Jangan lupa vote dan komennya
Votenya pas offline gakpapa nanti ketika online vote nya masuk kok.Happy reading
.....
"Masalah apa, Gus?" tanya Neng Marwa dengan wajah penasaran.
"Foto ini!" Gus Nial menunjuk selembar foto yang ada di meja.
"Dari mana Gus Nial dapet foto itu?"
Gus Nial hanya tersenyum miring lalu menggandeng tangan istrinya menuju asrama putri Ponpes Darul Munawaroh.
💚
"Salma, perintah seluruh santri putri Darul Musyawarah kumpul di aula sekarang!" perintah Gus Nial lalu melanjutkan perjalanannya ke aula asrama putri.
"Iya, Gus," jawab Salma dengan raut gugup dan langsung berlari terbirit-birit memanggil seluruh santri.
Salma sebagai ketua asrama putri ponpes Darul Musyawarah tersebut memasuki satu per satu kamar dan menyuruhnya untuk berkumpul di aula. Sejatinya, ia juga tak tahu mengapa gerangan Gus Nial tiba-tiba memerintah seluruh santrinya berkumpul.
Setelah dipastikan tidak ada santri putri yang tertinggal di kamar, dia pun segera menyusul untuk berkumpul di aula. Dia sudah kepo setengah hidup sebenarnya ada apa dengan perkumpulan dadakan ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Gus Nial yang disampingnya terdapat Neng Marwa.
"Waalaikumussalam waroh matullohi wabarokatuh," jawab seluruh santri secara serempak.
"Pada tahu kenapa kalian saya kumpulkan di sini secara tiba-tiba?" Gus Nial membuka pembicaraannya dengan sebuah pertanyaan.
Seluruh santri putri Darul Musyawarah hanya menggeleng pelan.
Tak lama kemudian, Gus Nial merogoh kantong hem yang kini dipakainya. Alangkah terkejutnya para santri putri saat Gus Nial mengeluarkan sebuah hp dari sakunya.
Gus Nial memperlihatkan hp tersebut ke seluruh santri, "Hp ini punya salah satu santri putri ponpes Darul Musyawarah. Sebelum saya panggil nama dari pemilik hp ini, saya ingin orangnya sendiri yang jujur maju ke depan dan mengakui bahwa dia telah melakukan penyelundupan hp."
Hening.
Tak ada yang berani berucap sepatah katapun. Akhirnya, Gus Nial membuka suara kembali.
"Beneran gak ada yang ngaku? Yaudah saya akan bongkar semuanya," ucap Gus Nial yang membuat seisi aula jantungnya berdegup kencang.
Gus Nial memutar-mutar handphone yang dipeganginya sambil sesekali tersenyum miring. Dia tidak habis pikir ternyata santrinya ada yang melakukan hal diluar batas.
"Fafa ini punyamu kan?" ucapan Gus Nial sontak membuat netra seluruh santri menghadap ke arah nama yang dipanggil.
Fafa hanya menundukkan kepalanya dan diam seribu bahasa. Sesekali ia memejamkan matanya sebab tidak kuat melihat tatapan tajam Gusnya tersebut.
"Fafa, jawab jujur! Ini hp kamu kan?" Gus Nial melontarkan pertanyaan yang sama.
Fafa hanya diam tak bergeming sama sekali. Ia terlaku takut untuk membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiaraku
Teen Fiction"Gus, lepaskan hijab saya. Gus Nial tidak seharusnya di sini. Tugas Gus Nial sekarang adalah menyalami tamu dan tersenyum bersama dengan Neng Marwa. Bukan ke sini, hanya sebab menenangkan SAYA!" Mutiara menekankan kata "SAYA" diakhir ucapnya. "Kamu...