42 || Sisi lain Laura.

38.3K 2.2K 664
                                    

Jangan lupa teken tombol bintangnya yaa cantik 💗

Ayoo tinggalkan jejak kalian berupa komentar di part ini🤗❤

Ayoo tinggalkan jejak kalian berupa komentar di part ini🤗❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌞🌞🌞

Nara duduk diterminal bus dengan keadaan yang jauh dari kata-kata baik saja, wajah yang pucat, mata sembab dan hidung yang memerah kini sedang menghiasi wajah cantiknya.

Semilir angin yang liar berhembus cukup kencang membuat kerudung yang dipakai Nara berhembus, cewek itu menyandarkan tubuh rapuhnya dikursi yang tersedia di terminal bus, ia memeluk dirinya sendiri.

"Dingin, aku pengen dipeluk sama tubuh hangat kak Reyhan." Lirih Nara, air matanya kembali menetes, karena setiap mengingat kejadian tadi membuat Nara kepikiran dan berujung sakit hati karena telah di bentak oleh Reyhan.

"Kepada jadi kayak gini ya Allah, ujian apalagi yang engkau berikan kepada hambamu yang lemah ini." Nara menutup wajah cantiknya, semakin terisak dimalam yang dingin ini.

"Sendirian aja neng?" Nara tersentak saat seseorang preman berwajah seram duduk disampingnya, apalagi preman itu menatapnya nyalang.

"Cantik banget nih cewek, lumayan lah." Preman itu tersenyum mesum, Nara perlahan menggeser posisi duduknya, tak ingin kalah preman itupun juga menggeser tempat duduknya, mengikuti Nara.

Jantung Nara berdegup kencang, cewek itu ketakutan, apalagi jalanan cukup sepi, membuat Nara semakin waspada dengan preman ini.

Nara hendak berlari dari posisinya, tapi preman itu menarik pergelangan tangannya membuat dirinya tidak bisa pergi kemana-mana.

"Mau kemana neng? Sama abang aja sini." Pegangan preman itu semakin kuat, Nara terus menarik pergelangan tangannya sekuat mungkin, tapi tenaga nya tidak sekuat tenaga laki-laki.

"TOLONG!" Nara berteriak, berharap ada yang menolongnya.

"Diam!" Preman berambut panjang itu membekap mulut Nara dengan tangannya, Nara memberontak sekuat tenaga, berusaha bisa lepas dari preman itu.

"TOLONG!" Meski suaranya teredam, Nara terus berteriak, tak peduli jika nanti suaranya habis karena terus berteriak, yang ia inginkan hanya bisa lepas dari preman kampung ini.

"Kalau lo teriak, gue bakal perkosa lo disini." Ancam preman itu. Nara menggigit tangan preman itu membuat bekapan tangannya terlepas. Nara juga menendang aset lelaki itu membuat sang preman merintih.

Itu kesempatan Nara untuk kabur, Nara berlari sekencang mungkin sambil berteriak minta tolong.

"TOLONG!" Nara terus berlari dan berteriak minta tolong.

"BERHENTI WOY!" Nara menoleh kebelakang, ia terkejut saat preman itu mengejarnya, Nara terus berlari secepat mungkin, tanpa memikirkan keadaanya.

Yang penting ia bisa terhindar dari preman itu!

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang