24 || Nara kenapa?

56K 2.9K 347
                                    

Hai semuanya 🧚‍♀️✨

Ayo tekan tombol bintangnya!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar di setiap paragrafnya🌞

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar di setiap paragrafnya🌞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Disaat tuhan menggambarkan keindahan, disaat itulah kamu tercipta."

~Reyhan Renald Avagaskar.

🌞🌞🌞


Satu bulan berlalu..

Nara sedang makan bersama dengan Reyhan diruang makan, hubungan mereka mulai membaik setelah kejadian satu bulan yang lalu, tapi minusnya, mereka masih pisah kamar.

Nara juga merasakan sikap Reyhan akhir-akhir ini selalu perhatian kepadanya, bahkan sekarang. laki laki itu tengah memasukan sedikit sambel ke piringnya, karena Reyhan yakin, kalau Nara yang mengambil sambel itu maka tak tanggung-tanggung, mungkin saja seluruh sambel yang berada di mangkok itu dituangkan semuanya ke piring Nara.

Nara pecinta pedas, begitulah yang menggambarkan ciri-ciri cewek cantik itu.

"Kak Reyhan, tambahin dikit aja sambelnya, pliss." Rengek Nara.

"Lo udah banyak makan sambel Nar, nanti sakit perut loh." Reyhan berusaha memberi Nara pengertian, ia hanya tak ingin Nara sakit perut karena kebanyakan memakan sambel terasi.

"Dikit aja lah kak, plisssss." Ucap Nara memohon, baru saja tangannya hendak mengambil sambel itu, namun dengan cepat Reyhan mengangkat sambel itu tinggi-tinggi.

"Jangan bandel Nar, ini demi kebaikan lo sendiri." Nara hanya menghela nafasnya pasrah lalu melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Melihat wajah Nara yang terlihat ingin memakan sambel itu, membuat Reyhan tak tega. dengan sedikit berat hati, ia menyendokan sedikit sambel terasi kepiring Nara.

"Terakhir." Melihat sikap Reyhan barusan membuat Nara senang, ia kembali melanjutkan makan nya.

Baru saja hendak menyuapkan makanannya lagi, Nara merasakan gejolak aneh pada tubuhnya, cewek itu membekap mulutnya, merasakan sesuatu ingin keluar dari mulutnya.

Huek!

Nara berlari menuju wastafel untuk mengeluarkan semua isi perutnya.

Huek! Huek! Huek!

Nara memuntahkan isi perutnya di wastafel, ia merasakan tengkuknya diurut lembut oleh seseorang, tak perlu tau itu siapa, yang jelas orang itu adalah suaminya sendiri.

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang