17 || Kemarahan Reyhan

64.5K 3.1K 326
                                    

Hai semuanya🧚‍♀️✨

Jangan lupa tekan tombol bintang dan ramaikan dengan mengisi kolong komentar 🤩

Terimakasih untuk 10k pembaca ><

Oh iya Rara pengen bilang Minal Aidin Wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin!! 💐💞

"Yang mencintai lo memang bukan hanya gue, tapi yang tetap mencintai lo di saat lo mencintai orang lain hanya gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang mencintai lo memang bukan hanya gue, tapi yang tetap mencintai lo di saat lo mencintai orang lain hanya gue."

~Reyhan Renald Avagaskar.

🌞🌞🌞


"Nara, lo kenapa?" Reyhan terlihat panik saat melihat Nara yang bergerak gelisah, apalagi gadis itu berkeringat dingin, sudah berberapa kali Reyhan mencoba membangunkan nya, bukannya bangun, Nara malah semakin menjadi-jadi.

Tanpa sadar, Nara meneteskan air matanya, membuat Reyhan menatapnya bingung.

"Nara lo ken--"

"Bangjun jangan tinggalin Nara lagi." Reyhan terkejut mendengar ucapan lirih dari Nara, padahal gadis itu masih menutup matanya, Apa Nara sedang mengigau?

"BANGJUN."

Reyhan terkejut mendengar teriakan dari Nara, ternyata Nara sedang memimpikan Juna, Reyhan merasakan hatinya sedikit perih, karena setahu Reyhan kalau memimpikan seseorang yang telah meninggal menandakan kalau dia sedang merindukan kehadiran orang tersebut, dan Reyhan dapat menyimpulkan kalau sekarang Nara sangat merindukan sosok Juna.

Kenapa lo harus hadir di mimpi Nara Jun? Batin Reyhan sendu.

Nara membuka perlahan matanya, dadanya naik turun akibat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. ternyata hanya mimpi, tapi mengapa? Mimpi itu serasa menjadi nyata.

"Are you okay?" Tanya Reyhan menatap Nara yang mencoba menetralkan detak jantungnya.

Nara mengangguk. "Aku nggak papa kok."

Bohong kalau Nara mengatakan itu, nyatanya dia sedang tidak baik baik saja akibat mimpi yang tadi dialaminya.

Reyhan tersenyum tipis, cowok itu melirik jam yang masih menunjukan jam 2 malam, rasa kantuk mulai mengusiknya, sebelum tertidur, ia harus memastikan Nara tidur terlebih dahulu, takutnya gadis itu tidak tertidur akibat mimpi yang tadi ia alami.

"Lo tidur ya, masih malam." Nara menatap jam dinding yang menunjukan pukul dua, gadis itu mengangguk pelan lalu kembali memejamkan matanya, Reyhan mengusap kepala Nara membuat Nara nyaman di posisinya, dirasa Nara sudah benar benar tertidur. barulah Reyhan menyusul Nara ke alam mimpi.

Halfway House (SUDAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang