• CindeRaru (4) • || MafuSora

295 30 5
                                    

masuk ke dalam dengan langkah gontai, Soraru yang sudah lelah menangis akhirnya melangkah menuju kamar lamanya dan memutuskan untuk melipat pakaiannya kembali ke dalam bingkisan yang ia sembunyikan di dalam lemarinya. bagaimanapun, pakaian ini adalah bukti bahwa 3 hari bahagianya bersama Mafu bukanlah khayalan. semua itu nyata dan ia pernah merasakan bahagia setelah 17 tahun hidup di bawah siksaan ibu tirinya.

sesampainya di kamarnya, Soraru kembali terisak kala ingatannya kembali pada saat ia membangunkan Mafu dan memancingnya dengan aroma kue panggang yang masih panas. menyeka sudut matanya yang kembali berair, ia menuju lemari untuk mengambil bingkisan kosong miliknya. mengeluarkan bingkisan, Soraru yang hendak menutup rapat pintu menghentikan geraknya.

seingatnya, bingkisan di lemarinya hanya ada satu.

mengambil bingkisan yang jauh lebih berat. Soraru dengan cepat mengenali bingkisan itu dan mengeluarkan kotak di dalamnya. segera membuka kotak, Soraru terhenyak mendapati setelan baju yang sama persis dengan jasnya saat ini. ia ingat betul Mafu juga memesan jas dengan jenis yang sama dengannya. tapi kenapa jas ini memiliki warna yang sama dengan miliknya? bahkan ukurannya juga sama persis.

kebingungan dengan keadaan tak terduga ini, Soraru menemukan secarik surat dalam selipan dalam jas dan membaca isinya.

' jika kau butuh jawaban, datanglah padaku.'.

" ... ".

sekian detik ia diam, ia kemudian memeluk jas yang masih beraroma khas pakaian baru itu dan bergegas mengganti pakaiannya. ada banyak pertanyaan yang hinggap di benaknya. namun seperti yang tertulis di dalam surat, jika ia ingin tahu jawabannya maka istana lah tujuannya berada.

ketempat dimana ia akan menemukan Mafu disana.

selesai berganti pakaian dengan jas yang baru, Soraru memperbaiki make upnya dan bergegas keluar menuju pasar untuk menyewa kereta. baru ia akan berlari menuju pasar, sebuah kereta utusan datang dan meneriaki dirinya.

"TUAAAN!! BERHENTI DISANA!".

Soraru menghentikan langkahnya dan ternganga menatap kereta utusan yang sebelumnya membawa pergi ibu dan saudara tirinya. kusir itu kembali berseru. "cepat naik, tuan!! saya masih ingin kepala saya menyatu dengan leher! anak saya juga masih kecil-kecil!".

Soraru tidak mengerti apa maksudnya, tapi satu hal yang pasti, kusir ini ketakutan seperti sang manager toko pakaian dan penjaga gerbang kita sebelah saat menemui Mafu. memastikan pintu kereta sudah terkunci rapat, kereta utusan itu melaju cepat menuju ke Istana Kagurairo Artefact.

berpegangan erat pada gagang di sisi dalam kereta, Soraru menatap amplop undangan pesta ulang tahun Putera Mahkota. sebelumnya, nama yang tertera di undangan itu hanyalah Soraru. tapi di undangan kali ini, namanya di tulis dengan sangat lengkap dan jelas.

' Teruntuk Putera Baron Orphan, Soraru Orphan '

mendekap undangan erat-erat, Soraru menyusun deretan pertanyaan dan pernyataan begitu ia tiba di istana nanti.

tentunya, kepada satu-satunya sosok yang saat ini berada di otaknya.

•••

aula saat ini di hebohkan dengan Mafu yang turun dari singgasananya dan berjalan menghampiri Baroness Eilidh. dua saudara itu hampir kelepasan menjerit saat menatap langsung paras Mafu yang tersenyum lembut pada mereka. tiga keluarga Baron itu membungkuk hormat dan tidak ragu-ragu menyapa Mafu.

"semoga berkah Dewi selalu menyertai kerajaan. sebuah kehormatan bisa datang ke peringatan kelahiran Putera Mahkota yang agung.". sambut Baroness Eilidh.

Katakoi  ||  ATRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang