Sholawatnya jangan lupa, ya.
Vote dan komennya juga lo.
Jangan dibiasain jadi silent readers.
Enjoy aja bacanya jangan pake emosi, oke!Lailiintan_
💚Tak butuh waktu lama untuk sampai di perpustakaan. Sesampainya di sana, ia pun masuk secara pelan lalu mengucap salam.
"Assalamualai-"
Cahaya mulai redup dn hampir gelap.
Derr
Pintu terpelanting keras dan sepertinya terkunci dari luar.
Seketika, Mutiara menoleh ke belakang dengan memasang raut panik. Jantungnya otomatis berdetak sangat kencang. Keringat dingin mulai membanjiri seluruh area wajahnya.
"Ya Allah," lirih Mutiara sambil mendekat ke arah pintu perpustakaan.
Saat sudah sampai di depan pintu, dia menyentuh pegangan pintu tersebut.
"Bismillahirrohmanirrohim." Mutiara menarik dan mendorong paksa pintu itu dengan kuat. Dia mengerahkan semua tenaganya demi agar pintu tersebut bisa terbuka.
"Mutiara, kamu bisa!" ia mengoceh pada dirinya sendiri agar bersemangat untuk terus-menerus membuka paksa pintu terkunci itu.
Dia menarik dan mendorong pintu dengan sangat kuat sehingga engsel-engsel pintu tersebut hampir patah.
Mutiara menghentikan usahanya membuka pintu saat melihat engsel-engsel pintu yang hampir patah dan terlepas dari pintunya. Dia takut jika terus menarik dan mendorong pintu tersebut, pintunya akan rusak dan bisa saja membahayakan dirinya.
"Ya Allah tolong aku," rintih Mutiara dengan air mata yang berderai.
Dia akhirnya duduk dengan lunglai tak berdaya di samping pintu dengan wajah yang sudah dibanjiri oleh cairan putih dari pelupuk matanya. Dia memijat kepalanya karena tiba-tiba merasa pening yang sangat.
Dia mengusap kasar air mata yang terus-menerus jatuh tanpa ada niatan untuk berhenti. Karena lamanya dia menangis, ia sampai sesenggukan dan sulit untuk bernafas.
"Ya Allah, salahku apa hingga Engkau menghukumku seperti ini?" racau Mutiara sambil menenggelamkan wajahnya dalam telungkupan kedua tangannya.
"Ya Allah. Maafkan aku. Aku yakin Engkau pasti menolongku. Aku yakin itu." Mutiara menghembuskan nafas panjang guna menenangkan hatinya.
Mutiara berdiri dan memukul pintu perpustakaan kembali. "SIAPAPUN YANG ADA DI LUAR, TOLONG BUKAIN PINTU INI!" teriak Mutiara dari dalam perpustakaan.
"PLIS, TOLONG BUKAIN PINTU INI."
"ORANG BAIK YANG ADA DI LUAR. SIAPAPUN ITU, BANTU GUE. GUE UDAH GAK KUAT DI SINI LEBIH LAMA LAGI."
"TOLONG BUKAIN."
"YA ALLAH, TOLONG KASIH SATU ORANG BUAT BUKAIN PINTU INI."
Mutiara berteriak sekeras mungkin agar orang yang ada di luar mendengar dirinya. Namun, usaha Mutiara tak membuahkan hasil. Belum ada tanda-tanda sedikitpun agar dirinya bisa keluar dari tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiaraku
Teen Fiction"Gus, lepaskan hijab saya. Gus Nial tidak seharusnya di sini. Tugas Gus Nial sekarang adalah menyalami tamu dan tersenyum bersama dengan Neng Marwa. Bukan ke sini, hanya sebab menenangkan SAYA!" Mutiara menekankan kata "SAYA" diakhir ucapnya. "Kamu...