06 || Perkara darah

73.1K 3.5K 150
                                    


Jangan lupa vote nya, nanti lupa!

Kalau kalian suka dengan cerita ini bantu share ke teman teman kalian ya><

Kalau kalian suka dengan cerita ini bantu share ke teman teman kalian ya><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak perlu bahasa apapun, untuk mengungkap aku cinta kamu."

•promise- Melly Goeslaw 🎶🎵

🌞🌞🌞

Reyhan membuka matanya perlahan saat melihat ruangan yang begitu asing baginya, ah iya baru ingat. baru kemarin dirinya menjadi suami dari gadis yang ia cinta Kinara Natasya Shaqueena. bahkan sekarang gadis itu berada tepat di sampingnya. membuat Reyhan tersenyum lembut.

Tangan nya mengusap rambut Nara dengan lembut. "Akhirnya lo jadi milik gue." Bisik Reyhan, ia mencium lama kening milik Nara.

Reyhan ingin memeluk Nara, tapi sesuatu yang begitu amis menelusuk penciumannya. ia menoleh kebawah, begitu terkejutnya Reyhan saat melihat Sprei yang bercorak doraemon itu di penuhi oleh darah, dan darah itu bersumber dari celana Nara.

Reyhan yang begitu panik langsung membangunkan Nara. "Nara, bangun! Lo berdarah Njir! Astaga Nara!" Reyhan menggoyangkan tubuh Nara berharap gadis itu bangun.

Nara mengerang merasakan tubuhnya di goyang kuat oleh orang di sampingnya, ia membuka matanya perlahan, pemandangan yang ia lihat adalah seorang laki laki yang kini berstatus sebagai suaminya.

"Paha lo berdarah Nara." Ucap Reyhan menunjuk paha Nara.

"Hah?" Beo Nara terkejut, Refleks ia membuka selimut yang sedari tadi melekat menutupi bagian bawahnya.

Gadis itu menepuk dahinya saat melihat darah di sprei dan celananya, ia meringis pelan.

"Bentar Nar, pertolongan pertama datang." Dengan panik Reyhan berlari mencari sesuatu di kopernya, Nara hanya bisa menghela nafasnya pelan. mana ia lupa membeli pembalut lagi.

Reyhan mengeluarkan kotak p3k dari koper miliknya lalu berjalan menghampiri Nara yang menatapnya terkejut.

"Kak Reyhan ngapain?" Tanya Nara panik.

"Buat obatin lo lah, kan lo berdarah, sini gue obatin." Jawab Reyhan dengan wajah polosnya.

Rasanya Nara ingin menangis saat ini juga. sungguh, bisa bisanya suami nya ini polos di keadaan genting seperti ini.

"Aku haid kak, bukan nya berdarah." Balas Nara ingin menangis, capek.

"O-oh, haid toh." Reyhan cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang