32 || Drama di pagi ini

61.1K 2.7K 618
                                    

Hai semuanya 🧚‍♀️✨

Ayo tekan tombol bintangnya!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar di setiap paragrafnya🌞

*Typo tandain!

"Ngapain mikirin perasaan orang lain? sedangkan orang lain aja gak mikirin perasaan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain mikirin perasaan orang lain? sedangkan orang lain aja gak mikirin perasaan kita."

~Royan Romi Avagaskar.

🌞🌞🌞


"Aduh Nar, bayinya lucu banget." Ujar Alifa merasa dengan bayi yang berada digendongan Nara.

Pagi-pagi buta Alifa, Sam, Fajar dan Zhico pergi kerumah Reyhan dan Nara karena ingin berkunjung katanya, apalagi saat Reyhan memberitahu mereka kalau ada bayi kecil yang dia temukan di taman kemarin, membuat teman-temannya pergi kerumahnya.

"Bibit unggul nih bayinya, siapa sih yang udah buang bayi kayak gini? tega bener." Celetuk Zhico menatap bayi laki-laki yang sedang meminum susu bayi di dot kecil yang dipegang Nara.

"Emang kronologinya gimana sih, kalian bisa nemuin bayi di taman?" Tanya Sam dengan jiwa keponya.

"Kemarin gue sama Nara makan bakso disekitaran taman, terus gak sengaja denger suara bayi di taman, yaudah gue sama Nara cek aja, ternyata memang ada bayi disana." Reyhan menjawab pertanyaan Sam.

Fajar mengurut hidungnya, seperti ada sesuatu yang ganjal saat melihat wajah bayi ini. wajahnya pun seperti dengan mirip seseorang tapi siapa? Fajar sangat tidak asing dengan wajah itu.

"Bayi ini mirip sama siapa ya, gue ngerasa familiar dengan wajahnya." Gumam Fajar bingung.

Sam ikutan mengangguk. "Gue juga, tapi siapa?" Tanyanya ikutan bingung.

Reyhan mengamati wajah bayi itu, seperti tidak asing karena wajah bayi itu sangat familiar dengan seseorang yang selalu ia temui, tapi siapa?

"Gue ngerasa wajah bayi ini sekilas mirip Laura, iya gak sih?" Zhico berucap, karena wajah bayi ini sekilas mirip Laura. seorang gadis berambut hitam dengan campuran ungu metalik di ujung rambutnya.

"Nah iya kak Laura, gue ngerasa wajah bayi ini mirip kak Laura." Ucap Fajar yakin, karena bentuk pahatan itu sama persis dengan wajah Laura, walau tidak begitu mirip-mirip juga sih, tapi mirip gitu, paham gak sih?

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang