18.💚

355 24 13
                                    

Aku harap kalian tetep suka sama karyaku yang ini.
Jangan lupa vote dan komennya ya.

💚

Tanggal 25 Juni 2019

(Pulangan pondok)

Seluruh santri Ponpes Darul Musyawarah telah pulang ke rumahnya masing-masing. Namun, ada beberapa santri yang harus tetap di pondok, alias belum boleh pulang.

Yaitu santri yang bertugas membantu ndalem untuk mengurus pernikahan Gus Nial. Ada tiga orang yang ditunjuk Ummi Ruqoyyah agar tetap tinggal di pondok sampai pernikahan Gus Nial selesai.

Tiga orang tersebut adalah Mutiara, Devi, dan Zahra. Mereka ber tiga harus bersiap sedia untuk bekerja lebih ekstra lagi demi pernikahan Gus dengan nama lengkap Ahmad Danial tersebut.

Mutiara mendapatkan tugas di bagian  mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan pengantin dan kostumnya. Baik kostum pengantin laki-laki maupun perempuan.

Devi mendapatkan tugas di bagian mendata tamu undangan.

Dan Zahra, mendapat tugas di bagian konsumsi.

Mereka berpencar dan melakukan tugasnya masing-masing. Zahra di dapur, Devi di gazebo ndalem, dan Mutiara di ruang tamu.

Mutiara kini sedang menyetrika jas dan celana hitam Gus Nial yang akan dipakai pada hari H nanti.

Mutiara sangat fokus dalam menyetrika pakaian tersebut, takut jika hasilnya kurang memuaskan. Sebab, itu bukan pakaian biasa yang dipakainya sehari-hari. Namun, baju yang dipakainya untuk mengucapkan kata-kata sakral, sekali seumur hidupnya.

"Bagus gak bajunya?" celetuk Gus Nial  membuyarkan kefokusan Mutiara.

Mutiara hanya menganggukkan kepalanya.

"Nanti jangan terpesona pada saya saat saya memakai baju itu," ucap Gus Nial yang langsung membuat Mutiara menolehkan wajahnya pada Gus Nial.

Tatapan mereka bertemu. Namun, Mutiara segera melepaskan tatapan tersebut.

"Ya, secara ya, Gus. Wajah Gus Nial termasuk tampan. Tubuh Gus Nial pun gagah. Siapa, sih yang gak terpesona dengan ketampanan Gus Nial. Semua wanita pasti akan jatuh hati pada Gus Nial," tutur Mutiara meluapkan seluruh unek-unek yang ada di pikirannya.

Gus Nial menyunggingkan senyuman. Menatap wanita yang ada di depannya ini.

"Semoga kamu orangnya, Muti," batin Gus Nial.

💚

"Muti, kamu nanti buatin minuman sejumlah sepuluh gelas, ya. Soalnya setelah dzuhur ada tamu yang datang," perintah Ummi Ruqoyyah.

"Iya, Ummi," jawab Mutiara lalu membereskan seluruh pakaian yang sedang dirapikannya.

Setelah Ummi Ruqoyyah pergi, Gus Nial menghampiri Mutiara.

"Mutiara," panggil Gus Nial.

"Iya, Gus. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya suka sama kamu," ucap Gus Nial tanpa basa-basi.

Mutiara sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan Gus Nial padanya. Apakah ini mimpi? Mutiara mencubit dirinya agar bangun dari tidurnya.

"Sakit, berarti ini nyata," lirihnya dalam hati.

MutiarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang