• He's My Type • || MafuSora

193 17 29
                                    

Soraru bukanlah orang yang mudah jatuh cinta. Bukan karena ia tengah dilanda masalah hidup ataupun tergila-gila mencari uang. Orang-orang sekitarnya selalu berpikir kalau Soraru adalah tipe yang lebih suka mencurahkan seluruh hidupnya untuk bekerja daripada berlibur atau menghadiri sebuah pesta. Baik itu pandangan yang mengasihani ataupun pandangan curiga, Soraru tidak mau ambil pusing dengan meladeni semua orang. Lagipula ia sudah menjawabnya berkali-kali tapi mungkin semua orang hanya menganggapnya sebagai omong kosong.


"Aku punya tipe sendiri." Begitulah jawabannya setiap kali ditanya tidak berniat punya pasangan? dari teman-temannya. Termasuk yang kali ini juga.


Shima selaku yang melontarkan pertanyaan serupa di detik sebelumnya memasang ekspresi muak. "Kau pikir hanya itu yang mau kudengar darimu?"


Mendecakkan lidah kesal, Soraru beralih dari komputernya dan memicingkan mata. "Itu bukan urusanku. Kau lah yang mau saja diperbudak mereka."


"Oi, oi! Apanya diperbudak! Mereka, kan, hanya penasaran denganmu!"


"Baik. Kuralat. Uang mereka memperbudakmu."


"Ck!" Shima buang muka jengkel. "Intinya aku sudah lelah dengan mereka yang terus penasaran dengan tipe omong kosongmu itu. Jadi berikan saja daftar ciri tipe idealmu biar kusebarkan di grup."


"Bajingan satu ini-" Soraru bersiap mengambil berkas dokumen setebal kepalan tangan di sudut meja.


Shima menyilangkan kedua tangannya cepat, melindungi diri. "Kau, sih, sadar diri makanya!"


"Tidak ada yang salah dariku! Mereka lah yang menyebalkan!" Sunggut Soraru.


Shima mendengus kasar untuk kemudian menyandarkan punggung dan melipat kedua tangan di depan dada. Pembelaan Soraru memang tidak salah. Dia memang tidak salah apapun. Hanya saja realitanya, orang-orang dengan paras menawan dan rupa menarik sepertinya adalah sesuatu yang akan selalu menjadi incaran para wanita. Bukan hal yang aneh untuk terpikat dengan pria muda yang mapan dan pintar seperti Soraru. Belum lagi dengan kepribadian yang dingin namun santun juga tidak banyak bicara dan peka. Siapa juga yang tidak akan berkhayal untuk bisa sekadar bergandengan tangan dengannya. Tapi begitulah Soraru. Orang yang selalu serius dengan pekerjaan sepertinya pasti juga begitu caranya menjalani hidup. Shima bahkan ragu kalau rekan satu divisinya ini benar-benar punya tipe ideal.


"Hmm ... satu saja, deh." Shima menaikkan telunjuknya.


Soraru mengetuk keyboard kesal. "Apalagi sekarang?"


"Tipe idealmu. Sebutkan satu hal saja dari tipe idealmu."


Itu bukan permintaan yang sulit. Tentu saja Soraru bisa menjawabnya. Tapi entah mengapa pria raven itu malah tiba-tiba termenung seolah sedang berpikir keras. Melihat ini Shima melebarkan senyum getir. Tuh, kan, tipe ideal omong kosong, batinnya.


Tapi tanpa diduga, wajah mungil nan halus bak rembulan yang biasanya datar itu mencoba menyembunyikan wajah dengan menunduk. Namun telinga yang tiba-tiba memerah membuat Shima terhenyak di kursinya.

Katakoi  ||  ATRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang