pernah mihak lo.
From : H
"Lo sebenarnya siapa, sih? Kenapa lo seakan-akan mihak gue terus. Gue capek dipermainkan kayak gini. Gue udah gak bisa percaya sama orang. GUE CAPEK!" decit Mutiara sambil memukul mejanya.
Tak lama kemudian, netranya tertutup dan terbuai ke alam mimpi.
💚
"Muti-Muti," panggil Haqi sambil menggerak-gerakkan buku yang tertindih tangan Mutiara.
Mutiara yang merasa tidurnya terganggu, akhirnya berusaha untuk membuka kelopak matanya. Siapa gerangan yang berani memgusik istirahatnya.
"Muti, bangun!" panggil Haqi lagi. Ia tak menyerah untuk terus membangunkan Mutiara walaupun menghabiskan waktu yang cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiaraku
Teen Fiction"Gus, lepaskan hijab saya. Gus Nial tidak seharusnya di sini. Tugas Gus Nial sekarang adalah menyalami tamu dan tersenyum bersama dengan Neng Marwa. Bukan ke sini, hanya sebab menenangkan SAYA!" Mutiara menekankan kata "SAYA" diakhir ucapnya. "Kamu...