Terebah dengan posisi telentang, Soraru menatap kosong langit berawan diatas sana. Walau sinar matahari masih menyinari bumi, entah bagaimana sinar itu sama sekali tidak mengenainya yang ada di antara celah gang.
Atau mungkin matahari pun tidak bersedia memberinya kehangatan ataupun menyinari hidupnya.
Padahal niatnya kabur dari rumah agar bisa bebas dari ringan tangan keluarganya dan mengurangi sedikit beban hidupnya. Tapi dia lupa bahwa di balik pintu rumahnya yang kejam, ada dunia 'masyarakat' yang jauh lebih kejam lagi. Entah siapa yang menyebarkan berita, teman-teman sekelasnya tahu dia kabur dari rumah dan melaporkannya pada guru. sang guru juga boro-boro membantunya dan memperburuk keadaan dengan memanggil kedua orangtuanya.
Niatnya kabur dari orang-orang dewasa itu, dia malah bertemu dengan anak-anak bermasalah yang selalu membullynya dan beginilah keadaannya sekarang. Belum sempat menyusun kembali tembok mentalnya, fisiknya sudah harus menerima pukulan lagi hingga ia mati rasa sekarang.
Ia harus bangun sebelum ketahuan. Orang-orang dewasa bajingan itu pasti sedang mencarinya.
"Hei, apa yang kau lakukan disini? Kenapa malah tiduran?"
Sungguh pertanyaan yang bodoh.
Melirik ke asal sumber suara, Soraru menemukan sosok pemuda bersurai putih yang melipat lutut dan menatapnya penasaran. "Kamu selalu suka menatap langit, ya."
Mendengus pelan, Soraru beralih kembali untuk kemudian seluruh pemandangan di sekitarnya berubah total. Gang sempit, gelap, dan bau sampah itu kini berubah menjadi pematang hijau luas dengan langit membentang luas. Hembusan angin yang sejuk begitu terasa melewatinya seolah memberitahunya bahwa apa yang ada di depannya ini adalah nyata.
Bahunya di tepuk dua kali oleh si pemuda putih. "Hei, aku bertanya lho. kok bengong?".
"..........".
Apa yang terjadi? Soraru sama sekali tidak paham. Tapi, ia yakin 100% keadaan aneh ini terjadi karena kemunculan pemuda di dekatnya ini.
"Halo~?". Pemuda putih itu melambaikan tangannya di depan wajah Soraru.
Grep!!
"WHOA-- hei! Jangan ngagetin begitu!". Pekik si pemuda tatkala Soraru tiba-tiba menggenggam tangannya erat. Soraru tercenung lama sebelum akhirnya pelan-pelan melepas tangan pemuda itu. "Maaf... kupikir, aku sedang bermimpi."
"Mimpi? mungkin bisa di bilang begitu?"
Melirik kearah si pemuda, Soraru memandangi surai seputih salju lembut yang terhempas angin dan wajah manis yang tersenyum kecil terukir. kalau di perhatikan lebih jauh lagi, sepasang manik merah ruby itu tampak berpendar indah dengan bulu mata lentik dan panjang. Pemuda itu mendudukkan diri di samping Soraru dan memeluk lututnya erat.
"Apa sesuatu terjadi padamu?". Tanya pemuda itu.
Terdiam sejenak, Soraru kembali mendongak menatap langit. Kedua tangannya lurus ke belakang menopang tubuh dan mengerjapkan mata beberapa kali. "Entahlah, saking sering terjadi aku jadi bingung menjawab pertanyaanmu."
"um... kamu gak penasaran soal hal lain lagi?"
"Jadi kau mau aku tanya soal tempat ini dan dirimu di saat kamu keliatan kayak yang malu ditanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakoi || ATR
Short Story• Utaite Fanfiction • Special Oneshoot Edition Hanahaki Byou. Sebuah penyakit yang entah muncul darimana dan memiliki satu pemicu. Yaitu "cinta tak berbalas" atau bisa juga "cinta searah". dan di alami oleh keduanya. baik itu Lavender ataupun Krisan...