21 || Menghindar

54.4K 2.7K 387
                                    

Hai semuanya 🧚‍♀️✨

Kalian baca capter ini jam berapa?

Ayo tekan tombol bintangnya!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar di setiap paragrafnya

"Jalannya tanpa tujuan lagi ya? Gapapa, setidaknya lo udah berani untuk beranjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jalannya tanpa tujuan lagi ya? Gapapa, setidaknya lo udah berani untuk beranjak."

~Reyhan Renald Avagaskar.

🌞🌞🌞


Nara hanya diam menatap pemandangan didepannya, terlihat Thiya dan Rahman sedang bercanda gurau, Thiya yang melawak dan Rahman yang tertawa sambil mengemudi mobilnya.

Kapan gue ngerasain kayak gitu ya? Batin Nara sambil menatap pemandangan didepannya.

Sebenarnya Nara sangat malas untuk pergi kesekolah, alasannya karena tak ingin bertemu dengan Reyhan, tapi karena paksaan dari Thiya akhirnya cewek itu mau tak mau harus menurut, seragam yang dipakai Nara pun adalah seragam milik Thiya, walau ukurannya berbeda karena Nara lebih besar dari Thiya, tapi itu tak masalah, toh. yang penting Nara masih bisa memakai seragam sekolah.

Beberapa menit kemudian, Rahman memberhentikan mobilnya didepan gerbang sekolah, Nara turun terlebih dahulu dari mobil, ia berjalan menuju pintu mobil Thiya.

Nara menatap Thiya yang masih berada di dalam mobil, Thiya bersaliman dengan Rahman, dibalas Rahman yang mencium punggung tangan Thiya. tak lupa mencium keningnya lama.

Nara tersenyum kecut melihatnya, bohong kalau ia tak iri dengan Thiya yang mendapatkan suami penyayang dan tulus seperti Rahman.

Thiya turun dari mobil setelah berpamitan ke Rahman, Thiya melambaikan tangannya saat mobil Rahman menjauh meninggalkan kawasan sekolah.

Ia beralih menatap Nara. "Kenapa tuh wajah masam?" Tanya Thiya kepada Nara yang tak bersemangat.

"Ya lu pikir lah kak, gue kan males banget sekolah, coba aja bukan karena paksaan lo, mungkin hari ini gue gak sekolah." Jawabnya ketus.

"Heh, gue nyuruh lo sekolah demi kebaikan lo, supaya lo pinter, kalau lo cuman dirumah aja, yang ada lo tambah malas dan gak dapat ilmu." Ucap Thiya bijak.

Nara hanya menyenye ucapan kakaknya, membuat Thiya kesal.

"Gue serius Nara!" Sarkas Thiya saat melihat wajah Nara yang sepertinya sedang mengejeknya.

"Serah lo deh kak, males debat sama lo." Ucap Nara lalu pergi terlebih dahulu, meninggalkan Thiya yang menatapnya lelah.

"Gini banget ya gue punya adek." Gumamnya lalu menyusul Nara yang sudah lebih dahulu masuk kedalam kawasan sekolah.

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang