22 || Effort Reyhan

53.5K 2.9K 445
                                    

Hai semuanya 🧚‍♀️✨

Kalian baca capter ini jam berapa?

Ayo tekan tombol bintangnya!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar di setiap paragrafnya

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar di setiap paragrafnya✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tau bahagiamu bukan denganku. Aku sudah cukup senang melihatmu dari jauh, jadi maaf aku pernah memaksa perasaanmu."

~Reyhan Renald Avagaskar.

🌞🌞🌞


Erlan menurunkan tubuh Nara di brankar yang berada di UKS, Laki-laki itu merasa khawatir dengan keadaan Nara, andai saja waktu itu ia tak berjongkok. mungkin saja bola itu mengenai kepalanya dan Erlan rela akan itu. ia lebih rela bola basket itu mengenai kepalanya daripada kepala orang yang ia cinta.

Thiya membawa mangkok yang berisi air es dan kain yang ia bawa dari kantin, perempuan itu mendudukan dirinya disamping brankar, ia memegang sisi kanan kepala Nara yang terkena bola basket.

Baru saja Thiya hendak menempelkan kain, suara gedoran pintu menganggu kosentrasinya.

"Ck, siapa sih?" Tanya Thiya kesal.

"Bentar." Erlan menjalan menuju pintu lalu membukanya, dapat ia lihat seorang laki laki keturunan chindo sedang berada di depannya dengan raut wajah tak bisa digambarkan, raut wajahnya seperti campur aduk, antara marah, kesal, menyesal, dan khawatir menjadi satu.

"Ngapain lo disini?" Tanya Erlan kepada pria di depannya.

"Salah gue berada disini?" Tanya Reyhan balik, bahkan alis laki laki itu terangkat sebelah.

"Jelas salah, gara-gara lo, kepala Nara jadi kena bola basket Akibat kecerobohan lo." Jawab Erlan menekan seluruh kata-katanya.

Reyhan menggeleng kecil, tak habis pikir dengan Erlan. "Harusnya lo yang kena bola itu, bukannya Nara." Ucap Reyhan tajam.

Erlan tertawa pelan. "Ohh jadi sasaran nya ke gue? Aduh miris banget. bukannya mengenai kepala gue malah mengenai kepala Nara, ck ck ck. payah." Ledek nya membuat Reyhan naik pitam.

Reyhan tersenyum smirk. "Minggir lo, gue pengen ketemu sama Nara." Ucap laki-laki itu.

"Nggak boleh, Nara lagi diobatin sama kakaknya, mending lo pergi deh, hus hus hus." Usir Erlan, seperti mengusir anak kucing.

Wah bener bener lu ya lan:)

Reyhan mengepalkan tangannya, pertanda ia marah. "Gue pengen ketemu sama Nara, lagian ini Urusan gue sama Nara, bukan urusan lo." Desis Reyhan.

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang